Tahap
4: Deriving
Solusi MDS dan Menilai
Overall Fit
1. Bagaimanakah MDS
menentukan posisi optimal dari objek dalam ruang persepsi?
-
Sebagian besar program
MDS mengikuti langkah prosedur yang melibatkan pemilihan perbandingan, konfigurasi agar sesuai dengan
ukuran, dan pengurangan dimensi.
-
Kriteria
utama untuk menentukan posisi yang optimal adalah menjaga hubungan yang diinginkan antara peringkat asli data dan
jarak antara titik yang diturunkan.
-
Degenerate
Solution : Peneliti harus berhati-hati terhadap degenerate
solution yang merupakan peta persepsi yang tidak akurat. Degenerate
solution dapat diidentifikasi dengan pola melingkar objek atau pola clustered objek
di dua ujung dimensi tunggal.
2. Bagaimana jumlah dimensi dimasukkan
dalam menentukan pemetaan persepsi?
-
Trade-off
yang paling cocok dengan jumlah dimensi terkecil yang dimungkinkan dalam
menentukan pemetaan persepsi. Interpretasi lebih dari tiga dimensi sangatlah
sulit.
-
Tiga
pendekatan untuk menentukan jumlah dimensi:
Ø
Evaluasi
Subyektif : Peneliti mengevaluasi mapsand spasial untuk menentukan apakah
konfigurasi yang dihasilkan terlihat wajar.
Ø
Pengukuran
Stress pengukuran: mengukur proporsi varians dalam data yang tidak
diperhitungkan oleh model. Ini adalah kebalikan dari fit index tersebut.
Ø
Indeks
stres rendah yang diinginkan, karena stres diminimalkan ketika obyek
ditempatkan dalam konfigurasi sedemikian rupa sehingga jarak
antara objek paling cocok dengan jarak asli.
-
Scree
plot dari stres indeks: Ukuran stres untuk model dengan berbagai jumlah dimensi
dapat diplot untuk membentuk screeplot seperti pada analisis faktor.
Interpretasi plot ini adalah sama, di mana analis akan mencari lengkungan pada
plot line.
-
Overall
Fit Index : indeks korelasi kuadrat yang menunjukkan jumlah perbedaan
dalam data yang dapat dijelaskan oleh
model. Ini merupakan ukuran seberapa baik model tersebut cocok dengan data.
Tingkat yang diinginkan dari fit indeks mirip dengan yang diinginkan ketika
menggunakan regresi R².
3. Dengan data preferensi, tiga isu
yang ditambahkan adalah:
1) Estimasi titik yang ideal secara
eksplisit maupun implisit,
2) Penggunaan analisis internal atau
eksternal,
3) Penggambaran titik ideal.
Parsimony:
Parsimony
harus dicari dalam memilih jumlah dimensi. Pengukuran stres dan indeks fit
secara keseluruhan bereaksi sama seperti R² pada regresi. Ketika menambahkan
dimensi, indeks fit selalu meningkat dan stres selalu menurun. Dengan demikian,
analis harus membuat trade-off antara fit dari solusi dan kesulitan penafsiran
didasarkan pada jumlah dimensi.
• Estimasi titik ideal: titik yang ideal
(lebih disukai kombinasi dari disukai sifat persepsi) dapat ditentukan dengan prosedur
estimasi eksplisit atau implisit.
-
Estimasi
Eksplisit : responden diminta untuk mengidentifikasi atau kombinasi yang ideal
dari tingkat atribut hipotesis.
-
Estimasi
Implisit : kombinasi ideal dari atribut secara empiris ditentukan dari
tanggapan responden terhadap ukuran
preferensi pertanyaan.
• Analisis internal versus analisis eksternal
-
Analisis
internal, mengembangkan peta spasial hanya dari data preferensi.
-
Analisis
eksternal, titik fit yang ideal didasarkan pada data preferensi untuk ruang stimulus
yang dikembangkan dari persamaan data.
Rekomendasi :
Analisis
eksternal dilakukan karena adanya kesulitan
komputasi dengan analisis internal
dan fakta bahwa ruang persepsi (preferensi) dan ruang evaluatif (persamaan)
mungkin tidak mengandung dimensi yang
sama dengan arti-penting yang sama.
Ø
Vektor atau titik representasi titik
ideal àtitik yang ideal adalah kombinasi
dari dimensi yang paling disukai.
Ø
Representasi
titik adalah lokasi yang paling disukai dari kombinasi dimensi dari sudut
pandang konsumen.
Ø
Vektor adalah garis diperpanjang dari asal
usul grafik terhadap thepoint yang merupakan kombinasi dari dimensi ditentukan
asideal.
Ø
Perbedaan dalam representasi : dengan representasi titik,
penyimpangan dalam setiap arah mengarah ke objek yang tidak disukai, sedangkan
dengan vektor, obyek yang paling tidak disukai adalah yang terletak di arah
yang berlawanan dari vektor yang ditunjuk.
Tahap 5 : Interpretasi Hasil
MDS
- Untuk metode
decomposisional, analis harus
mengidentifikasi dan menjelaskan persepsi dimensi. Prosedur untuk identifikasi dimensi bisa jadi objektif atau subjektif.
• Prosedur Subyektif:
peneliti atau responden secara visual menginspeksi peta persepsi dan mengidentifikasi dimensi yang mendasarinya. Ini merupakan pendekatan
yang terbaik ketika dimensi
sangat tidak berwujud atau afektif /
emosional.
- Prosedur Obyektif : metode formal, seperti LABA, digunakan
untuk mendapatkan dimensi empiris yang mendasari dari peringkat atribut.
Tahap 6 : Memvalidasi Hasil MDS
Ø
Validasi
akan membantu memastikan generalisasi melewati obyek dan populasi.
Ø
Membagi
sampel atau multi sampel dapat digunakan untuk membandingkan hasil MDS.
Ø
Hanya
posisi relatif dari obyek benda yang dapat dibandingkan melalui analisis MDS, dimensi yang mendasari seluruh analisis
tidak dapat dibandingkan.
Ø
Basis
perbandingan dari analisis: visual atau berdasarkan korelasi sederhana dari
koordinat.
Ø
Metode
pendekatan multi: menerapkan kedua metode baik dekomposisional dan komposisional untuk sampel yang sama dan
mencari konvergensi
ANALISIS KORESPONDENSI
Analisis korespondensi (CA) adalah bentuk lain dari peta persepsi yang
melibatkan penggunaan data kontingensi atau cross-tabulasi. Penerapannya
menjadi luas dalam banyak bidang, baik praktisi dan akademis.
Tahap
1 : Tujuan dari Analisis Korespondensi
Analisis
korespondensi akan mengakomodasi kedua hubungan, baik data nonmetrik dan
nonlinear.
-
Tabel kontingensi digunakan untuk mengubah data dari bentuk nonmetrik ke bentuk
metrik.
- Pengurangan dimensi
dilakukan dengan cara yang mirip dengan analisis faktor.
- Melakukan
pemetaan persepsi dimana
kategori bisa ditampilkan dalam dalam ruang
multidimensi.
Tahap 2: Desain
Penelitian dari Analisis Korespondensi
Ø
Analisis korespondensi hanya membutuhkan data matrik
rectangular dari data non negatif.
Ø
Baris dan kolom tidak memiliki makna standar, namun
merupakan tanggapan terhadap variabel kategori.
Ø
Kategori-kategori untuk baris atau kolom dapat menjadi
variabel tunggal atau satu set variabel.
Tahap 3: Asumsi Analisis Korespondensi
Tidak seperti teknik multivariat lainnya, analisis
korespondensi tidak memiliki satu set ketat asumsi. Peneliti hanya perlu peduli
terhadap semua atribut yang relevan.
Tahap 4: Deriving Hasil
CA dan menilai Overall Fit
1.
Analisis korespondensi berasal representasi tunggal dari
kategori (baik baris dan kolom) dalam ruang multidimensi yang sama.
2.
Peneliti harus mengidentifikasi jumlah dan pentingnya dimensi.
3.
Nilai Eigen disediakan untuk membantu peneliti dalam
menentukan jumlah dimensi yang sesuai
untuk memilih dan dalam mengevaluasi kepentingan relatif dari setiap dimensi.
Tahap 5: Interpretasi Hasil
Ø
Tingkat derajat kesamaan di
antara kategori berbanding lurus dengan kedekatan kategori di ruang persepsi.
Ø
Meskipun perdebatan terhadap masalah ini, proximities
hanya harus dibandingkan dalam baris atau kolom dalam
Tahap 6: Validasi Hasil
1.
Generalisasi hasil dapat dibuktikan dengan analisis
split-sampel atau multi-sampel.
2.
Peneliti juga harus menilai sensitivitas analisis
untuk penambahan atau penghapusan objek tertentu dan / atau atribut.
ü
CA tidak
hanya hubungan antara baruis dan kolom, tapi juga hubungan antar kategori
diantara baris dan kolom.
ü
CA
menyediakan sebuah display gabungan dari kategori baris dan kolom dalam dimensi
yang sama. Modifikasi program yang tetap memungkinkan perbandingan interpoin
dari yang relatig dekat yang langsung terkait dengan asosiasi diantara poin
yang terpisah.
Kelemahan
CA diantaranya :
û
Teknik deskriptif
dan tidak semua tes hipotesis cocok. Apabila hubungan kuantitatif kategori
diinginkan, metode seperti log-linear models disarankan.
û
CA seperti
dalam kasus dengan banyak metode pengurangan dimensionalitas, tidak memiliki
metode kesimpulan yang menentukan dimensi mana yang tepat.
û
Teknik
sangat sensitif untuk outliers, baik dalam kolom maupun baris. Untuk tujuan
gereralisasi, problem menghilangkan obyek atau atribut sangatlah penting.
Diskusi
akan memproses empat sesi :
1.
Pengujian
tiga langkah inisial dari proses pembetukan model (Obyek riset, desain riset,
dan asumsu) yang sama diantara kedua metode.
2.
Diskusi
dari dua langkah (Estimasi Model dan Interpretasi) untuk model metode
dekomposisi MDS
3.
Diskusi
dua langkah yang sama untuk metode komposisional (analisis koresponden)
diterapkan pada sampel responden yang sama
4.
Pengamatan
pada enam langkah dari proses pembentukan model (validasi) trough perbandingan hasil dari metode kedua tipe.
Stage 1 : Objective of
Perceptual Mapping
Tujuan
yang sama dari deal riset dengan
perceptual mapping adalah untuk mengeksplor image perusahaan dan kompetisi.
Identifikasi
obyektif untuk inclusion
Berbasis analisa pada
data similarity atau preference
Pemilihan
antara data similarity atau preference tergantung pada analisa obyek dasar.
Similarity data menyediakan perbandingan obyek langsung berbasis atribut
mereka. Hal itu memungkinkan trough
penggunaan teknik berganda untuk mengkombinasi dua tipe data apabila
dikumpulkan.
Penggunaan analisis agregat dan
Disagregat
Keputusan
final melibatkan apakah untuk
menggunakan agregat dan disagregat analisa individual atau dalam common.
Analissa agregat menyediakan persepektif keseluruhan pada sample keseluruhan
dalam analisa tunggal, dengan pemetaan perceptual yang merepresentasikan persepsi
komposisi semua responden. Analisa agregat memungkinkan sebuah analisa
individual dimana semua respinden dapat dianalisa secara terpisahdan meski
digambar dengan pemetaan perceptual mereka sendiri. Dimungkinkan juga
mengkombinasikan dua tipe analisa seperti hasil untuk individu yang ditampilkan
dalam konjungsi dengan hasil agregat.
Stage 2 : Desain riset untuk
Studi Pemetaan Perceptual
Memilih Metode Dekomposisi atau
Komposisional
Pilihan
antara metode dekomposisional (bebas atribut) atau komposisional
(berbasis-atribut) berpusat diantara
level spesifikasi harapan peneliti. Dalam pendekatan dekoposisional, responden
menyediakan hanya keseluruhan persepsi atau evaluasi dalam rangka menyediakan
pengukuran similar secara langsung.
Memilih Perusahaan untuk
Analisa
Dalam
memilih perusahaan untuk dianalisa, peneliti harus memperhatikan dua hal :
- Apakah semua perusahaan komparabel dan relevan
dengan obyek studi,
- Banyaknya perusahaan terkait yang cukup digambarkan
dengan dimensi yang diharapkan
Metode
Nonmetrik vs Metrik
Pemilihan antara metode nonmetrik dan metrik berbasis
gabungan pada tipe analisa yang diperformakan. Seperti program aktual yang
digunakan.
Mengumpulkan
data untuk MDS
Hubungan
utama untuk membangun pemetaan perseptual apakah menggunakan similiarity atau
preferences.
Similiarity
Data
Sebuah
starting poin untuk pengumpulan data analisa MDS didapat persepsi dari
responden memperhatikan similarity dan dissimilaritu dari HBAT dan sembilan
perusahaan kompetitor dalam pasar.
Attribute Rating
Dalam
penambahan similaritas penilaian, rating tiap perusahaan dalam seri atribut
yang didapatkan untuk penyediaan beberapa obyektif yang berarti menjelaskan
dimensi identifikasi dalam pemetaan perceptual.
Evaluasi Preferensi
Merupakan
tipe data yang diamati preferensi di tiap responden dalam pemilihan konteks
spesifik. Data ini digunakan dalam konjungsi dengan pemetaan perseptual yang
berasal dalam multidimensional scaling
untuk menyediakan wawasan dalam korespondensi penilaian similarity dan
preference terus diantara susunan analisa suplemen.
Mengumpulkan data untuk
Analisis Korespondensi
Analisis
korespondensi melakukan tipe diferensiasi data dari teknik lain. Perhitungan
frekuensi di tiap baris mewakili derajat asosiasi antara kategori baris dan
kolom. Satu keuntungan dari CA adalah bahwa CA sangatlah fleksibel dimana dapat
mewakilkan baris dan kolom.
Untuk
CA tingkat nonmetrik dikumpulkan menggunakan delapan atribut yang sama yang
telah didiskusikan sebelumnya dalam pengumpulan data MDS. Dalam tugas ini, tiap
responden dapat dimina untuk mengindikasi persepsi perusahaan dengan menjawab
YES untuk karakter perusahaan terbaik di tiap atribut.
Stage 3 : Asumsi dalam
Perceptual Mapping
MDS : Stage 4 dan 5
Dengan
menspesifikasi 10 perusahaan dikaitkan dengan studi, manajemen HBAT menentukan
bahwa keduanya, pendekatan MDS dan CA digunakan dalam membangun pemetaan
perceptual.
Stage 4 : Asal Hasil MDS dan
Mengamati Kecocokan Keseluruhan
Estimasi
pemetaan perceptual dimulai dengan tipe input data dan model estimasi (agregat
dan disagregat) yang dipilih. Metode seperti pendekatan INDSCAL fleksibel bahwa
dapat menghasilkan agreagat tapi juga menyediakan informasi pada responden
individual yang terkait konsistensi diantara responden.
Metode
INDSCAL MDS dalam SPSS digunakan untuk mengembangkan kedua komposisi, atau
agregat pemetaan perseotual seperti pengukuran perbedaan antara responden dalam
persepsi mereka.
Membangun Dimensional yang
Tepat
Dalam
analisa pertamahasil MDS adalah untuk menentukan dimensional yang tepat dan menggabarkan
pemetaan perceptual. Peneliti harus menganggap kedua ketepata indikasi tiap
dimensi dan kemampuan peneliti untuk menginterpretasi solusi. Seperti dalam
table, substansi pengembangan dalam penekanan pengukuran terjadi saat
perpindahan antara dua atau tiga dimensi setelah semua pengembangan menurun
yang agak dan tetap konsisten seperti peningkatan dlam angka dimensi.
Menyeimbangkan pengembangan dalam kecocokan melawan kesulitan dalam
interpretasi.
Semua
perbedaandirefleksikan dengan posisi relative dalam pemetaan perceptual dan
perbandngan similar yang dapat dibuat diantara semua susunan perusahaan. Untuk
memahami sumber perbedaan ini, bagaimanapun peneliti harus menginterpretasi
dimensi.
Menilai Outliers Potensial
Dalam
proses untuk memilih kecocokan dimensional dan keseluruhan hasil untuk
perbandingan individu. Tiap poin mewakili penilaian similar tunggal antara dua
obyek dengan dengan kecocokan lemah dan digambarkan sebagai outlying poin dalam
gambar. Outlier adalah sebuah susunan penilaian yang mirip yang merefleksikan
kelemaham kecocokan dari sebuah obyek atau responden individual. Dalam sebuah
konsistensi susunan obyek atau individu diidentifikasi merekan dapat
dipertimbangkan uhntuk dihapus.
Pengukuran
kecocokan model dapat dikembangkan untuk tiap individu yang mana peneliti
memiliki perpepektidf kuantitas pada tiap responden. Nilai yang lebih rendah
dari penekanan mengindikasikan kecocokan yang lebih baik, seperti R yang lebih
tinggi. Meskipun tidak ada standar absolute dalam pengamatan pengukuran dengan
model lemah yang relatif, kecocokan dapat diidentifikasi dan berpotensi
dieliminasi dari analisis.
Menguji Asumsi Homogenitas dari
Responden
Dalam
tambahan mengembangkan komposisi pemetaan perceptual INDSCAL juga mengembangkan
arti untuk menilai satu dari asumsi yang mengindikasi korespondensi persepsi
responden. Bobot dihitung untuk tiap responden yang mengindikasi korespondensi
dari perceptual space diri responden, dan agregat pemetaan perceptual. Bobot
ini mengembangkan pengukuran perbandingan diantara responden karena responden
memiliki bobot yang mirip dengan pemetaan perseptual individual. Kombinasi
dengan diskusi dari penekanan nilaii R tidak ada individu terjadi seperti
definisi kandidat untuk eliminasi atau kelemahan kecocokan dalam solusi dua
dimensi.
Supplementary Analysis :
Menggabungkan preferensi pemetaan perceptual
Kita
telah berurusan hanya dengan penilaian dari perusahaan yang berbasis kesamaan,
namun banyak hal kita mungkin berharap untuk memperpanjang analisa untuk proses
pengambilan keputusan dan untuk memahami preferensi responden dari obyek.
Stage 5 : Interpretasi Hasil
Ketika
pemetaan perceptual dibangun, kita dapat memulai proses interpretasi. Rating
untuk tiap perusahaan telah dirata-rata diantara responden untuk pengukuran
tunggal dalam menjelaskan tiap perusahaan.
Pendekatan Subyektif untuk
Interpretasi
Peneliti
dapat melakukan beberapa pendekatan subyektif untuk interpretasi ;
Perusahaan
dapat diprofilkan dalam atribut mereka dengan membedakan indentifikasi atribut
tiap perusahaan. Dalam cara ini, tiap perusahaan dikarakteristikkan dalam
sebuah susunan atributdengan peneliti kemudian menghubungkan atribut pada
asosiasi diantara perusahaan apabila mungkin. Interpretasi dimensi ini lebih
kompleks dimana peneliti harus menghubungkan posisi perusahaan pada dimensi
dalam karakteristiknya.
Suplementary Analysis :
Pendekatan Obyektif untuk Interpretasi
Untuk
mengembangkan sebuah onyektif untuk interpretasi, tambahan program dapat
digunakan untuk mencocokkan rating pada posisi perusahaan dalam pemetaan
perceptual dengan atribut rating bagi tiap obyek. Obyektif itu untuk
mengidentifikasi atribut determinan dalam penilaian similaritas yang dibuat
oleh ondividu untuk menentukan tiap atribut terbaik yang menjelaskan posisi
perceptual perusahaan dan dimensi.
Sekilas Mengenai Hasil
Dekomposisional
Metode
dekomposisional menggunakan citra studi yang diilustrasikan melekat pada
trade-off dan hasil keunggulan dan kelemahan atribut bebas teknik MDS ;
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Penggunaan penilaian similaritas
secara keseluruhan menyediakan pemetaan perceptual berbasis tidak hanya pada
criteria yang relevan yang dipilih oleh tiap responden. Responden juga dapat
menggunakan penilaian berbasis susunan criteria yang dianggap relevan dalam
sebuah pengukuran tunggal dari keseluruhan similaritas.
|
Penggunaan atribut teknik bebas
memberikan peningkatan, bagaimanapun kesulitas interpretasi dari pemetaan
perceptual dalam atribut spesifik. Peneliti membutuhkan sebuah basis
kesimpulan untuk membandingkan disbanding obyek lain tanpa konfirmasi
langsung dari responden.
|
Yang
perlu diingat, bagaimana peneliti tidak menjamin pemahaman bagaimana atribut
digunakan secara aktual hanya dari atribut ini yang mungkin mendeskripsikan
obyek.
Corespondence Analysis : Stages
4 dan 5
Sebuah
aternatif untuk atribut bebas dari pemetaan perceptual adalah analisis
korespondensi (CA) sebuah metode komposisional berbasis pada pengukuran
nonmetrik penghitungan frekuensi antara obyek dan atribut.
Stage 4 : Mengestimasi CA
Persiapan
data dan prosedur estimasi untuk analisis korespondensi mirp dalam beberapa hal
dalam proses MDS yang didiskusikan sebelumnya, dengan bebrapa pengecualian.
Pengumpulan data dan Persiapan
Sebuah
karakteristik yang unik dari CA adalah digunakannya data untuk menggambarkan
hubungan antar kategori (obyek atau atribut). Sebuah pendekatan pada presentasi
data dalam penggunaakn matriks tabulasi silang terkait atribut (yang
direpresentasikan pada baris) pada rating obyek atau perusahaan (kolom). Nilai
yang diwakili oleh angka dari waktu tiap perusahaan dinilai sebagai
karakteristik oleh atributnya. Frekuensi yang lebih tinggi mengindikasi
asosiasi yang lebih kuat diantara obyek dalam pertanyaan.
Menghitung Pengukuran
Similaritas
CA
berbeasis transformasi nilai chi-square dalam pengukuran metric jarak, dimana
aksi sebagai pengukuran similaritas. Nilai chi-square dihitung sebagai
frekuensi actual yang terjadi minus dari frekuensi harapan. Negatif value
mengindikasi perusahaan dinilai kurang sering daripada yang diharapkan.
Menjelaskan Dimensionalitas
Solusi
CA
mencoba memuaskan semua hubungan simultan dengan menghasilkan dimensional yang
diwakili oleh chi-square distance. Untuk menjelaskan dimensionalitas solusi,
peneliti menguji persentase kumulatif dari penjelasan variasi, sebanyak dalam
faktor analisis, dan menentukan dimensionalitas yang tepat.
Stage 5 : Menginterpretasi
Hasil CA
Dengan
banyaknya dimendi dijelaskan periset harus memproses dengan sebuah interpretasi
asal pemetaan perceptual. Setidaknya tiga permasalahan harus diselesaikan ;
- Positioning
Relatif Kategori
Sebuah
tugas untuk permasalahan penilaian posisi relative dari kategori baris dan
kolom. Peneliti dapat mengakses asosiasi antara kategori demi pendekatan dalam
pemetaan perceptual.
Pemetaan
perceptual menampilkan kedekatan antara kedua perusahaan dan atributnya.
Apabila kita berfokus pada perusahaan kita dapat melihat pola grup perusahaan
ini mirip seperti yang ditemukan dalam hasil MDS.
- Menginterpretasi
Dimensi
Sangat
bermanfaat untuk menginterpretasi dimensi apabila baris dan kolom normalisasi
digunakan. Untuk tujuan ini, inertia (variasi penjelasan) dari tiap dimensi
dapat diatribusi diantara kategori untuk baris dan kolom.
Meskipun
perbandingan dalam contoh adalah antara kedua susunan kategori dan tidak
terbatas pada susunan kategori tunggal (baik kolom maupun baris), pengukuran
dari kontribusi ini menunjukkan kemampuan menginterpretasi dimensi saat
diharapkan.
- Menilai
Kecocokan untuk Kategori
Overview CA
Perbandingan
ini dan lainnya menyoroti perbedaaan antara metode MDS dan CA beserta hasilnya.
Hasil CA menyediakan arti yang secara langsung membandingkan similarity dan
dissimilarity perusahaan dan asosiasi atribut, yang mana MDS mengizinkan hanya
untuk perbandingan perusahaan. Bagaimanapun solusi CA dikondisikan pada susunan
atribut terkait. Itu diasumsikan bahwa semua atribut cocok untuk semua
perusahan dan dengan dimensional yang sama di tiap perusahaan.
CA
adalah teknik yang sangat fleksibel yang diterapkan untuk range yang luas dari
permasalahan dan situasi. Keuntungan dari joint plot atribut dan obyek harus
selalu dibobotkan lagi yang melekat dengan interdependen yang ada dan bias
potensial yang berefek pada ketidakcocokan atribut tunggal perusahaan atau
mungkin lebih penting atribut dihilangkan dari perusahaan.
Stage 6 : Validasi Hasil
Mungkin
validasi terkuat internal dari analisa ini adalah untuk mengamati konvergensi
antara hasil dari teknik komposisi dan dekomposisi terpisah. Tiap teknik
menggunakan tipe yang berbeda dari respon konsumen namun menghasilkan pemetaan
perceptual yang merepresentasikan kesamaan perseptal dan harus disesuaikan.
Namun bila kesesuaian tinggi, peneliti harus memperhatikanhasil yang
ditunnjukkan problem sebagai gambaran. Peneliti harus mengingat bahwa tipe konvergensi
ini tidak mengarah pada hasil pada obyek lain atau sample populasi.
Untuk
membuat perbandingan CA, kita harus
kembali berorientasi pada arah. Seperti yang terlihat, dimensi membaik diantara
dua analisa. Pengelompokan perusahaan tetap memiliki kesamaan, namun mereka
berbeda posisi dalam pemetaan perceptual. Dalam CA, dimensi merefleksikan
elemen yang sama, dengan loading yang tertinggi (X18) pada dimensi X12.
Perbandingan ini lebih dipilih dengan hasil dekomposisional kecuali atribut
lain yang lebih tersebar dalam dimensi.
Peneliti
memiliki dua komplementer dalam memahami persepsi konsumen. Metode
dekomposisional menentukan posisi berbasis penetapan penilaian keseluruhan,
dengan atribut yang hanya diterapkan dalam usaha untuk menjelaskan posisi. Metode
komposisional posisi perusahaan tiap atribut dibobot dengan nilai yang sama,
dan distorsi potensial pemetaan dengan atribut yang tidak relevan. Perbedaan ini tidak menjadikan pendekatan yang berbeda
dengan atribut yang tidak relevan. Perbedaan ini tidak membuat pendekatan yang
lebih baik atau optimal namun sebaliknya, harus dipahami oleh peneliti untuk
menjami seleksi metode yang palong cocok untuk riset obyektif.
Overview
Manajerial dari Hasil MDS
Pemetaan perseptual adalah teknik yang unik yang menyediakan
perbandingan yang mungkin tidak disipakan dengan metode multivariat lain.
Result menampilkan range yang luas pada persepektif penggunaan manajerial.
Palikasi yang paling umum dari pemetaan perseptual untuk penilaian citra suatu
kumpulan perusahaan. Seperti varialbel strategik, citra akan menjadi sangat
penting seperti indikator dari kehadiran pasar atau posisi.
Meskipun teknik MDS dapat menambah penjelasan dalam
pemetaan perseptual, harus ditampilkan supleme dan harapan untuk menampilkan
inkonsistensi yang lebih besar yang apabila proses menyeluruh. Tambahan riset
mungkin membantu untuk menjelaskan hasil relatif.
Demikian, hasil CA menjanjikan penkdekatan yang mencoba
untuk menggambarkan pemetaan perseptual dari persepektif komposisional.
Perbandingan hasil CA dari solusi MDS klasik membuktikan banyaknya konsistensi
namun juga beserta perbedaan.
_____________________________________________________________________
Ringkasan
Multidimensional scalling adalah sebuah susunan
prosedur yang digunakan untuk menampilkan hubungan yang diamati dari data yang
mewakili similarity dan preferensi. MDS sangat
berguna digunakan untuk ;
1.
untuk
ilustrasi pasar segmen yang berbasis penilaian preferensi
2.
untuk
menjelaskan produk mana yang lebih kompetitif diantara lainnya
3.
untuk
menyimpulkan kriteria apa yang digunakan masyarakat saat mengamati obyek.
Ø
Menjelaskan
serta menjabarkan MDS dan performanya
MDS juga dikenal dengan istilah pemetaan perseptual, yang
merupakan sebuah prosedur yang mengaktifkan peneliti untuk menentukan citra
relatif yang dirasakan dari susunan obyek. Untuk melakukan analisa MDS, ada
tiga langkah:
1.
Mengumpulkan
pengukuran similaritas dan preferensi diantara keseluruhan susunan obyek yang
akan dianalisa
2.
Menggunakan
teknik MDS untuk mengestimasi posisi relatif dari tiap obyek dalam
multidimensional space,
3.
Mengidentifikasi
dan menginterpretasi kecenderungan space dalam istilah perseptual dan atau
atribut obyek.
Ø
Memahami
perbedaan antara similary data dan preferensi data
Similarity Data
|
Preference Data
|
§
Responden tidak dapat menerapkan
baik-buruknya aspek dari evaluasi perbandingan,
|
§
Aspek pengamatan evaluasi dari baik
buruknya data selesai.
§
Berasumsi bahwa pembedaan kombinasi dari atribut yang
dirasakan bernilai lebih dibanding kombinasi lain.
|
§
Similiarity berbasis perseptual
mapping mewakili atribut dimensi similaritas dan perceptual dari perbandingan
tetapi tidak merefleksikan wawasan langsung untuk menentukan pilihan
|
§
Preferensi berbasis perceptual mapping
merefleksikan pilihan yang diambil namun tidak sesuai dalam cara basis posisi
similar, karena responden mungkin mendasari pilihan mereka untuk perbedaan
dimensi sepenuhnya atau kriteria dari dimana mereka dibandingkan.
|
Ø
Memilih
antara pendekatan dekomposisional dan komposisional
Satu atau dua tipe berbasis alami dari respon didapat
dari pengamatan obyek :
1.
Metode
dekomposisional mengukur hanya keseluruhan kesan atau evaluasi dari sebuah
obyek dan kemudian mengupayakan asal posisi spasial dalam multidimensional
space yang merefleksikan persepsi ini.
2.
Metode komposisional
dimana menggunalan beberapa teknik multivariat yang telah didiskusikan dan
digunakan dalam pembentukan kesan atau evaluasi berbasis kombinasi atribut
tertentu.
Ø
Menjelaskan
perbandingan dan banyaknya obyek
Perlu dipertanyakan jaminan komparabilitas obyek seperti
memilij banyaknya obyek yang akan dievaluasi;
1.
Apakah
obyek benar-benar komparabel?
Pemetaan perseptual adalah bahwa common karakteristik
baik obyektif maupun yang dirasakan menggunakan responden dari evaluasi.
2.
Perhatikan
banyaknya obyek untuk dievaluasi
Tiga langkah dilibatkan dalam menciptakan pemataan
perseptual berbasis posisi obyek optimal;
1.
Memilih
konfigurasi inisial dari stimuli yang diharapkan dari dimensi inisial
2.
menghitung
jarak antara poin stimuli dan membandingkan hubungan (obeservasi dibanding
asal), dengan pengukuran kecocokan
3.
apabila
dibutuhkan, bila pengukuran kecocokan tidak bertemu dengan nilai predefined
stopping yahng dipilih
Ø
Menjelaskan
analisis koresponden sebagai metode dari pemetaan perseptual
CA adalah teknik interdependen yang menjadi populer untuk
reukdi dimensional dan pemetaan perseptual. CA memiliki tiga karakteristik :
1.
Merupakan
teknik komposisional, bukan pendekatan dekomposisional, karena pemetaan
perseptual itu berbasis asosiasi antara obyek dan sebuah susunan karakteristik
deskriptif atau atribut yang dispesifikkan oleh peneliti
2.
Merupakan
apikasi langsung yang menggambarkan korespondensi kategori dari variabel,
terutama dari pengukuran berskala nominal, dimana kemudian digunakan basis
untuk pengembangan pemetaan perseptual.
3.
Manfaat
unik dari CA dalam kemampuannya untuk mewakili baris dan kolom, misalnya merek
dan atribut dalam joint space. CA juga menyediakan teknik komposisi
komplementer bagi peneliti pada MDS yang merujuk pada isu dimana perbandingan
langsung dari obyek dan atribut sangat layak dipilih.
0 komentar:
Posting Komentar