Chapter 3
Globalisasi , Perusahaan Multinasional
dan Hubungan Employee
Kultur nasional adalah konteks yang sangat penting
yang berpengaruh dan mengindentifikasi beberapa keuntungan yang diklaim dan
dikritisi oleh MNC dan internasionalisasi bisnis.
Banyak istilah yang dgunakan untuk organisasi
mutinasional, misalnya global, transnasional, internasional dan seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, multinasional.
Hofstede (1997) mengidentifikasi lima arti
ekspansi international :
- Greenfield
start
- Foreign
takeover
- International
Merger
- Foreign
Joint Venture
- Partial
cooperation with foreign partner
Saat outcomes setidaknya berbagi kepemilikan dan
kontribusi, kita dapat katakan bahwa hasil organisasi merupakan MNC. Namun bila
tidak ada sharing, maka perusahaan itu aktive secara internasional, dan bukan
termasuk MNC.
Alasan Mengapa Berinvestasi ke Luar Negri dan Penentuan Lokasi
Barrel dan Pain (1997) menyatakan alasan mengapa
aktivitas produksi dilakuakn melintas batas negara :
- Market
Size
- Cost
Differentials
- Peran
yang dimainkan oleh pengetahuan berbasis ases spesifik perusahaan
- Mengembangkan
akses pasar dan melancarkan kendala perdagangan
MNC : Pendekatan Manajemen dalam Hubungan dengan Karyawan
Etnosentris
Nilai, kultur, dan keputusan strategi ditentukan oleh
induk perusahaan dimana hal itu memberikan sedikit kekuatan atau otonomi pada
cabang di luar negri. Cabang perusahaan mayoritas dikelola dan dikontrol oleh
ekspatriat atau staf yang berasal dari perusahaan induk, dan karyawan lokal
hanya memberikan sedikit input ke dalamnya.
Polisentris
Cabang perusahaan biasanya dikelola oleh negara
asal perusahaan dan disegani sebagai otonomi unit bisnis. Investasi keuangan
dan strategi keseluruhan masih ditentukan oleh petingginya namun pendekatan ini
mendemonstrasikan kesadaran bahwa negara yang mempertimbangkan keragaman dan
karena itu manajer lokal biasanya memahimi kebutuhan pemenuhan regulasi lokal.
Regiocentric and Geocentric
Cabang dan fungsi perusahaan dikelola secara
regional atau geografikal seperti worldwide atau global. Kontrol staf dan
keputusan ditentukan secara regional atau geografikal dan terdapat kecenderungan manajer untuk condong ke salah
satu regional atau geografikal, sehingga orang terbaik akan diangkat
darimanapun dia berasal.
Ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan dan
riset mengidikasikan diantara faktor
yang menganjurkan pendekatan etnosentrisme ;
Ø
Performa
rendah berujung pada masalah hubungan dengan pekerja
Ø
Ukuran
relatif dari pasar home dan asing,
Saat pasar home country
relatif besar, maka ada kecenderungan untuk memperlakukan cabang sebagai
tambahan operasi domestik dan tetasp mengontrolnya secara subyektif dengan
etnosentis.
Ø
Apabila
investasi merupakan lahan hijau yang luas.
Investasi jenis ini
menyediakan kesempatan yang lebih besar untuk MNC untuk mengespor praktik dan
pendekatan home-country.
Ø
Anggapan
suksesnya praktik home-country
Anjuran banyak memperhatikan
kultur orang Jepang untuk mengadopsi etnosentrisme pada berbagai operasional
mereka di luar negri, dan penekanan itu banyak ditiru oleh perusahaan
non-Jepang.
Ø
Derajat
jarak kultural.
Semakin dekat negara yang
dimaksud, maka semakin mirip kultur dan tradisinya, maka semakin memungkinkan
untuk melakukan etnosentrisme.
Edwards et al., (1999) berargumen bahwa difusi
dalam MNC adalah kombinasi produk dari faktor struktural dan proses politik
internal. Terdapat empat faktor struktural dimana mengidentifikasi yang
signifikan ;
1.
Country
of Origin
2.
Derajat
integrasi produksi
3.
Perluasan
dimana perusahaan terstruktur diantara lini global
4.
Produk
pasar alamiah
Produk pasar alamiah apakah selera konsumen lintas
negara homogen atau kompetisi pasar secara internasional, mempengaruhi
perluasan bagaimana realisasinya atau keinginan mengintergrasi aktivitas
produksi dan struktur manajemen internasional.
Apabila selera konsumen lintas negara berbeda dan
kompetisi nasional, maka biasanya produksi dan struktur manajemen akan menjadi
spesifik nasional dan itu akan memungkinkan kurang relevan dan lebih sulit
untuk organisai untuk mendifusikan praktiknya.
Manajer lokal mungkin mampu menentang difusi pasar
dimana lokal dan sentral manajer mampu untuk melakukan difusi tersebut selama
kompetisi internal antara pabrik dan investasi dimana difusi adalah salah satu
dari faktor yang digunakan dalam akun untuk menentukan dimana investasi harus
ditanamkan.
MNC dan Trade Unions
Satu dari kelemahan menentang trade union adalah
mereka merupakan organisasi nasional dan kita mendiskusikan ssesi berikut ini
dari kelemahan trade unions di level internasional. Kennedy (1980) dan Dowling
et al., (1999) menyatakan bahwa MNC bisa :
Ø
Memiliki
sumber finansial yang kuat yang memungkinkan mereka untuk menyerapkerugian dari
beberapa cabang luarg negri yang memiliki perselisihan dengan trade unions
namun tetap menunjukkan profit pada operasi global.
Ø
Memiliki
alternatif sumber suplai dan ini yang mungkin membentuk dual sourcing eksplisit
untuk meengurangi kerentanan perusahaan untuk mudah diserang oleh trade unions.
Ø
Mampu
untuk memindahkan produksinya secara temporer ke negara lain yang slah satunya
adanya ancaman penutupan fasilitas di sebuah negara yang disebut ‘exit option’
Ø
Mampu
bersembunyi dari serikat yang memusatkan pengambilan keputusan dari kontrol HQ
yang secara fisik tidak mudah ditemukan bagi trade unions untuk melakukan deal
dengan pembuat keputusan perusahaan sesungguhnya.
Ø
Memiliki
kapasitas untuk ‘investment strike’ menolak menginvestasikan dana tambahan
untuk pabrik.
Tentu saja banyak alasan rasional mengapa
employers memilih untuk menghindari trade unions sebisa mereka, dua atau lebih
disebabkan karena eksistensi dan pengenalan trade unions pasti mengimplikasikan
beberapa limit diatas kemampuan yang tidak bisa dijangkau prerogatif manajer.
Tentunya ini adalah tujuan trade unions termasuk meningkatkan standar hidup
pekerja dan banyak amajaer melihat ini murni peningkatan yang dilakukan trade
unions dan bisa mengancam kompetisi.
Pengaruh Trade Unions pada MNC
Dowling dan Schuler (1990) menyatakan kemampuan
batas pilihan MNC dari tiga hal :
- Dengan
mempengaruhi level upah
- Dengan
membatasi variasi level pekerjaan
- Dengan
menghalangi integrasi global
Biasanya berdampak adanya peningkayan dalam
operasi rendah teknologi dimana labor cost sebagai proporsi terbesar dari total
cost. Banyak negara memiliki legislasi yang mengutamakan upah minimum atau
melarang praktik kerja berlebihan kecuali bila perusahaan mampu menunjukkan
kondisi struktural yang membuat kerugian labor ini tidak dapat dihindari.
Kemampuan trade unions untuk mempengaruhi
kebijakan dan aktivitas MNC juga tergantung struktur MNC dan perpanjangan dari
cara mengintegrasikan rantai produksi.sebagai contoh saat perusahaan bergantung
pada sebuah grup employee tunggal untuk komponen dasar tanpa mengikuti langkah
produksi tanpa bisa menggantikan dengan grup employee lain, maka trade unions
memiliki bargaining power.
Union mempengaruhi tidak hanya penundaan
rasionalsasi dan integrasi jaringan manufaktur MNC dan meningkatkan biaya dari
beberapa penyesuaian, tetapi juga bisa mengurangi efisiensi di beberapa
industri seperti automobile secara permanen.
Respon Trande Unions
Study dari pergerakan trade unions di
negara-negara yang berbeda menunjukkan keragaman dari trade unions ; basis
keanggotaannya, struktur mereka, obyek dan orientasinya, dan afiliasi politik
diantara negara-negara tersebut. Saat satu negara menderita karena penurunan
perekonomian, trade union secara resmi dapat mengambil perhatian nasional untuk
konstituen mereka sendiri.
International Trade Unions Organization
Global Unions
ICFTU – International Confederation of
Free Trade Unions, yang
menekankan perhatiannya pada ;
Ø
Respek
pada perlindungan serikat pekerja dan hak pekerja
Ø
Pemberantasan
paksaan pekerja anak
Ø
Mempromosikan
kesetaraan untuk pekerja perempuan
Ø
Lingkungan
Ø
Program
pendidikan untuk serikat pekerja di seluruh dunia
Ø
Mendukung
organisasi dengan pekerja muda
Lima Prioritas ICFTU di abad 21 :
1.
Standar
internasional pekerja
2.
Menangani
multinasional
3.
Hak
serikat pekerja
4.
Kesetaraan
wanita, ras dan imigran
5.
Organisasi
serikat pekerja dan rekrutmen
International Regulation and Control od MNCs Activities
ILO – International Labor
Organization
Kegiatan ILO meliputi ;
Ø
Ketenagakerjaan
termasuk kesempatan dan perlakuan serta promosi dan keamanan bagi pekerja
Ø
Training
Ø
Kondisi
kerja termasuk wages and benefits, usia minimun pekerja serta kesehatan dan
keamanan
Ø
Hubungan
industrial termasuk kebebasan berasosiasi, collective bargaining, konsultasi
dan deal dengan keluhan maupun perselisihan.
0 komentar:
Posting Komentar