No.
|
Variabel
|
Literatur
|
Item
|
1
|
Role
conflict
|
|
8 item menilai tingkat dimana individu diharapkan
memenuhi multiple conflicting roles
|
2
|
Uncertainty
|
|
Effort at work to performance, performance to
outcomes
|
3
|
Job
satisfaction
|
dari
Michigan Organizational Assessment Questionnaire
|
3
item satisfaction
|
4
|
Work stress
|
dari
14 item PSS
|
6 item yang digunakan
|
5
|
Conflict style
|
Tipe Klasik Role Conflict
|
integrating,
dominating, obliging, avoiding
|
Rabu, 14 Mei 2014
Conflict Style and Coping with Role Conflict: An Extension of The Uncertainty Model of Work Stress
Topik
Diskusi
Kahn, Wolfe, Quinn dan
Snock (1964) mendefinisikan istilah role conflict : discrepant role
expectations sent by members of an
individual’s role set. Role conflict atau konflik
peran merupakan ketidaksesuaian harapan peran kerja dari individu terhadap
peran kerja nyata, semakin tinggi tekanan yang didapat dari konflik peran akan
menimbulkan konflik psikologi. Jurnal ini
meneliti tentang dampak conflict style sebagai coping strategy
dalam responnya untuk role conflict. Peran konflik mempunyai
konsekuensi negatif dengan berbagai hasil seperti stress, komitmen, kepuasan
dan turnover.
Salah
satu cara dalam mengurangi dampak negative dari konflik peran kerja yaitu
partisipasi dalam pengambilan keputusan dan organisasi dapat mengadopsi tipe
tertentu dalam mekanisme kontrol internal. Namun konflik peran dapat juga
digunakan meningkatkan kinerja organisasi, menurut Van Sell et al (1981)
berpendapat bahwa konflik peran itu sendiri mungkin adaptif dan berkontribusi
untuk fungsional organisasi. Pendekatan lain untuk mengatasi peran konflik
dengan memeriksa perbedaan kepribadian individu.
Penelitian
selanjutnya mengakumulasikan demonstrasi konsekuensi negatif role conflict
untuk hasil yang bermacam-macam, seperti stress, komitmen, kepuasan dan turnover
(Fisher & Gittelson, 1983; Van Sell, Brief & Schuler, 1981).
Penelitian sebelumnya juga menguji ketidakpastian di tempat kerja sebagai
mediator dalam peranan proses stres.
Dampak dari Ketidakpastian
Untuk
menurunkan terjadinya role conflict, peneliti menawarkan model perilaku.
Dimana kondisi uncertainty merupakan tahap kritis dimana role
conflict dapat menyebabkan stress. Kemudian peneliti berfokus mengembangkan
model perilaku untuk mengatasi dampak role conflict terhadap stress. Dan
O’Driscoll dan Beehr (1994) meneliti model uncertainty terhadap stress,
menemukan:
·
Uncertainty secara parsial memediasi hubungan antara role conflict dan
psychological strain.
·
Job satisfaction memediasi dampak uncertainty pada ketegangan (strain)
Model
mediasi yang ditawarkan : Role conflictà uncertaintyà job satisfactionà work stress
untuk mengukur strategi perilaku dalam mengelola konflik
peran, perlu perlu menguraikan faktor-faktor yang digunakan untuk menjelaskan
konflik peran dan stress, ketidakpastian merupakan mediator penting dari dampak
peran stres terhadap stress. Dua tipe penting dari ketidakpastian yang
berhubungan scara spesifik dengan peran kinerja pekerjan yaitu
effort-to-performance (e-to-p) dan performance outcome (p-to-o). Jenis yang
pertama mengacu pada tingkat ketidakpastian individu bahwa usaha yang diberikan
di tempat kerja akan mengarah ke tingkat yang sesuai kinerja kerja diakui,
sedangkan tipe kedua mengacu pada tingkat ketidakpastian yang berkinerja baik
akan mendapatkan penghargaan yang sepadan.
Conflict Styles
Berdasarkan konsep dasar yang dijelaskan oleh Blake and
Mouton’s (1964) Managerial Grid, the dual model concerns menyarankan bahwa
konflik individual perilaku manajemen dapat dijelaskan kombinasi dari dua pokok
dimensi atau kepentingan, yaitu “desire to satisfy one’s own concern” dan
“desire to satisfy other’s concern”. Kombinasi dari kedua kepentingan
menggambarkan empat kunci conflict management styles yaitu integrating,
dominating, avoiding, dan obliging. Selain itu terdapat dua dimensi lain yang
dijelaskan oleh Van de Vliert dan Euwema (1994) yaitu agreeableness dan
activeness. Agreeableness mengacu pada sejauh mana perilaku konflik membuat
kesan menyenangkan dan santai daripada tidak menyenangkan dan strainful,
sedangkan activeness mengacu pada sejauh mana perilaku konflik membuat kesan
responsif dan langsung daripada malas. Kedua dimensi ini membantu kinerja organisasi
lebih baik dan dapat mengurangi ketidakpastian dan konflik peran.
Role
conflict
terkait dengan literatur manajemen konflik. Ada empat tipe klasik ;
1.
Integrasi
2.
Dominasi
3.
Penghindaran
4.
Obliging
Oleh Van de Vliert dan Euwema (1994) Empat tipe klasik ini dilabeli
“keaktifan”. Keaktifan ini menjadi kunci pengelolaan role conflict karena
memungkinkan seseorang
untuk memperoleh kejelasan dan mengurangi ketidakpastian.
Stress and Coping
Banyak penelitian berfokus dalam mengatasi stres kerja
dengan bergantung pada dua hal yang disarankan oleh Lazarus dan Folkman (1984)
antara problem-focused coping “mengerjakan sesuatu untuk mengetahui masalah” dilihat
bermanfaat karnea tersirat orientasi aksi dan emotion-focused coping “regulasi
emosi” dilihat kurang terlalu positif karena mengabaikan yang mendasari sumber
stress. Individu
yang melakukan manajemen konflik secara aktif lebih mampu mengekspresikan
kebutuhan individualnya
Metodologi
Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 304 orang pegawai
administratif, profesional dan manajerial divisi keuangan perusahaan otomotif
Amerika. Survey dilakukan dua kali dengan jeda waktu
tiga minggu. Survey
pertama : uncertainty, conflict style dan Survey kedua : role conflict, job
satisfaction, work stress
Lalu sampel efektif yang didapat yaitu sebanyak 142 orang
(setelah dicocokkan dari masing – masing survey dan adanya data yang hilang)
Variabel penelitian terdiri dari lima
variabel, yaitu: role conflict, uncertainty, job satisfaction, work stress, dan
conflict style.
Hipotesis 1 : ada hubungan positif antara role
conflict dan work stress secara berurutan dimediasi oleh :
1.
Hubungan positif antara role conflict dan uncertainty
2.
Hubungan negatif antara uncertainty dan satisfaction
3.
Hubungan negatif antara job satisfaction dan work stress
Hipotesis 2 :
Untuk individu bekerja lebih aktif dalam keseluruhan pendekatan dalam mengelola
konflik, hubungan antara konflik peran dan ketidakpastian akan kurang positif
daripada mereka yang kurang aktif dalam pendekatan pada konflik
Dalam penelitian ini terdapat dua analisis yaitu model
mediasi pada hipotesis satu dan model moderasi pada hipotesis dua. Untuk
menguji hipotesis satu menggunakan SEM dan untuk menguji hipotesis dua
menggunakan analisis regresi moderasi.
Analisis
SEM digunakan untuk menguji proses mediasi pada hipotesis 1
Regresi Linier Berganda dilakukan untuk menguji efek moderasi pada
hipotesis 2
Hasil
Hasil yang didapat dalam hipotesis pertama yaitu hubungan antara role conflict dan work stress secara
parsial dimediasi oleh role conflict à uncertainty (positif), uncertaintyà job
satisfaction (positif), dan job
satisfaction à work stress (positif). Direct path antara role conflict dan work stress
menunjukkan hasil signifikan dan positif. Sedangkan hasil yang didapat dalam hipotesis
kedua yaitu Role
conflict menunjukkan hubungan yang positif dengan uncertainty, Conflict style activeness berhubungan secara negatif, tetapi tidak
signifikan, Gabungan antara role conflict
dan conflict style activeness menunjukkan hubungan yang signifikan dan negatif
•
Hubungan antara role conflict dan work stress secara parsial dimediasi
oleh role conflict à uncertainty (β=0,52; p <0,001), uncertaintyà job satisfaction (β=-0,56; p <0,001), dan job
satisfaction à work stress (β=-0,43; p <0,001)
•
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mansoor,
dkk (2011) tentang dampak stress kerja terhadap kepuasan kerja pegawai,
menunjukkan bahwa stress secara negatif berhubungan dengan kepuasan kerja
pegawai (β=-0,559; p <0,001).
•
Direct
path antara
role conflict dan work stress menunjukkan hasil signifikan dan
positif (β=0,58; p <0,001)
•
Hal ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ishanta Tennakoon tentang dampak role
conflict pada job stress, yang menunjukkan bahwa role conflict mempunyai
dampak positif yang kuat terhadap job stress pegawai frontline di
industri jasa finansial Sri Lanka, dengan kenaikan level stress 54%.
•
H2 ; Role conflict menunjukkan hubungan yang positif dengan uncertainty
(β=0,38; p <0,001)
•
Conflict
style activeness berhubungan secara negatif dengan uncertainty, tetapi tidak
signifikan (β=-0,11; p <0,01)
•
Gabungan antara role conflict dan conflict style activeness
menunjukkan hubungan yang signifikan dan negatif (β=-0,24; p <0,01)
Penemuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa tingkat
dimana individu menggunakan pendekatan aktif konflik secara signifikan
mengurangi dampak konflik peran pada ketidakpastian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar