Kamis, 17 Juli 2014

Resume Jurnal : QUALITY OF THE EXECUTION OF CORPORATE SAFETY POLICIES AND EMPLOYEE SAFETY OUTCOMES : ASSEEING THE MODERATING ROLE OF SUPERVISOR SAFETY SUPPORT AND THE MEDIATING ROLE OF EMPLOYEE SAFETY CONTROL


ABSTRACT :
Dalam sebuah lingkungan kerja sering terjadi sebuah kecelakaan yang mambuat perusahaan harus mengeluarkan dana lain untuk hal ini. Menurut catatan The United Departement of labour (2002), ada 5,7 juta kecelakaan kerja dan cedera dan 5.344 kesalahan kerja dalam industry private di tahun 2000, yang secara kasar equivalent pada 6,1 kasus per 100 full time worker. Kecelakaan kerja dan kesakitan ini hasil dalam biaya tahunan yang jumlahnya sekitar $ 512,4 milyar (National Safety Council,2002).
Oleh karena itu lah beberapa instansi pemerintah mendorong untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dan mempromosikan dan keamanan kerja dengan membuat kebijakan keamanan kerja perusahaan. Penelitian ini menguji manfaat keamanan kerja dan peran 2 variabel organisasi ( supervisor safety support dan employee safety control ) dalam hasil keamanan dan kepuasan dengan perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa kualitas pelaksanaan kebiajakan keamanan perusahaan, supervisor safety support dan employee safety control  memainkan peran kritis dalam mempredikasi insiden kecelakaan dan kepuasan dengan perusahaan.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dan cedera dan mempromosikan keamanan kerja, agen pemerintah seperti The Occupational Safety and Health Administration (1989) membuat petunjuk keamanan kerja. Pendirian dan implementasi keamanan kerja telah dikonseptualisasikan sebagai satu aspect dalam iklim keamanan. (griffin & Neal, 2002, Zohar, 2000), yang merefleksikan bagaimana organisasi mengimplementasikan kebijakan keamanan, memonitor prosedur keamanan, dan mendorong praktek keamanan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa iklim keamanan memprediksikan hasil yang berhubungan dengan keamanan seperti kecelakaan kerja dan insiden – insiden (e.g Dedobbeleer & Beland, 1991; Griffin & Neal, 2000; Hofmann & Stetzer, 1996; Neal, Griffin, & Hart, 2000; Niskanen, 1994; Zohar, 1980, 2000). Sumber investasi ini dan bukti selanjutnya tentang perhatian terhadap keamanan karyawan dan kesejahteraan juga dapat menyediakan tambahan manfaat seperti meningkatkan kepuasan karyawan. Tsui, Pearce, Porter, dan Tripoli (1997) telah menunjukkan bahwa karyawan dalam invetasi perusahaan pada bidang keamanan yang lebih berkomitment secara efektif dan menyediakan keadilan ketimbang di perusahaan yang investasinya rendah. Artinya apabila perusahaan memberikan jaminan keamanan pada perusahaan maka akan berdampak pada kepuasan karyawan terhadap perusahaan sehingga karyawan akan lebih berkomitmen pada perusahaan.
Dalam penelitian ahir – ahir ini, telah menginvestigasi dampak keamanan yang di sebuah perusahaan yang memegang kebijakan keamanan yang serupa. Meskipun kebijakan ini diisukan dan diimplementasi ini penting untuk menilai persepsi karyawan tentang kualitas eksekusi kebijakan keamanan perusahaan ini dan pengaruh yang berhubungan dengan persepsi ini. Kualitas pelaksanaan kebijakan keamanan perusahaan merujuk pada bagaimana baiknya pemegang tanggung jawab pekerjaan percaya bahwa kebijakan keamanan secara keseluruhan telah cukup dilaksanakan sebaik yang telah diikuti secara tepat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Hypothesis 1 : kualitas pelaksanaan kebijakan keamanan perusahaan akan dihubungakan secara negative untuk insiden kecelakaan dan resiko kecelakaan, dan secara positive dihubungkan untuk kepuasan terhadap perusahaan. Secara spesifik karyawan yang lebih tinggi merasa kualitas kebijakan keamanan, selebihnya mereka akan dipuaskan dengan perusahaan mereka, lebih sedikit insiden kecelakaan yang mereka alami, dan resiko kecil yang akan mereka rasakan.

SUPERVISOR SAFETY SUPPORT
Supervisor safety support yang merupakan salah satu variable dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkatan dimana keberadaan supervisor sebagai agent yang melakukan pemeliharaan dan dukungan terhadap pelaksanaan kerja yang aman kepada semua bawahannya. Bukti empiris telah membuktikan bahwa supervisor support tidak hanya memfasilitasi kesehatan kerja dan praktek keselamatan dan keselamatan yang dirasakan tetapi juga melayani untuk meningkatkan komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang tinggi serta intensitas keluar masuk karyawan yang rendah. Bahkan supervisor safety support memiliki pengaruh yang melebihi organizational support yang dihubungkan dengan safety communication. Penjelasan ini menindikasikan bahwa supervisor support akan mempersepsikan karyawan untuk keselamatan dan kesehatan kerja pada resiko kecelakaan.
Hypothesis 2 : Supervisor Safety Support yang memiliki level lebih tinggi akan dihubungkan dengan resiko kecelakaan yang memiliki level yang lebih rendah, insiden kecelakaan yang levelnya lebih sedikit, dan kepuasan terhadap perusahaan yang memiliki level yang lebih tinggi.
Supervisor support tidak hanya mengurangi jumlah ketegangan tetapi juga menghubungkan stressor-strain relationship sehingga support yang tinggi mampu untuk menahan stressor dalam ketidakpuasan kerja, withdrawal intension, dan burnout. Pengaruh yang tinggi oleh kebijakan keselamatan dapan dikurangi jika supervisor memberikan sedikit perhatian untuk perilaku safety behavior. 
Hyphotesis 3 : supervisor safety support akan menghubungkan hubungan antara quality of execution of corporate safety policies (i.e.,penurunan dalam resiko kecelakaan dan insiden kecelakaan dan meningkatkan kepuasan terhadap perusahaan) akan diperkjuat ketika ada supervisor safety support yang kuat. Dilain pihak, dari manfaat yang dihasilkan dari seperti kebijakan akan diperlemah ketika supportnya lemah.

EMPLOYEE SAFETY CONTROL
Employee safety control adalah persepsi seorang indovidu tentang seberapa besar dia dapat mengontrol lingkungan kerjanya sehingga control yang dilakukan mampu mengendalikan situasi dan mengurangi dari segala resiko. Berdasarkan job strain model dan job characteristic theory telah menunjukkan bahwa job control pada level yang tinggi dihubungkan secara positive dengan kesehatan dan kesejahteraan dan dengan kepuasan kerja dan motivasi. Job control juga dihubungkan secara negative dengan konflik keluarga dan konflik pekerjaan, ketakutan kekerasan di tempat kerja, somatic symptoms dan mood yang negative.
Hypothesis 4 : high employee safety control akan dihubungkan dengan low injury accident dan low injury risk sebaik high satisfaction terhadap perusahaan.
Disamping hypothesis utama pengaruh employee safety control juga berfungsi sebagai mediator yang potensial pengaruh pelaksanaan corporate safety policies dalam safety outcomes dan kepuasan terhadap organisasi.
Hypothesis 5 : employee safety control akan menghubungkan dampak kualitas safety policies dalam safety outcome dan kepuasan terhadap perusahaan.

METHOD
Participant and Prosedur, survey dilakukan dengan mengirimkan kuisioner pada 3.300 karyawan di 13 perusahaan galangan kapal atau transportasi. Jumlah responden dari tiap – tiap perusahaan berkisar antara 44 – 475. Dengan jumlah keseluruhan yang kembali 1.607. lebih dari setengahnya (50.3%) pernah mengalami cedera / kecelakaan di tempat kerjanya. Sebagian besar responden (78%) merupakan buruh yang seperempatnya (25%) telah bekerja kurang dari setahun dan 21,9% lainnya telah bekerja lebih dari 10 tahun. Dalam kategori usia 39,6% berusia antara 20 – 30 th dan 31,9% berusia antara 30 – 40 th.
Measure, pertanyaan survey ini dikembangkan dari risk prevention professional untuk mempertemukan persyaratan – persyaratan sebaik perhatian perusahaan dalam berpartisipasi terhadap keamanan kerja. Item survey digunakan untuk membuat pengkategorian otem itu kemudian dipisahkan kembali ke dalam korespondensing kategori. Kemudian skala penilaian quality of safety, supervisor safety support, employee safety control, dan company satisfaction diidentifikasi. Ada 2 pengukuran item tunggal yaitu injury accident dan injury risk. Dengan pengecualian pada item injury incidence respon dibuat dalam skala 1-6 dimana 1 adalah strongly disagree dan 6 adalah strongly agree.
Diskrispsi dari skala tersebut adalah injury incidence, pertanyaan diberikan kepada responden untuk injury incidence dengan cara responden memberikan jawaban yes atau no misalnya “ sebagai seorang karyawan, apakah pernah mengalami insiden kecelakaan kerja?.
Injury risk, item yang digunakan untuk mengukur persepsi karyawan mengenai resiko kecelakaan. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan sebuah persepsi yang lebih kuat tentang resiko kecelakaan. “I berpikir aku bisa terluka karena resiko pekerjaan”.
Quality of the execution of corporate safety police, kategori ini diukur dengan 6 item untuk mengetahui apakah corporate safety policies telah dilaksanakan secara benar dan diikuti secara tepat. Itemnya adalah “ (1) Ada komite keselamatan yang berkontribusi terhadap pembuatan lingkungan kerja yang aman. (2) karyawan selalu menerima perlakuan yang disiplin terhadap pelanggaran aturan keselamatan. (3) insentive disediakan untuk karyawan yang bekerja secara aman dan productive. (4) keryawan seharusnya disiplin dalam pelanggaran keselamatan kerja. (5) saya disediakan peralatan yang memadai untuk melakukan pekerjaan dengan aman. (6) update informasi keselamatan kerja diberikan kepada seluruh karyawan.” Scor yang lebih tinggi merefleksikan persepsi yang positive mengenai pelaksanaan kebijakan keselamatan.
Supervisor safety support, diukur dengan 2 item skala pengukuran dimana responden percaya bahwa supervisornya mendorong dan memonitor praktek keselamatan dalam bekerja. “(1) supervisor saya mengakui bahwa saya bekerja secara aman. (2) supervisor saya memberitahukan kepada saya ketika saya bekerja secara tidak aman.“ score yang lebih tinggi merepresentasikan dukungan supervisor yang yang lebih kuat dalam praktek keselamatan kerja.
Employee Safety Control, ada 3 item yang digunakan untuk mengukur pengathuan responden terhadap keselamatan dan kemampuan untuk mengontrol perilaku keselamatan mereka. “(1) saya nyaman berbicara dengan anggota keselamatan dan kesehatan tentang keselamatan kerja. (2) saya mengetahui secara pasti apa yang saya harapkan ketika itu dating keselamatan kerja. (3) saya tahu sikap saya memainkan peran penting dalam dalam melakukan pekerjaan secara aman.” Score yang lebih tinggi mengindikasikan sense of control over safety behavior yang lebih tinggi.
Method of Data Analysis, statistic descriptive dan korelasi tentang variable yang dipelajari dianalisis terlebih dahulu. Regresi logistic digunakan untuk menguji dampak kualitas kebijakan keselamatan, supervisor safety support, dan employee safety control dalam insiden kecelakaan yag merupakan variable dichotomous. Multiple regresi digunakan untuk menguji dampak kualitas kebijakan keselamatan, supervisor safety support, dan employee safety control dalam resiko kecelakaan dan kepuasan dengan perusahaan.

RESULT
Measurement model
Intercorelation among variable
Realtionship of quality of corporate safety policies, supervisor safety support, and employee safety control with safety Outcome.
Moderating effect of supervisor safety support
The effect of employee safety control on safety outcome
Mediating role of employee safety control

DISCUSSION

0 komentar:

Posting Komentar