STRUCTURAL
EQUATIONS MODELING (SEM)
SEM merupakan teknik multivariat yang menggabungkan aspek
dari analisis faktor
dan regresi berganda yang memungkinkan investigasi dari struktur hubungan
antara:
• Variabel yang
diukur mewakili konstruk laten dan di antara konstruk laten itu sendiri.
• Konstruk laten adalah variates dari variabel yang
diukur, hanya sebagai faktor yang digambarkan sebagai variates dalam analisis
faktor exploratory.
Konstruk laten adalah cara konstruk
yang ditunjukkan dalam SEM. Sebuah konstruk laten tidak secara langsung
diamati. Hal ini diwakili oleh beberapa variabel yang diukur. Dalam penelitian
survei, variabel yang diukur sering direspon dalam item survei. Konstruk laten
direpresentasikan sebagai variates dari variabel yang diukur.
SEM berbagi banyak kesamaan dengan
regresi berganda dan analisis faktor. Regresi berganda juga digunakan untuk
menguji hubungan ketergantungan. Namun, tidak dapat menilai hubungan untuk
variabel dependen secara bersamaan. Persamaan untuk SEM dan analisis regresi
berganda adalah sama dalam bentuk. SEM juga memiliki kemiripan dengan
eksplorasi analisis faktor yaitu mampu
mewakili faktor laten dengan menciptakan variates menggunakan variabel diukur.
Tidak seperti EFA, peneliti harus menspesifikkan jumlah faktor dan variabel
yang diberikan sebelumnya untuk melakukan CFA.
Ciri-ciri yang membedakan dari SEM meliputi:
1.
Estimasi dari
beberapa hubungan ketergantungan yang saling terkait dalam analisis tunggal.
2.
Kemampuan untuk menunjukkan konsep yang tidak terobservasi
dalam hubungan ini dan mengoreksi error pengukuran dalam proses estimasi sehingga
dapat memberikan hubungan yang
lebih akurat.
3.
Fokus pada menjelaskan kovarians diantara
hal-hal yang
diukur. Hal ini
memungkinkan penilaian terhadap fit
dan memberikan alat yang lebih baik untuk menilai validitas konstruk dari serangkaian pengukuran. Penilaian fit memungkinkan
pemeriksaan yang lebih baik terhadap ketepatan model.
Perbedaan antara exogenous constructs dan endogenous
constructs
·
Exogenous constructs adalah laten, multi-item yang ekuivalen dengan variabel independen. Dengan
demikian, dalam exogenous
constructs digunakan pengukuran variate untuk
menampilkan konstruk yang bertindak sebagai variabel independen
dalam model. Mereka ditentukan oleh faktor di luar model (yaitu, mereka tidak
dijelaskan dengan konstruk atau variabel lain dalam model). Exogenous constructs ditampilkan tanpa error. Error terletak pada
variabel yang diukur yang menunjukkan konstruk.
·
Endogenous constructs adalah laten, multi-item yang ekuivalen dengan variabel
dependen. (yaitu, variate dari variabel dependen individual). Endogenous constructs di konstruk, yang secara teoritis ditentukan oleh faktor
dalam model. Endogenous constructs harus memiliki
syarat error yang yang dikaitkan dengan setiap konstruk. Selain itu, variabel
terukur yang menunjukkan konstruk juga memiliki syarat error.
Tujuan Penggunaan
SEM?
SEM digunakan untuk menguji model
teoritis. SEM menguji model peneliti, yang menunjukkan beberapa teori
explanatory. Teori dapat dianggap sebagai satu set hubungan sistematis yang memberikan
penjelasan yang konsisten dan komprehensif dari sebuah fenomena. Dari definisi
ini, dapat diketahui bahwa teori adalah bukan domain eksklusif dari akademisi
tetapi dapat berakar dari pengalaman dan praktek yang diperoleh dengan
observasi perilaku yang nyata.
Model SEM yang
konvensional terdiri dari dua model yaitu :
1.
Model pengukuran menunjukkan teori yang menentukan
bagaimana variabel diukur bersama-sama untuk menghasilkan faktor laten.
Artinya, model menunjukkan bahwa variates mewakili faktor.
2.
Model struktural menunjukkan teori yang menentukan
bagaimana konstruk berhubungan dengan konstruk lain dalam model.
Komponen dari SEM mengilustrasikan
berbagai jenis hubungan yang terlibat dalam membangun model. Hubungan
ketergantungan menyiratkan bahwa hubungan bertindak dengan sebab dan cara yang
berlaku. Korelasional, atau kovarians, hubungan hanya ada untuk mewakili
hubungan antara dua konstruk di mana satu variabel tidak tergantung pada yang
lain. Artinya, tidak ada perbedaan dari jenis yang dibuat melambangkan suatu
teknik ketergantungan (yaitu, antara variabel independen dan dependen).
Hubungan dalam SEM diwakili oleh
parameter dalam satu set persamaan struktural. Artinya, persamaan saling
terkait. Persamaan untuk model pengukuran mengandung parameter yang digunakan
dalam persamaan untuk parameter struktural.
SEM adalah teknik sangat berguna karena
memungkinkan peneliti untuk melakukan lebih dari sekedar menguji signifikansi
hubungan. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menilai validitas keseluruhan
model yang diusulkan dengan menilai fit-nya. SEM tidak berusaha untuk hanya
menjelaskan varians tetapi juga menjelaskan kovarians. Oleh karena itu, fit
dinilai oleh seberapa baik persamaan struktural dapat digunakan untuk menghasilkan
kembali kovarians yang diamati hal-hal yang diukur. Semakin dekat kovarians yang
diperkirakan dengan kovarians yang diamati, akan semakin baik pula fit-nya. Hal
yang terpenting adalah baik dalam pengujian model struktural atau model
pengukuran, merupakan ide yang baik untuk menekankan bahwa SEM merupakan confirmatory
echnique. Ini berarti, akan bermanfaat dalam menguji beberapa
teori yang diusulkan. SEM bukan merupakan teknik yang paling tepat untuk hanya
menilai hubungan secara empiris.
Waktu Penggunaan
SEM
SEM digunakan ketika peneliti ingin
menguji teori. SEM kadang-kadang disebut sebagai pemodelan kausal karena pengujian
model SEM seringkali mengusulkan hubungan kausal.
Beberapa kondisi yang diperlukan untuk memunculkan kausalitas adalah sebagai
berikut :
1.
Kovarians
Perubahan dalam
satu hal berkaitan secara proporsional untuk perubahan dalam hal lain.
2.
Sequence
Sebuah
"sebab" harus terjadi sebelum terjadinya suatu "efek."
3.
Non spurious association
Kovarians yang diamati
haruslah benar. Spuriousness merupakan
bukti ketika prediktor lain ditambahkan ke model dan hubungan antara dua
variabel asli menghilang.
4. Dukungan teoretis
Harus terdapat
alasan yang kuat untuk menghubungkan "penyebab" dengan sebuah
"efek."
Model SEM
sering digambarkan dengan diagram jalur (a path diagram),
salah satunya adalah diagram jalur sederhana (a simple path diagram). Sangatlah penting
untuk membedakan antara variabel yang diukur dan variabel laten dan antara
jenis hubungan. SEM berguna bagi peneliti ketika mencoba untuk mengkonfirmasi
sebuah model ataupun ketika mencoba untuk menguji fit relatif dari dua atau
lebih model yang bersaing.
• Confirmatory Modeling Strategy
Penggunaan yang
paling langsung dari pemodelan persamaan struktural adalah strategi pemodelan
konfirmasi (Confirmatory Modeling Strategy). Peneliti menetapkan model tunggal (pengaturan dari
hubungan), dan SEM digunakan untuk menilai seberapa baik model fit dengan data
didasarkan pada perbandingan antara kovarian yang diamati (S) dengan estimasi
kovarian (Σ).
• Competing Models Strategy
Sebagai sarana untuk
mengevaluasi model estimasi dengan model-model alternatif, perbandingan model
keseluruhan dapat dilakukan dengan strategi model bersaing (Competing
Models Strategy). Pengujian terkuat
dari model yang diajukan adalah untuk mengidentifikasi dan menguji model
bersaing yang menunjukkan perbedaan sebenarnya dari hipotesis hubungan
struktural.
Ketika
membandingkan model ini, peneliti akan lebih dekat dengan pengujian kebersaingan
"teori", yang merupakan pengujian yang jauh lebih kuat dari sekedar
sedikit modifikasi dari sebuah “teori” tunggal yang diisolasi.
• Model Development Strategy
Strategi model pengembangan (Model Development Strategy) berbeda dengan 2 pemodelan di atas,
meskipun framework model dasar diajukan, tujuan dari pemodelan adalah untuk
meningkatkan framework melalui modifikasi dari model struktural atau model
pengukuran. Dalam banyak penerapan, teori hanya dapat menyediakan titik awal
untuk pengembangan dari model teoritikal yang dibenarkan yang didukung secara
empiris. Sehingga peneliti harus
menggunakan SEM tidak hanya untuk pengujian model empiris tetapi juga untuk
memberikan informasi mengenai respecification. Model respecification harus
selalu diselesaikan dengan dukungan teoritikal dibandingkan hanya sekedar
penggunaan justifikasi/pembenaran empiris
SEM juga tidak tepat digunakan bila pertimbangan
ukuran sampel tidak terpenuhi. Dalam beberapa tahun terakhir,
penelitian telah menyarankan bahwa cut off sederhana seperti sampel dari 300
responden yang dibutuhkan adalah terlalu sederhana.
Berdasarkan diskusi tentang ukuran sampel, diberikan beberapa saran berikut :
▪ Model SEM yang
mengandung 5 atau lebih
sedikit konstruk, masing-masing dengan lebih dari tiga item (variabel yang diamati), dan dengan
kommunalitas item yang
tinggi (0,6 atau lebih tinggi), cukup
dapat diperkirakan dengan sampel kecil sejulah 100-150.
▪
Jika ada kommunalitas model yang sedang (0,45-0,55), atau model mengandung konstruk dengan
kurang dari 3 item, maka ukuran sampel yang dibutuhkan lebih dari 200.
▪
Jika kommunalitas lebih rendah atau model meliputi beberapa konstruk uang kurang teridentifikasi
(kurang dari 3 item), maka ukuran sampel minimal 300 atau lebih diperlukan
untuk dapat memulihkan parameter populasi.
▪
Ketika sejumlah faktor lebih besar dari 6, beberapa yang
menggunakan kurang dari 3 item diukur sebagai indikator dan beberapa kommunalitas rendah akan muncul, persyaratan
ukuran sampel dapat melebihi 500.
Prosedur
Pengggunaan SEM
Terdapat 6 tahapan dalam prosedur penggunaan SEM yang terdiri dari :
1. Mendefinisikan konstruk
individual.
Sangat penting untuk
menekankan pentingnya validitas yang
dihadapi - atau fakta bahwa definisi konstruk sesuai dengan isi
dari indikasi
item.
2. Mengembangkan dan menentukan model
pengukuran
Dalam mengembangkan dan menentukan model
pengukuran secara keseluruhan, penting untuk mempertimbangkan jumlah indikator
yang digunakan untuk masing-masing konstruk dan apakah variabel yang diukur menunjukkan konstruk laten atau membentuk
beberapa faktor.
3. Merancang
penelitian untuk menghasilkan hasil empiris
4. Menilai validitas model pengukuran
Pada dasarnya, setelah peneliti menentukan model, program SEM seperti LISREL,
EQS atau AMOS memperkirakan
parameter dan memberikan penilaian
model fit secara keseluruhan. Sebuah teori peneliti digunakan
untuk menentukan model, dan model
fit membandingkan teori dengan realitas yang diwakili oleh data. Jika teori seorang
peneliti sempurna, matriks kovarians
yang diperkirakan dan matriks kovarians
yang secara aktual diamati sebenarnya akan sama. Dengan demikian, matriks kovarians yang
diperkirakan (Σk) dibandingkan secara matematis untuk
matriks kovarians yang diamati secara actual (S), untuk memberikan perkiraan model fit. Semakin dekat nilai-nilai dari kedua matriks satu sama lain, semakin baik model dikatakan fit.
Matriks kovarians yang diperkirakan dapat dihitung dengan
menggunakan parameter perkiraan disediakan oleh SEM untuk merekonstruksi
korelasi atau kovarians antara variabel-variabel yang diukur mengikuti aturan
analisis jalur (path analysis). Atau,
estimasi parameter dapat digunakan untuk membangun nilai-nilai yang diprediksi
untuk setiap observasi mirip dengan cara nilai-nilai diprediksi yang ditemukan
dalam analisis regresi berganda.
Kemudian, matriks kovarians yang diperkirakan dapat
dihasilkan dengan menghitung kovarians diantara item yang diukur. Dalam
beberapa kasus, matriks kovarian estimasi dihitung sehingga dapat dibandingkan
dengan yang diamati. Semakin dekat
matriks kovarians, fit akan
semakin baik. SEM algorithms dirancang untuk
menemukan estimasi parameter yang akan meminimalkan perbedaan antara kedua item
yang diberikan spesifikasi yang sesuai dengan model peneliti
5.
Perbedaan
dalam matriks
kovarians (S - Σk)
adalah nilai kunci dalam SEM. Memang, prosedur
estimasi SEM seperti
maximum likelihood menghasilkan
perkiraan parameter yang secara matematis
meminimalkan perbedaan untuk model tertentu. Sebuah
pengujian Chi-square (χ2) menyediakan pengujian statistik untuk
menghasilkan perbedaan.
6.
Sangat penting pula untuk menunjukkan perbedaan
dalam jenis indeks fit.
Fit menunjukkan seberapa baik model tertentu mereproduksi
matriks kovarian antara item yang diukur. Penilaian fit memberikan penilaian
akurasi dari beberapa model teoritis
Terdapat 3 jenis fit yaitu
:
Ø
Absolute fit indeks (Indeks fit
mutlak)
Didasarkan pada
seberapa baik model yang ditentukan mereproduksi matriks kovarian yang diamati.
Ø
Relative fit indeks
Indeks fit
relatif merupakan indeks fit inkremental. Indeks fit Incremental adalah
kelompok indeks fit statistik yang menilai seberapa baik model tertentu cocok
relatif terhadap beberapa model dasar alternatif. Paling umum, model dasar
adalah "nol" model menetapkan bahwa semua variabel yang diukur tidak
berhubungan satu sama lain.
Ø
Parsimoni fit
indeks
7. Menentukan
model struktural
Ø
Model path
struktural yang lengkap meliputi parameter baik parameter pengukuran maupun parameter
struktural.
Ø
Setiap
hipotesis
berarti bahwa path harus terbebas diantara
konstruksi.
8. Menilai
validitas model struktural
o Fit harus dinilai
lagi sebagaimana yang dilakukan
untuk model pengukuran.
o Di samping itu, ukuran dan signifikansi dari parameter
mewakili hipotesis harus diuji.
CFA – Confirmatory Factor
Analysis
EFA
disusun tanpa mengetahui berapa banyak faktor yang sungguh ada dan variable
mana yang terkait dengan konstruk.
CFA
ini mirip dengan EFA di beberapa sisi, namun filosofinya jelas berbeda. Dengan
CFA peneliti harus menentukan kedua angka faktor yang ada untuk sebuah susunan
variabel. Dan dimana tiap faktor akan
load pada sebelum hasil dihitung. CFA kemudian diaplikasikan pada tes dimana
memperpanjang apriori peneliti, pola teoretikal dari faktor loading pada
konstruk prespecified yang mewakili
data aktual.
Statistik CFA menyatakan sejauh mana spesifikasi teori
dari faktor cocok dengan realitas. CFA adalah alat yang kita gunakan untuk
mengkonfirmasi ataupun menolak dugaan teori.
Teori pengukuran menentukan bagaimana variabel pengukuran
secara logis dan sistematis mewakili konstruk yang melibatkan model teori.
Diagram
Visual
Pengukuran teori biasanya merepresentasikan penggunaan
diagram visual yang dinamakan diagram path. Diagram path menunjukkan hubungan
antara pengukuran variabel spesifik dan asosiasi konstruknya diantara hubungan
antara konstruk. Path dari konstruk laten pada item pengukuran berbasis teori
pengukuran. Saat CFA diaplikasikan, hanya pada loading secara teori yang
terkait pengukuran pada korenpondensi faktor latenyang dihitung. Highlight ini
merupakan perbedaan utama antara CFA dengan EFA yang mana EFA memproduksi
loading untuk tiap variabel pada tiap faktor, namun dengan CFA tidak ada cross
loading.
Dalam CFA, kita harus menspesifikasikan lima elemen;
1.
Konstruk
Laten yang digambarkan elips,
2.
Pengukuran
Variabel yang direpresentasikan dengan persegi panjang
3.
Item
Loading untuk konstruk spesifik
4.
Hubungan
diantara konstruk, diwakili oleh tanda panah dari konstruk menuju variabel yang
diukur.
5.
Eror term
tiap indikator ditampilkan sebagai e
pada diagram.
Stage
1 : Menjelaskan Konstruk Individual
Proses dimulai dengan mengurutkan konstruk yang akan
meliputi model pengukuran. Proses mendesain konstruk baru melibatkan beberapa
langkah pengukuran dimana peneliti menerjemahkan definisi teori konstruk ke
dalam variabel pengukuran yang spesifik.
Stage
2 : Mengembangkan Model Secara Keseluruhan
Undimensionalitas, berarti pengukuran variabel yaitu
indikator yang dijelaskan hanya oleh sebuah knstruk. Undimensionalitas menjadi
sangat penting saat lebih dari dua konstruk yang dilibatkan. Dalam sebuah
situasi, tiap variabel pengukuran dihipotesiskan terkait hanya pada satu
konstruk tunggal.
Dua bentuk hubungan antarvariabel adalah kovarians
diantara eror dari dua variabel pengukuran yaitu :
1.
Within-Construct Error Covariance :
Dua tipe kovarians antara eror termasuk kovarians
diantara eror yang mengindikasikan konstruk yang sama.
2.
Between-construct Error Covariance :
Kovarians antara dua eror item yang mengindikasikan
konstruk yang berbeda.
Stage 3 : Mendesain Studi Untuk
Membuat Hasil Empiris
Skala Pengukuran CFA
CFA
Model bertipe termasuk indicator reflektif yang diukur berdasarkan ordinal atau
pengukuran yang lebih baik. Indikator dengan respon ordinal setidaknya
mengalami dua respon kategori yang bisa diperlakukan sebagai interval atau bila
variable kontinu.
Menspesifikasi Model
CFA
bukan EFA, digunakan untuk menguji model pengukuran. PErbedaan utama antara CFA
dan EFA adalah kemampuan peneliti untuk muengguakan CFA untuk melakukan tes eksak
pada pengukuran teori dengan menentukan korespondensi antara indicator dan
konstruk.
Stage 4 : Mengamati Validitas
Model Pengukuran
Menilai Kecocokan
Hasil
dari CFA adalah bermanfaat untuk mengkonfirmasi apakah model teori pengukuran
sudah valid. Sangatlah berbeda dari EFA dimana eksplorasi data mengidentifikasi
konstruk potensial. Banyak peneliti menggunakan EFA pada satu atau lebih sample
sebelum mencapai poin untuk mencoba untuk mengkonfirmasi model. Hasil EFaA
adalah alat yang cocok untuk mengidentifikasi faktor diantara variable-variabel
multiple.
0 komentar:
Posting Komentar