Mengembangkan Incentive Pay
Incentive pay atau variable pay
memberikan employee yang mencapai
obyek kerja secara parsial atau komplit. Insentif atau variable pay dijelaskan sebagai kompensasi, di luar gaji pokok atau
upah., yang berfluktuasi berdasarkan pencapaian sebuah standar seperti formula
yang ditetapkan, individual atau grup, atau pernghasilan perusahaan.
Sistem pembayaran insentif yang efektif
berbasis tiga asumsi :
- Employee
individual dan kerja tim berbeda, yaitu sebanyak apa mereka berkontribusi
pada perusahaan.
- Kinerja
perusahaan secara keseluruhan tergantung derajat performa individu dan
grup dalam perusahaan.
- Untuk
menarik, memotivasi performa prima dan prinsip keadilan bagi karyawan,
membutuhkan rewards dari basis performa relatif mereka.
Perusahaan menentukan pembayaran insentif
berdasarkan lima kriteria performa :
- Kualitas
- Output
- Dependability
- cooperation
- Ide
Sedangkan Lincoln
mengevaluasi kinerja dengan lima kritera :
- Skill
- Responsibility
- Mental
Apptitude
- Physical
application
- Working
Condition
Perusahaan menggunakan
insentif untuk memberikan penghargaan secara individu, tim atau perusahaan
berbasis performa. Banyak insentif
diaplikasikan pada beberapa kategori employee; sales professionals, manajer,
dan eksekutif. Manajer menerima bonus biannual berbasis pencapaian tiga
obyektif :
Ø
Level
target profil
Ø
Kualitas
Customer services
Ø
Store
sales
Insentif secara umum dikategorikan dalam
tiga kategori :
Ø
Insentif
individual
Diberikan untuk employee yang
bekerja secara independen.
Ø
Insentif
Grup
Promote supportive, kolaborasi
berilaku diantara employee.
Ø
Insentif
Companywide
Mengikat kompensasi pekerja
pada perusahaan dalam jangka pendek, biasanya 3 bulanan atau periode 5 tahun.
Insentif Individal
Pembayaran insentif individual cocok diterapkan
dalam tiga kondisi :
1.
Kinerja
employee dapat diukur secara obyektif :
Ø
Banyaknya
unit yang diproduksi
Ø
Jumlah
Penjualan
Ø
Mengurangi
tingkat eror
2.
Insentif
individual yang cocok diterapkan saat employee memiliki cukup control atas
kinerjanya.
3.
Insentif
individual cocok diterapkan saat mereka tidak membuat level kompetisi yang
tidak sehat diantara pekerja yang berujung pada kualitas rendah.
Menentukan Insentif Individual
Insentif individual memberikan employee untuk menemukan pekerjaan yang terkait
standar performa seperti kualitas, produktivitas, customer satisfaction,
keamanan atau kehadiran. Hasil akhirnya yaitu karyawan yang berkinerja baik
haruslah memiliki nilai yang lebih tinggi daripada karyawan yang berkinerja
rendah.
Tipe Insentif Individual
Ada empat tipe insentif individual
secara umum ;
- Piecework
Plans
Memberikan employee
rewards berbasis jam produktivitas individualnya terhadap standar output
obyektif yang ditentukan dari adaptasi peralatan operasional manufaktur.
- Management
Incentive Plans
Memberikan bonus pada
manajer saat mereka menemukan basis obyektif berbasis pada sales, profit,
production, atau pengukuran lain untuk division, departemen, ata unit.
- Behavioral
Encourage Plans
Employee menerima
pembayaran untuk perilaku spesifik dari prestasinya.
- Referral
plans
Perusahaan mengandalkan dari
bonus referral untuk meningkatkan rekturmen untuk karyawan potensial.
Keunggulan dan Kelemahan Program Insentif
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1.
Insentif individual dapat mempromosikan hubungan antara pembayaran
gaji dan performa
2.
Insentif
individual mempromosikan distribusi kompensasi dalam perusahaan
3.
Kompatibilitas
dengan kultur individualistik negara.
|
1.
Tidak fleksibel dalam memposisikan karyawan yang potensial
2.
Manajer harus mengembangkan dan menjaga performa untuk penghargaan
ini
3.
insentif ini bisa saja mendorong perilaku yang tidak diinginkan di
tempat kerja
|
Insentif Kelompok
Program insentif kelompok memberikan rewards pada employee
berdasarkan performa kolektif. Insentif ini sangat efektif saat group member
memiliki target untuk mencapai goal. Meski dari kontribusi individual mungkin
kurang setara.
Tipe Insentif Kelompok
Perusahaan menggunakan dua tipe insentif kelompok
;
- Team Based atau Small Group Incentive Plans
Grup kecil membagi reward financial apabila obyek
spesifik ditemukan. Tipe ini hampir sama dengan insentif individual, namun tiap
anggota grup menerima penghargaan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Banyak perusahaan membagi
program ini dalam tiga tipe :
ü
Work
Team
Unit organisasi yang kinerja
kerjanya berbasis langsung.
ü
Project
Team
Terdiri dari grup yang
menyelesaikan proyek sekali waktu.
ü
Parallel
Team
Termasuk pekerja yang bertugas
secara spesifik dalam tugas normal tambahan.
Pakar
SDM menggolongkan rewards dalam tiga cara :
1.
Equal Incentive Payments untuk semua
anggota tim
Memperkuat kerjasama antar anggota tim
kecuali bila anggota tim merasakan perbedaan kontribusi peserta dan kinerja.
2.
Differentian Incentive Payments
Berbasis kontribusinya untuk performa tim. Distribusi
rewards berbasis sejauh dimana performa individu dilakukan.
3.
Differential Payments Determined by Ratio of Each Team
Berdasarkan rasio tiap anggota tim berbasis total
pembayaran dari bayaran grup. Rewards anggota grup dalam proporsi pembayaran
tiap karyawan.
- Gain Sharing Plans
Grup employee dihargai untuk keunggulan produktifnya. Sistem
Insentif kolompok yang menyediakan partisipasi employee dengan pembayaran
insentif berbasis Peningkatan prerforma produktivitas perusahaan yang
dikembangkan.
Program sharing memiliki tiga komponen ;
1.
Leadership Philosophy
Iklim kooperatif organisasi yang meningkatkan level
kepercayaan, open communications, dan partisipasi.
2.
Employee Involvement Systems
Mengarahkan pengembangan produktivitas organisasional.
3.
Bonus
Penghargaan perusahaan membagi bonus saat produktivitas
actual dari level target produktivitas.
Scanlon Plan
Dikembangkan oleh Joseph Scanlon pada 1935. Scanlon pada dasarnya adalah system keterlibatan
konsumen. Scanlon yakin bahwa employee akan berlatih self-direction dan
self-control apabila mereka berkomitmen pada perusahaan. Scanlon
merencanakan tiga komponen :
ü
Penekanan
ada pada pengurangan beban tim.
ü
Suggestions
systems
ü
Penghargaan
moneter berbasis produktivitas untuk mendorong keterlibatan karyawan.
Rucker Plan
Dikembangkan oleh Allan Rucker pada 1933. Kedua
tipe pengukuran ini melibatkan keterlibatan karyawan dan menggunakan insentif
monoter untuk mendorong partisipasi mereka. Namun bedanya, Rucker Plan
menggunakan Value Added Formula untuk
mengukur produktivitas. Value added
adalah untuk membedakan antara nilai sales price produkdan nilai material yang
dibeli untuk membuat produk.
Keunggulan dan Kelemahan Insentif Kelompok
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1.
Perusahaan
lebih mudah untuk mengukur insentif kelompok daripada insentif individu.
2.
Kohesi
grup, biasanya lebih efektif untuk mencapai tujuan daripada tujuan individual
yang ditugaskan secara individual.
|
1.
Adanya
free rider effect yang bisa merugikan semua pihak, baik anggota lain maupun
manajer karena penilaian performa untuk insentif menjadi kacau.
|
0 komentar:
Posting Komentar