Hal. 754
Higher Order Factor
Analysis
First-order factor model berarti bahwa kovarians antara item
pengukuran yang dijelaskan oleh laten tunggal. Sedangkan struktur second-order factor model yang
mengandung dua lapisan konstruk laten.
Perhatian pada Landasan Empiris
Perhatian pada Teori
Secara Teori, konstruk terkadang bisa
dioperasionalkan pada abstraksi level yang berbeda ;
Menggunakan Second-Order Measurement Theories
Second-order factor harus secara ketat menguji
validitas nomologikal karena mungkin bahwa berbagai penemuan menjelaskan
eksistensi higher-order factor.
Multigroup Analysis
Multiple group analysis adalah kerangka berpikir untuk menguji bebrapa
tipe perbedaan antara estimasi model similar untuk perbedaan grup responden.
Obyektifnya adalah untuk melihat adakah perbedaan diantara model grup secara
individual. Prosedur ini berbeda untuk menguji model dengan spesifikasi yang
berbeda untuk sample rfesponden yang sama.
Perbandingan Pengukuran Model
Perbandingan Pengukuran Model mencakup dua area ;
Ø
Pengukuran
Invarians (Pengukuran Ekuivalen)
Bertujuan untuk mengukur model
pengukuran yang diarahkan dibawah kondisi yang berbeda yang mewakili hasil yang
ekuivalen di konstru yang sama.
Ø
Cross
Validation
Usaha untuk mereproduksi hasil
yang ditemukan dalam satu sampel menggunakan data dari sampel yang berbeda.
Enam Langkah Proses Perbandingan Grup
Penggunaan gabungan yang lebih
diketahui sebagai multisample confirmatory factor analysis. Between Group
Constraint ditambahkan untuk merefleksikan pengukuran spesifik perbandingan
model. Sebuah between-group constraint estimasi sebuah parameter tunggal untuk
hubungan dibandingkan estimasi parameter unikuntuk tiap grup. Hal itu
merepresentasikan hipotesis hubungan yang diuji invariant diantara grup. Chi-Square Difference karena itu bisa
dinilai dengan level signifikansi statistik.
Stage
1 : Konfigural Invariance.
Mengkonfirmasi konfigurasi
invariance, dimana peneliti harus mengkonfirmasi bahwa tiap grup model CFA
memiliki jumlah konstruk yang sama dan asosiasi item dengan tiap konstruk. Model
terkadang diartikan sebagai totally free multiple group model (TF) karena semua
parameter bebas diestimasi terpisah dan kemudian bebas untuk mengambil nilai
yang berbeda di tiap grup.
Stage
2 : Metric Invariance
Metric invariance dibangun
dengan ekuivalensi nilai dasar konstruk karena loadingnya dinyatakan hubungan
antara indikator dan konstruk laten.
Stage
3 : Scalar Invariance
Scalar Invariance dimana ter
untuk kesamaan pengukuran variabel intersep pada konstruk.
Stage
4 : Factor Covariance Invariance
Factor Covariance Invariance
tes apabila konstruk terkait satu sama lain dalam cara yang sama diantara grup.
Stage 5 : Factor Variance
Invariance
Factor variance invariance dimana mengamati ekualitas
dari varians konstruk diantara grup.
Stage 6 : Error Variance
Invariance
Error term Invariance for tiap pengukuran variable
diantara grup. Untuk sejumlah pengukuran eror yang menampilkan indicator dan
perpanjangan dimana ekuivalensi lintas model.
Full vs Partial Invariance
Partial Invariance adalah standar kurang konservatif yang melibatkan
antara least multiple estimates perkonstruk untuk ekuibvale diantara grup.
Pada Level dimana Invariance dibutuhkan???
Tergantung pada tipe pertanyaan riset yang dituju.
Kebanyakan pertanyaan riset melibatkan perbandingan konstruk yang berarti
lintas grup, mencapai partial scalar invariance yang cukup.
Perbandingan Model Struktural
Proses grup untuk parameter
struktural model pertama dibangun datas pengukuran proses model dan kemudian
melakukan tipe similar dari perbandingan untuk menguji perbedaan model
struktural.
Perbandingan model strukturas
mengembangkan tes spesifik untuk dituju pada beberapa jumlah hipotesis riset,
namun yang paling sering digunakan adalah tes moderasi. Moderasi menguji perbedaan hubungan struktural
antara grup yang terbentuk pada variabel ketiga.
Bias Pengukuran
Constant Method Bias mungkin mengimplikasi
kovarians diantara item pengukuran yang dipengaruhi oleh fakta bahwa beberapa
atau semua respon dikumpulkan dengan tipe skala yang sama.
Nuisance factor adalah sesuatu yang mungkin
berefek pada respon namun tidak secara primer tertarik pada pertanyaan riset.
Model Spesifikasi
Konsep nuisance factor secara umum digunakan dalam
desain eksperimental dimana beberapa faktor dalam administrasi eksperimen yang
mungkin dipahami memiliki beberapa efek dan membutuhka kontrol dari desain.
Tipe Hubungan : Mediasi dan Moderasi
Mediasi
Efek mediasi diciptakan saat variabel
ketiga atau variabel intervening antara dua variabel terkait. Direct effects adalah
hubungan yang mengaitkan dua konstruk antara setidaknya satu variabel
intervening yang terlibat.
Tes Mediasi apabila konstruk mediasi secara
lengkap menjelaskan hubungan antara dua konstruk disebut complete mediation.
Namun apanila kita menemukan bahwa mereka masih memiliki hubungan yang sama
dengan antara variabel bebas dan tergantung yang tidak dicampuri oleh mediator
kemudian kita menyebutnya dengan mediasi parsial.
Moderasi
Efek moderasi terjadi saat variabel ketiga atau
konstruk berubah hubungan menjadi keterkaitan dua variabel. Ada dua jenis
moderasi :
Ø
NonMetrik Moderator
Nonmetrik,
kategorikal variabel biasanya dihipotesiskan sebagai moderator.
Ø
Metrik Moderator
Moderator bisa saja kontinu
atau metrik dan dievaluasi menggunakan SEM.
Menggunakan Multigrup SEM untuk mengetes Moderasi
SEM multigrup digunakan untuk mengetes efek
moderasi dimana variabel moderasi baik metrik maupun nonmetrik telah
ditransformasikan kedalam variabel nonmetrik.
Partial Least Square (PLS)
PLS telah meningkat popularitasnya sebagai
alternatif SEM lain. Awalnya digunakan oleh para ahli ekonomi yang menggunakan
aplikasi untuk menyelesaikan masalah perekonomian yang lebih diadopsi untuk
menyelasikan maslaha binsin, edukasi, dan sains sosial. PLS dan SEM, keduanya
memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dan Kelemahan PLS
Keunggulan
PLS
Ø
Keunggulan
utamanya adalah robustness yang berarti itu akan menyediakan solusi meskipun
ada problem yang mungkin telah dicegah dalam SEM.
Ø
Sangat
berguna sebaga eksplorasi cepat variabel dalam jumlah besar untuk
mengidentifikasi susunan variabel yang dapat memprediksi dasar nilai yang besar
dari susunan variabel yang rumit yang
dilakukan SEM kemudian mampu ditangani dalam jumlah besar variabel dan atau
konstruk dengan mudah.
Ø
PLS
tidak sensitif pada pertimbangan jumlah
sampel. Estimasi pendekatannya menangani baik dalam sampel kecil maupun dalam
sampel yang besar dengan lebih mudah seperti yang dilakukan oleh SEM.
Ø
Kasus
yang dipakai oleh model PLS sangat berguna ketika pengukuran lemah.
Kelemahan PLS
PLS terlalu berfokus pada prediksi dibanding
penjelasan.
Memilih PLS vs SEM
PLS sering dighunakan untuk
analisis regresi berganda untuk menguji hubungan yang mungkin dengan emphasis
rendah pada model pengukuran seperti terpisah dan submodel yang berbeda.
Meskipun PLS dapat
diaplikasikan pada situasi yang lebih luas, peneliti harus selalu hati-hati
pada perbedaan interpretasi hasil sebagian terkait properti pengukuran
konstruk.
PLS dapat memproduksi hasil meski dengan sampel
jumlah kecil bahkan dengan jumlah kuran dari banyaknya variabel. Disiilah
penggunaakn tujuan eksplorasi damun generalisai hasil terbatas oleh sampel
kecil yang tidak mempedulikan pendekatan statistik apakah yang digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar