Kamis, 10 April 2014
CFA – Confirmatory Factor Analysis
CFA – Confirmatory Factor
Analysis
EFA disusun tanpa mengetahui berapa banyak faktor yang sungguh ada
dan variable mana yang terkait dengan konstruk.
CFA ini mirip dengan EFA di beberapa sisi, namun filosofinya jelas
berbeda. Dengan CFA peneliti harus menentukan kedua angka faktor yang ada untuk
sebuah susunan variabel. Dan
dimana tiap faktor akan load pada sebelum hasil dihitung. CFA kemudian
diaplikasikan pada tes dimana memperpanjang apriori peneliti, pola teoretikal
dari faktor loading pada konstruk prespecified
yang mewakili data aktual.
Statistik CFA menyatakan sejauh mana spesifikasi
teori dari faktor cocok dengan realitas. CFA adalah alat yang kita gunakan
untuk mengkonfirmasi ataupun menolak dugaan teori.
Teori pengukuran menentukan bagaimana variabel
pengukuran secara logis dan sistematis mewakili konstruk yang melibatkan model
teori.
Diagram Visual
Pengukuran teori biasanya merepresentasikan
penggunaan diagram visual yang dinamakan diagram path. Diagram path menunjukkan
hubungan antara pengukuran variabel spesifik dan asosiasi konstruknya diantara
hubungan antara konstruk. Path dari konstruk laten pada item pengukuran berbasis
teori pengukuran. Saat CFA diaplikasikan, hanya pada loading secara teori yang
terkait pengukuran pada korenpondensi faktor latenyang dihitung. Highlight ini
merupakan perbedaan utama antara CFA dengan EFA yang mana EFA memproduksi
loading untuk tiap variabel pada tiap faktor, namun dengan CFA tidak ada cross
loading.
Dalam CFA, kita harus menspesifikasikan lima
elemen;
1. Konstruk Laten yang digambarkan elips,
2. Pengukuran Variabel yang direpresentasikan
dengan persegi panjang
3. Item Loading untuk konstruk spesifik
4. Hubungan diantara konstruk, diwakili oleh
tanda panah dari konstruk menuju variabel yang diukur.
5. Eror term tiap indikator ditampilkan
sebagai e pada diagram.
Stage 1 : Menjelaskan Konstruk Individual
Proses dimulai dengan
mengurutkan konstruk yang akan meliputi model pengukuran. Proses mendesain
konstruk baru melibatkan beberapa langkah pengukuran dimana peneliti menerjemahkan
definisi teori konstruk ke dalam variabel pengukuran yang spesifik.
Stage 2 : Mengembangkan Model Secara Keseluruhan
Undimensionalitas, berarti
pengukuran variabel yaitu indikator yang dijelaskan hanya oleh sebuah knstruk. Undimensionalitas
menjadi sangat penting saat lebih dari dua konstruk yang dilibatkan. Dalam
sebuah situasi, tiap variabel pengukuran dihipotesiskan terkait hanya pada satu
konstruk tunggal.
Dua bentuk hubungan
antarvariabel adalah kovarians diantara eror dari dua variabel pengukuran yaitu
:
1. Within-Construct Error Covariance :
Dua tipe kovarians antara eror
termasuk kovarians diantara eror yang mengindikasikan konstruk yang sama.
2. Between-construct Error Covariance :
Kovarians antara dua eror item
yang mengindikasikan konstruk yang berbeda.
Stage 3 : Mendesain Studi
Untuk Membuat Hasil Empiris
Skala Pengukuran CFA
CFA Model bertipe termasuk indicator reflektif yang diukur
berdasarkan ordinal atau pengukuran yang lebih baik. Indikator dengan respon
ordinal setidaknya mengalami dua respon kategori yang bisa diperlakukan sebagai
interval atau bila variable kontinu.
Menspesifikasi Model
CFA bukan EFA, digunakan untuk menguji model pengukuran. PErbedaan
utama antara CFA dan EFA adalah kemampuan peneliti untuk muengguakan CFA untuk
melakukan tes eksak pada pengukuran teori dengan menentukan korespondensi
antara indicator dan konstruk.
Stage 4 : Mengamati
Validitas Model Pengukuran
Menilai Kecocokan
Hasil dari CFA adalah bermanfaat untuk mengkonfirmasi apakah model
teori pengukuran sudah valid. Sangatlah berbeda dari EFA dimana eksplorasi data
mengidentifikasi konstruk potensial. Banyak peneliti menggunakan EFA pada satu
atau lebih sample sebelum mencapai poin untuk mencoba untuk mengkonfirmasi
model. Hasil EFaA adalah alat yang cocok untuk mengidentifikasi faktor diantara
variable-variabel multiple.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar