Senioritas dan Longevity Pay
Rasionalitas ini berasal dari human capital theory yang menyatakan
bahwa pengetahuan karyawan dan keahliannya produktifnya dikenal sebagai human
capital.
Desain Perencanaan
Seniority Pay dan Longevity Pay
Senioriy Pay adalah reward untuk masa jabatan atau jangka waktu
lamanya karyawan menjadi anggota dalam perusahaan yang secara eksplisit
meningkat dari gaji dasar.
Longevity Pay merupakan reward bagi karyawan yang telah mencapai
tingkatan maksimum dan biasanya tidak pindah ke posisi ke tingkatan yang lebih
tinggi.
Keunggulan Seniority Pay
Seniority Pay memberikan dua keuntungan utama bagi karyawan ;
- Seniority Pay memfasilitasi
administrasi program pembayaran,
- Manajer biasanya tidak menunjukkan
kecenderungan kesukaan pada yang karyawan lain, dengan demikian mereka
dapat berprestasi memberikan performa terbaiknya, karena senioritas adalah
obyek dasar untuk memberikan penghargaan.
Mencocokkan Seniority Pay
dengan Strategi Kompetitif
Seniority Pay tidak terlalu cocok dengan kepentingan strategi
kompetitif karena karyawan tidak dapat menghitung dalam penerimaan pembayaran
yang sama dan exemplary performance dan fakta ini menunjukkan kerugian yang
besar dalam system seniority pay. Karyawan yang memberikan kontribusi dalam
pekerjaanna menerima bayaran yang sama peningkatannya dengan coworkers yang
memberikan kontrivbusi yang rendah.
Merit Pay
Program Merit Pay mengasumsikan kompensasi karyawan selama waktu
yang tidak ditentukan yang dibedakan dari job performance. Peningkatan hasil memotivasi
performa selanjutnya dan memungkinkan manajer mempertahankan karyawan
potensial.
Penilaian Performa
Sistem merit pay membutuhkan pendekatan penilaian performa secara
spesifik. Ada
beberapa tipe, yaitu :
- Traits Systems
Trait systems mengevaluasi sifat tiap karyawan atau
karakteristikanya. Penilaian
bertipe skor yang mendeskripsikan range dari ketidakpuasan hingga terkemuka. Trait
sistem sangat mudah untuk dilakukan untuk range yang lebar dalam pekerjaan.
Selain itu juga mudah untuk kuantitas tujuan merit pay dan meningkat
penggunaannya dalam fokus kualitas interaksi dengan konsumen.
- Comparisons Systems
Comparison Sistem mengevaluasi performa yang diberikan
olehkaryawan dibandingkan karyawan lain. Employee diberi ranking dari yang
terbaik dan terburuk dari keseluruhhan performa dan sifat. Alternatifnya
disebut forced distribution performance appraisal, yang menempatkan karyawan
dalam grup yang menunjukkan berbagau range performa.
- Behavioral Systems
Sistem Behavioral memberi tingkatan pada jaryawan dalam
tingkatan dimana mereka menampilkan perilaku performa kerja yang sukses. Ini
adalah kebaikan dari Sistem komparasi dan system trait.
- Goal-Oriented Systems
Management by
Objective (MBO) dapat menjadi performa efektif
terbaik dalam teknik penilaian karena supervisor dan karyawan menentukan
obyetif dari karyawan selama periode rating dan karyawan menilai bagaimana
mereja mencapai obyektif mereka. MBO menggunakan manajerial dan karyawan
professional utama serta tipe evaluasi progress karyawan kea rah strategic
planning objectives.
Mengeksplorasi Proses
Penilaian Performa
Empat Aktivitas Untuk Mempromosikan Praktik Penilaian Performa
Nondiskriminatory :
- Melakukan analisa pekerjaan
menemukan karakteristik yang dibutuhkan untuk performa kerja yang efektif
- Menggabungkan karakteristik ke
dalam instrument rating
- Melatih supervisor untuk
menggunakan instrument rating tersebut dengan tepat
- Beberapa kasus didemonstrasikan
bahwa mekanisme formal dan review of rating upper level personel membantu
proses penilaian performa lebih akurat dan efektif
Error yang Terjadi dalam Penilaian Performa
û
Bias Errors
Eror bias terjadi saat
evaluator menggunakan dasar pada nilai negatif personal atau opini positif pada
employee dibandingkan performa aktual employee. Error ini ada dua jenis ;
o
Efek
First Impression
Yang mungkin menggunakan
perasaan penilaian suka atau tidak suka mengenai seoran karyawan yang
mengabaikan perfoema aktual karyawan.
o
Halo
efek positif
Terjadi saat menggeneralisasi
karyawan baik atau buruknya pada sebuah aspek kerja ke semua aspek dalam
pekerjaan.
û
Contrast Errors
Terjadi saat supervisor
membandingkan karyawan dengan karyawan lain secra spesifik , eksplisit dari
standar performa.
û
Errors of Central Tendency
Saat supervisor memberi rating
semua karyawan setara atau hampir sama rata tanpa memperhatikan faktor performa
lain.
û Errors of leniency or
Strictness
Manajer menjaga untuk menilai
performa karyawan lebih tinggi dibanding rating riil dibanding kriteria
obyektif.
Memperkuat Hubungan
Pay-For-Performance
Ø
Hubungan
Penilaian Performa dengan Tujuan Bisnis
Standar dimana performa karyawan ditentukan dengan
menghubungkan strategi kompetitif
perusahaan dan strategi-strategi yang ada.
Ø
Menganalisa
Pekerjaan
Produk analisa pekerjaan dapat
digunakan supervisor untuk menciptakan pengukuran performa yang efektif.
Ø
Komunikasi
Komunikasi terbuka membantu
karyaan untuk mengembangkan ekspektasi yang layak dan menganjurkan mereka untuk
mempercayai sistem dan siapa yang mengoperasikannya.
Ø
Membangun
Penilaian yang Efektif
Selama pengukuran performa dipertemukan
dengan karyawan, supervisor harus mendiskusikan tujuan untuk performa
selanjutnya dan rencana karir karyawan. Dengan kekuranga performa yang jelas,
karyawan dan manajer harus bekerja bersama untuk mengidentifikasi penyebab utama
dan mengembangkan rencana aksi untuk memperbaiki kekurangan.
Ø
Empower
Employees
Supervisor harus memperkaya
pekerjaan karyawannya duntuk membuat penilaian diri diantara sesi formal.
Selain itu, supervisor harus memberikan peran pembimbing untuk empower para
karyawan. Sebagai pembimbingm supervisor harus menjamin bahwa karyawan harus
memiliki akses sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Ø
Membedakan
antara Karyawan Satu dengan yang Lainnya
Apabila karyawan tidak melihat
perbedaan yang signifikan antara performa terbaik dengan performa terendah,
karyawan yang memiliki performa terbaik akan putus asa dan menurunkan tensi
pekerjaannya. Apabila merit perusaaan tidak melihat hal ini dengan jelas, maka
hal ini bisa sangat merugikan. Perlunya alternatif rewards lain yang bisa
memberikan motivasi bagi karyawan.
Batasan-Batasan yang Mungkin dalam Merit Pay Programs
Ø
Ketidakmampuan
membedakan antara Kayawan yang Berperforma tinggi dengan Karyawan yang
Berperforma Rendah
Karyawan mungkin menerima peningkatan
merit meski performa mereka tidak dituntut demikian karena supervisor ingin
mmenghindari animosity diantara para karyawan.
Ø
Pengukuran
Performa yang Lemah
Performa kerja karyawan
dinilai dari subyektivitas yang ditentukan oleh dupervisor demikian pula dengan
Merit pay program mengandalkan subyektivitas penilaian supervisor.
Ø Rating Bias Supervisor pada Employee Job Performance
Subyek dari banyaknya error saat mereka terjadi
menjadikan penilaian subyektif pada performa kerja karyawan yang diamai supervisor.
Ø
Kekurangan
Komunikasi Terbuka antara Manajer dan Karyawan
Saat manajer tidak dapat
berkomunikasi secara efektif dengan karyawan, hal ini bisa berakibat karyawan
tidak mempercayai proses penilaian performa.
Ø
Struktur
Sosial yang Tidak Nyaman
Saat dimana level gaji adalah
indikator status, merit permanen meningkat mungkin akan membuat struktur sosial
yang tidak nyaman.
Ø
Faktor
Lain dari Merit
Peningkatan merit bisa
berbasis faktor lain dibandingkan merit, yang secara jelas mengurangi tekanan pada performa kerja.
Nilai kontribusi karyawan tergantung pada agenda, atau tujuan dari supervisor.
Ø
Kompetisi
yang tidak Nyaman
Kompetisi diantara karyawan
yang kontraproduktif dengan tujuan teamwork sangat mempengaruhi penyelesaian
pekerjaan.
Ø
Nilai
motivasi yang Rendah
Program merit secara positif
meningkatkan motivasi karyawan, karena adanya perbedaan pandangan mengenai
’besar tidaknya’ sebuah nilai yang mempengaruhi perilaku positif karyawan.
0 komentar:
Posting Komentar