Senin, 28 April 2014

Summary Chapter 13 : COMPENSATING THE FLEXIBLE WORKFORCE

COMPENSATING THE FLEXIBLE WOKFORCE

The Contingent Workforce
Contingent workers adalah pegawai yang tidak mempunyai kontrak implisit maupun eksplisit terhadap pekerjaan yang sedang dijalankan. Durasi atau kurun waktu kerja bervariasi tergantung pada kenyamanan mereka dan kebutuhan perusahaan. Contingent workers terbagi menjadi empat kelompok yang berbeda, yaitu : part-time employees, temporary dan on-call employees, leased employee arrangements serta independent contractors, freelancers, dan consultants.
Part-time Employees
Biro statistik tenaga kerja memisahkan antara dua jenis pegawai paruh waktu, voluntary dan involuntary. Pegawai paruh waktu voluntary memilih untuk bekerja kurang dari 35 jam setiap minggu kerja yang terjadwal secara tetap. Beberapa pekerja lebih memilih menjadi pegawai paruh waktu karena dapat memiliki waktu luang lebih banyak untuk keluarga, hobi atau kepentingan pribadi. Pegawai paruh waktu involuntary bekerja kurang dari 35 jam kerja per minggu karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan full-time.
Perusahaan mungkin pernah mengalami keuntungan dan kerugian mempekerjakan pegawai paruh waktu. Kunci keuntungannya adalah fleksibilitas. Banyak perusahaan menyadari biaya dapat tersimpan karena tidak menawarkan benefit pada pegawai paruh waktu. Selain itu, perusahaan juga tidak mengeluarkan biaya lembur, sehingga menggunakan pegawai paruh waktu ketika musim libur dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan pada biaya tenaga kerja.
Job sharing merupakan jenis khusus perjanjian kerja paruh waktu. Dua atau lebih pegawai paruh waktu bekerja secara full-time. Pegawai-pegawai ini dapat melakukan semua pekerjaan atau membagi tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu. Job sharing mencerminkan kompromi antara kebutuhan pegawai atau harapan untuk tidak bekerja full-time dan kebutuhan perusahaan untuk mendapatkan staff pada pekerjaan berbasis full-time. Kedua pihak merasakan keuntungan dengan menggunakan job sharing.  

Temporary dan On-call Employees
Perusahaan biasanya menyewa pegawai temporer karena dua alasan. Pertama, pegawai temporer dapat menggantikan pegawai tetap yang sedang ijin, meliputi ijin sakit, liburan, meninggal, tugas juri dan wajib militer. Kedua, pegawai temporer dapat memberikan tambahan bantuan tenaga ketika perusahaan sedang dalam masa sibuk, seperti saat liburan. Pegawai temporer melakukan pekerjaan berbasis jangka pendek biasanya dalam hitungan hari, minggu atau bulan.
Perusahaan menyewa pegawai temporer dari berbagai sumber, yang paling umum adalah agensi pekerjaan temporer. Perusahaan pada umumnya membina hubungan dengan agensi pekerjaan temporer berdasarkan beberapa faktor. Pertama, perusahaan mempertimbangkan reputasi agensi sebagai faktor penting, menilai reputasi berdasarkan seberapa bagus penempatan agensi bekerja. Beberapa agensi menyediakan berbagai jenis dan tingkatan pekerjaan, ada pula agensi yang khusus menyediakan satu jenis pekerjaan (misal, ahli pelayanan finansial). Tergantung kebutuhan perusahaan dalam memilih pegawai yang bekerja di bidang khusus atau beberapa pegawai dengan beberapa bidang pekerjaan yang berbeda. Kedua, perusahaan juga harus mempertimbangkan biaya agensi. Biaya merupakan pertimbangan penting bagi perusahaan yang mempunyai strategi kompetitif lowest-cost.
On-call arrangements merupakan metode lain untuk menyewa pegawai temporer. Perusahaan dapat menjadwalkan pegawai dalam beberapa hari atau minggu. Beberapa pegawai ahli yang berserikat tersedia untuk kerja panggilan ketika mereka tidak mampu memberikan ketetapan atau jaminan pekerjaan tetap. Serikat pegawai ini mengatur daftar anggota yang tidak bekerja dan siap untuk sebuah pekerjaan. Ketika dipekerjakan, pegawai panggilan merupakan pegawai perusahaan yang menyewanya dan bertanggung jawab pada aturan dan implementasi kebijakan SDM, termasuk kompensasi.

Leased Employee Arrangements
Leased companies mempekerjakan pegawai yang berkualifikasi dadn menempatkan mereka pada perusahaan klien berbasis jangka panjang. Banyak leasing companies menagih biaya langsung pada klien untuk mempekerjakan pegawai yang disewa (daftar gaji, benefits dan pajak penghasilan) dan kemudian menagih biaya tetap. Lease companies menagih biaya ini berdasarkan pada persentase tetap daftar gaji klien atau gaji tetap setiap pegawai

Independent Contractors, Freelancers dan Consultants
Menyelenggaakan hubungan kerja dengan perusahaan berdasarkan keinginan dan usaha sendiri tanpa melalui temporary employment agencies atau lease companies. Kontraktor bebas biasanya memiliki keahlian khusus yang merupakan suplai pendek di pasar tenaga kerja. Perusahaan memilih kontraktor bebas untuk menyelesaikan proyek tertentu dengan durasi waktu yang cukup singkat (biasanya kurang dari satu tahun).

Pay and Employee Benefits for Contingent Workers
Kompensasi pada pegawai kontingen bervariasi baik pada pekerja paruh waktu, pegawai temporer, pegawai sewaan, kontraktor independen, pegawai freelance dan konsultan.

Part-time Employees
Pegawai paruh waktu mempunyai penghasilan kurang dari rerata pegawai tetap. Pada Maret 2011 pegawai paruh waktu pada industri swasta mempunyai penghasilan rerata $12,27 per jam, sedangkan pegawai full-time berpenghasilan $22,48 per jam. Perusahaan sering mengharapkan pegawai paruh waktu yang bergaji untuk melakukan lebih banyak kerja melebihi bagian kerjanya karena rerata biaya per jam yang efektif menurun ketika jumlah jam kerja meningkat. Pegawai paruh waktu dan pegawai full-time mungkin pernah merasakan adanya ketidaksetaraan pada kasus tertentu. Ada kemungkinan pegawai full-time yang ahli secara efektif digaji lebih rendah daripada pegawai paruh waktu yang kurang ahli untuk melakukan pekerjaan yang sama (misal, pegawai full time per jam dibayar lebih murah daripada pegawai paruh waktu ketika mereka bekerja dengan baik pada kurun waktu singkat).
Perusahaan biasanya tidak memberikan benefit pada pegawai paruh waktu, bagaimanapun pemberian benefit tergantung pada ukuran perusahaan dan sektor perusahaan swasta maupun publik. Pada maret 2011, hampir 38% pegawai paruh waktu mendapatkan benefit pensiun dibandingka  78% pegawai tetap. Sedikit pegawai paruh waktu mempunyai akses benefit perawatan kesehatan. Perusahaan tidak menawarkan asuransi perlindungan pada pegawai paruh waktu.
Perusahaan dapat memberikan program pensiun pada pegawai paruh waktu yang mempunyai kriteria kelayakan sebagai berikut :
a.       Usia minimum 21 tahun
b.      Pemenuhan paling sedikit 1000 jam kerja dalam 12 bulan periode pelayanan.
Temporary Employees
Pekerja temporer yang bekerja full-time biasanya mempunyai penghasilan $414 setiap minggu pada Februari 2005, sedangkan pegawai paruh waktu berpenghasilan $224 setiap minggu. Rerata gaji bervariasi berdasarkan pekerjaan dan kualiafikasi khusus pekerja. Permasalahan ekuitas dapat muncul di antara pegawai tetap dan pegawai temporer ketika bekerja bersama-sama. Pegawai temporer mungkin bekerja lebih rajin karena mereka tahu penugasan pada perusahaan klien secara eksplisit terbatas oleh waktu. Selain itu, pergantian satu perusahaan ke perusahaan lain membatasi pegawai untuk mendapatkan kesempatan berkarir di perusahaan mana pun tempat dia bekerja. Sebaliknya, ada pegawai temporer yang tidak rajin bekerja karena mereka tidak memilih perjanjian kerja temporer. Perbedaan gaji pegaai tetap dan pegawai temporer untuk pekerjaan sama memunculkan persepsi ketidaksetaraan (inequity).
Perusahaan tidak memberikan benefit pada pegawai temporer. Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa perusahaan menggunakan pegawai temporer untuk dapat meminimalkan biaya tenaga kerja karena tidak perlu memberikan benefit pada pegawai temporer. Dual employer common law doctrine memberikan hak bagi pegawai temporer untuk menerima kompensasi pekerja. Berdasarkan doktrin ini, pekerja temporer merupakan pegawai kedua perusahaan, baik perusahaan klien maupun perusahaan agensi. Kontrak tertulis antara perusahaan klien dan perusahaan agensi untuk menentukan kebijakan kompensasi pekerja yang diterapkan jika ada kejadian injury.
Leased Workers
Perusahaan leasing merupakan perusahaan legal terkait dengan hal gaji dan benefit. Pembayaran kompensasi pegawai sewa juga cukup kompleks. Pada februari 2005, pegawai sewa yang bekerja full-time menghasilkan gaji $756 per minggu, pegawai paruh waktu menghasilkan $204. Data kompensasi sistematik secara detail sangat terbatas, sehingga tidak mungkin dapat dibandingkan antara pegawai sewa dan pegawai tetap sebuah perusahaan.
Benefit sewa pada umumnya ikut serta berpartisipasi dalam program pengunduran diri di perusahaan klien; bagaimanapun perusahaan leasing bertanggung jawab untuk memberikan benefit pegawai sewa ketika terjadi hal-hal sesuai dengan safe harbor rule.
Independent Contractors,Freelancers, dan Consultants
Biro statistik tenaga kerja tidak memonitor tingkat upah untuk kontraktor bebas. Perusahaan tidak diharuskan membayar beberapa hal di bawah ini:
a.       Pendapatan federal pajak penghasilan
b.      Biaya lembur dan penghasilan minimum yang diperlukan berdasarkan FLSA
c.       Premi asuransi yang diperlukan berdasarkan hukum kompensasi tenaga kerja
d.      Perlindungan berdasarkan Employee Retirement Income Security Act of 1974 (ERISA), the Family and Medical Leave Act, the National labor Relations Act (NLRA), Title VII of the Civil Rights Act of 1964, dan the Americans with Disabilities Act (ADA).
Untuk menentukan apakah pegawai bebas secara finansial, perusahaan pertama-tama harus melakukan uji realita ekonomi (economic reality test).
Flexible Work Schedules: Flextime, Compressed Workweeks, and Telecommuting
 Flextime Schedule
Jadwal flextime membolehkan karyawan untuk memodifikasi jadwal kerja mereka dalam batas – batas yang ditentukan oleh employer. Karyawan menyesuaikan pada saat mereka memulai pekerjaan dan pada saat meninggalkan pekerjaan. Pada umumnya flextime tidak mengurangi jam kerja yang ada. Semua pekerja tetap harus bekerja pada jam tertentu dimana aktivitas bisnis sedang tinggi, biasa disebut dengan core hours. Selain itu terdapat fitur banking hours dimana membolehkan karyawan untuk memvariasikan jumlah jam kerja sehari-hari selama mereka mempertahankan jumlah jam kerja biasa setiap minggunya.

Compressed Workweek Schedules
Jadwal compressed workweek memperbolehkan karyawan untuk melakukan kerja mereka dalam hari kerja yang lebih sedikit daripada lima hari kerja. Sebagai hasilny karyawan mungkin bekerja sampai 10 hingga 12 jam tiap harinya. Jadwal ini dapat meningkatkan kesuksesan rekrutmen dan penyimpanan.
Telecommuting
Telecommuting menggambarkan perjanjian kerja alternative dimana karyawan bekerja di rumah atau lokasi lain selain di kantor. Telecommuter pada umumnya menghabiskan sebagian waktu kerja mereka di kantor dan bagian lain di rumah, perjanjian kerja ini cocok untuk kerja yang tidak membutuhkan interaksi antar pribadi dengan pekerja lain (akuntansi, analis sistem, dll). Manfaat yang paling potensial yaitu meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya overhead untuk ruang kantor dan supplies. Telecommuting juga mempunyai kerugian yaitu tidak adanya kontak langsung employers dan karyawan membuat lebih sulit dalam penilaian kinerja.
Flexible Work Schedules: Balancing the Demands of Work Life and Home Life
Jadwal kerja fleksibel menyediakan waktu yang lebih banyak untuk keluarga bagi orangtua tunggal atau orang tua dengan karir ganda. Jadwal  fleksibel memberikan para orang tua kesempatan untuk menjadwal kerja diantara even special di sekolah anaknya. Bagi pasangan karir ganda juga berguna bagi mereka untuk mengatur jadwal mereka.
Pay and Employee Benefits for Flexible Employees
Pay
Pada banyak kasus, karyawan ”fleksibel” bekerja lebih dari 40 jam selama beberapa minggu dan beberapa jam lebih sedikit di minggu yang lainnya. FLSA Mengharuskan perusahaan memberikan kompensasi karyawan karyawan yang tidak dibebaskan dari sebuah lembur yang sama dengan satu dan satu-setengah kali tingkat normal per jam untuk setiap jam bekerja lebih dari 40 jam per minggu. Ketentuan lembur didasarkan pada jam kerja karyawan yang diatur pada periode tetap bekerja. Sebuah keputusan pengadilan tertinggi (Walling v. A. H. Belo Corp.) mewajibkan employer untuk menjamin pembayaran tetap mingguan tetap untuk karyawan yang jam kerjanya bervariasi dari minggu ke minggu: Employer secara skhusus tidak dapat menentukan jumlah jam kerja karyawan tiap minggu; Fluktuasi periode kerja dalam seminggu lebih besar dan kurang dari 40 jam perminggu.
Employee Benefits
Skedul kerja dalam seminggu yang fleksibel memiliki dampak besar pada ketepatan waktu pelunasan tunjangan. Banyak perusahaan menentukan tunjangan cuti sakit karyawan dan hari libur berdasarkan jumlah jam kerja tiap bulan. Penentuan pembayaran liburan dan cuti kerja pada standar skedul kerja relatif sederhana, namun karyawan yang fleksibel bekerja lebih sedikit selama beberapa bulan dan bekerja lebih banyak pada bulan yang lain. 
Isu lain adalah perlakuan pada waktu pembayaran waktu liburan. Pada skedul kerja, jam kerja mayoritas pekerja yaitu 8 jam sehari dari senin sampai jumat. Perusahaan harus menetapkan kebijakan yang menyediakan karyawan fleksibel dengan pembayaran tunjangan yang setara atau alternatif liburan. Kebijakan tersebut diperlukan untuk mempertahankan ekuitas antara karyawan namun penjadwalan alternatif liburan dapat menyebabkan masalah koordinasi untuk perusahaan kecil.
Unions Reactions to Contingent Workers and Flexible Work Schedules
Pemimpin serikat percaya bahwa pengaturan alternatif kerja mengancam keamanan kerja anggota dan rawan tidak adil. Beberapa keprihatinan umum meliputi: Employer mengeksploitasi pekerja kontingen dengan membayar gaji dan tunjangan yang rendah daripada karyawan inti; Employer berupaya untuk mendapatkan tenaga kerja murah akan menyebabkan tenaga kerja kurang terlatih sehingga menghambat daya saing; Karyawan paro waktu susah untuk diatur karena kepentingan mereka dipusatkan pada kegiatan di luar tempat kerja; Karyawan paro waktu mengikis standar tenaga kerja; Karyawan sementara umumnya memiliki sedikit perhatian untuk meningkatkan produktivitas perusahaan karena mereka hanya bekerja untuk periode singkat; Kekuatan tawar menawar serikat menjadi lemah ketika perusahaan menunjukkan kemampuannya untuk melakukan dengan efektif; Kompresi hari-hari panjang waktu kerja perminggu atau waktu fleksibel bisa membahayakan keselamatan pekerja dan kesehatan; Kekhawatiran mengenai isolasi karyawan, lembur tanpa kompensasi, dan pemantauan perusahaan menjadi alasan serikat enggan untuk mengizinkan berkomunikasi dengan member.

Strategic Issues and Choices in Using Contingent and Flexible Workers
Pekerja Contingent dan jadwal kerja fleksibel mempunyai tujuan utama yaitu berkontribusi untuk mempertemukan tujuan dari kontrol biaya dan inovasi produk dan jasa. Tujuan kontrol biaya membutuhkan perusahaan untuk menurunkan biaya output tiap pekerja dan pada perspektif jangka panjang dapat menghasilkan kesimpulan bahwa perjanjian kerja contingent mendukung keharusan akan biaya paling rendah. Sedangkan jadwal fleksibel juga berkontribusi dalam keharusan biaya terendah dimana karyawan yang fleksibel menunjukkan absen yang rendah dibandingkan pekerja dengan kerja waktu tetap. Jadwal kerja fleksibel juga mendorong diferensiasi dimana: pertama, memungkinakn pekerja untuk bekerja pada saat fisik dan mental terbaik mereka; kedua, memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan sedikit gangguan dan kekhawatiran untuk mengurus hal-hal pribadi yang diperlukan.

0 komentar:

Posting Komentar