Rabu, 25 Juni 2014

Resume Strategic HRM : Labor Relation


Hubungan tenaga kerja merupakan isu strategi untuk organisasi karena sifat dari hubungan antara pemilik dan karyawan dapan memberikan dampak yang signifikan pada moral, motivasi dan produktivitas. Pekerja yang merasa bahwa ketentuan dan syarat kerja kurang menguntungkannya akan tidak berkomitmen untuk bekerja dan pemiliknya. Karena itu bagaimana organisasi mengelola aspek sehari-hari dari hubungan tenaga kerja dapat menjadi variabel kunci untuk mempengaruhi kemampuan dalam mencapai tujuan strategis. Pekerja yang berserikat membuat tantangan special untuk manajemen sumber daya manusia, hubungan kerja menjadi lebih formal melalui kontrak serikat pekerja dan tunduk pada peraturan – peraturan serikat pekerja pada umumnya. Selain itu, serikat pekerja dibentuk dan ada sebagai organisasi karyawan yang mempunyai hak legal untuk menawar dengan manajemen melalui ketentuan dan persyaratan kerja.
Pada awal abad 20 serikat pekerja di negara Eropa dan Amerika berkembang pesat dan memiliki banyak anggota, namun pada 1970-an mulai terjadi penurunan. Penurunan itu terjadi karuena beberapa faktor yaitu: banyak pekerja kehilangan haknya dari serikat pekerja mereka (korupsi dan penyalahgunaan dana, biaya dari keanggotaan tidak sebanding dengan manfaat yang didapat); Banyaknya manufaktur berpindah tempat diluar Eropa dan Amerika; Perubahan dari sifat kerja dan teknologi banyak mengurangi pekerjaan manual tradisional.  Terdapat tiga hal mengapa serikat pekerja itu penting yaitu: serikat pekerja sebagai norma (banyak industri berserikat pekerja), kompetitor lain mungkin berserikat pekerja (bepengaruh pada praktek sumber daya yang kompetitif), dan terakhir yaitu alasan yang paling penting bahwa yaitu “National Labor Act” memberikan semua karyawan (tidak hanya yang berserikat pekerja) mendapat hak tertentu, sehingga dimana pemilik tidak tahu tentang syarat dan kondisi kerja yang diuraikan pada “act” (dalam “act” mencakup hal saling berbagi dan membantu sesama karyawan).
Kata union berarti bahwa para pekerja setuju untuk bekerja bersama dalam berurusan dengan dan bernegosiasi syarat dan kondisi kerja mereka dengan manajemen, uni berarti satu,  berarti bahwa kemajemukan dari pekerja telah bersatu untuk berbicara “satu suara”.
Why Employee Unionize
Karyawan biasanya membentuk dan bergabung dalam serikat karena manfaat yang akan didapatnya dari serikat pekerja (manfaat yang didapat seperti ekonomi yaitu gaji, sosial yaitu afiliasi dan komunitas, terakhir politik yaitu  negosiasi syarat dan kondisi kerja yang saling menguntungkan). Serikat pekerja memungkinkan pekerja lebih kuat dalam bernegosiasi dan menetapkan syarat dan kondisi kerja dan memastikan perlakuan adil dari organisasi. Manfaat datang selalu dengan biaya, biaya pertama yaitu biaya ekonomis dari iuran yang serikat minta. Kedua, biaya politik dimana karyawan yang sudah menjadi satu tidak sealalu pendapatnya sama dengan serikat pekerja, sehingga hak politik dapat berkurang.
The National Labor Relations Act
1995, kongres menetapkan National Labor Relations Act (NLRA), juga dikenal The Wagner Act, dimana member karyawan hak untuk berserikat dan untuk meregulasi hubungan serikat/manajemen. The Act telah diamandemen beberapa kali pada tahun 1947 dan 1959. NLRA membuat National Labor Relations Board (NLRB) untuk mengawasi ketentuan The Act. Tugas dari NLRB yaitu mengawasi pemilihan serikat, sertifikasi serikat pekerja sebagai wakil negosiasi ofisial dari kelompok karyawan, mendengarkan dugaan pelanggaran dari pemilik, serika pekerja dan kelompok karyawan.
Langkah peratama dalam membentuk serikat, kelompok karyawan memberitahukan pada NLRB akan melaksanakan pemilihan. Syarat dari NLRB yaitu setidaknya 30 persen dari karyawan menandatangani kartu otorisasi yang mengindikasikan keinginan dalam membentuk serikat (pemilihan wakil dari serikat pekerja).  Setelah NLRB mendapat kartu otorisasi dan menentukan keinginan dalam pemilihan, selanjutnya yaitu menentukan unit tawar-menawar. Unit ini adalah kelompok karyawan yang memiliki kemiripan gaji, tingkat keahlian dan tingkat profesionalitas, NLRB juga menentukan seberapa banyak unit tawar menawar (bargaining unit) dalam satu serikat ataupun lebih dari unit tawar-menawar (kelompok karyawan yang berbeda dan perbedaan dalam pekerjaannya).

Behavior during Organizing Campaigns
Untuk lulus dalam NLRA, kongres menentukan adanya aturan dalam perilaku manajemen dan perwakilan serikat dalam kampanye pengorganisasian serikat untuk memastikan bahwa salah satu pihak tidak mempunyai keuntungan yang tidak adil atas yang lain dalam mengkomunikasikan posisi untuk karyawan.
NLRA menguraikan ketentuan-ketentuan khusus yang berkaitan dengan perilaku perusahaan selama serikat mengorganisir kampanye dalam diskusinya tentang praktek perburuhan yang tidak adil. Perusahaan mempunyai kendali bebas untuk mengkomunikasikan posisinya terkait dengan perserikatan kepada pegawai selama jam kerja, yang merupakan hal tepat karena perusahaan menggaji pegawai pada saat jam kerja. Perusahaan dilarang membuat ancaman atau keputusan hasil pemilihan yang ditunda.
Peraturan juga memberikan hak penuh bagi pegawai pro-serikat untuk mendekati teman sejawat mereka di tempat kerja dan memberikan dukungan untuk serikat, selama kontak terjadi pada saat bukan jam kerja dan bukan pada area tempat kerja (misalnya di kantin pada saat makan siang, di tempat parkir setelah pulang kerja atau di tempat istirahat selama jam istirahat).
Secara umum, perusahaan dapat membatasi akses orang luar terhadap karyawan jika memenuhi dua kondisi sebagai berikut.
  1. Orang luar perusahaan (nonemployee) dalam hal ini, adalah penyelenggara serikat kerja, harus mempunyai cara yang masuk akal untuk mengakses dan berkomunikasi dengan pegawai di luar tempat kerja
  2. Perusahaan harus mempunyai larangan umum untuk segala permohonan non-pegawai
  
Collective Bargaining
Ketika serikat terpilih untuk mewakili pegawai, perwakilan serikat dan perusahaan bersama-sama bertanggung jawab untuk menegosiasikan perjanjian kerja sama yang mencakup berbagai persyaratan dan kondisi kerja. NLRA mengklasifikasikan konten dalam perundingan yaitu mandatory, permissive atau prohibited.
Mandatory terdiri dari beberapa item yang mengandung banyak istilah ekonomi ketenagakerjaan, seperti gaji, jam kerja, benefit, kondisi pekerjaan, prosedur tawaran pekerjaan dan penyediaan keamanan kerja. Mandatory berarti salah satu pihak tidak bisa menolak diskusi salah satu item jika pihak lain menginginkan untuk mendiskusikannya. Sehingga perundingan dapat dilakukan oleh kedua pihak (perusahaan dan pegawai) dengan itikad yang baik.
Item permissive  dapat didiskusikan jika kedua pihak setuju melakukan perundingan. Itemnya terdiri dari beberapa hal antara lain seperti perubahan benefit untuk pegawai yang mengundurkan diri, pengawasan kompensasi dan disiplin, masukan serikat dalam harga produk perusahaan dan layanan.
Item prohibited merupakan hal yang tidak boleh dinegosiasikan kedua belah pihak baik perusahaan maupun oleh pegawai, karena item ini ilegal. Item-item tersebut antara lain featherbedding (mengharuskan perusahaan membayar pekerjaan yang tidak selesai atau tidak diminta), diskriminasi dalam perekrutan, segala macam pelanggaran hukum lainnya atau klausa keamanan serikat yang ilegal.
Dua jenis klausa keamanan serikat yaitu union shop agreement dan agency shop agreement. Union shop agreement mengharuskankan semua pegawai baru yang bukan anggota serikat untuk bergabung dalam serikat selama periode tertentu setelah memulai pekerjaan. Sedangkan agency shop agreement tidak mengharuskan pegawai baru bergabung dengan serikat, tetapi mengharuskan semua anggota non serikat yang merupakan bagian dari unit perundingan untuk membayar iuran perwakilan kepada serikat, biasanya ekuivalen dengan jumlah yang dibayar oleh anggota serikat.
Jenis perjanjian keamanan serikat yang ketiga yaitu Closed-shop agreement yang mengharuskan perusahaan hanya merekrut pelamar yang merupakan anggota serikat. Akan tetapi tidak ada jaminan pelamar kerja yang merupakan anggota serikat secara subsekuen akan direkrut, maka perjanjian ini pada akhirnya dicabut atau dilarang.

Failure to Reach Agreement
Apabila serikat buruh dan perusahaan tidak dapat mencapai kesepakatan dalam perundingan kerja sama, maka pegawai mempunyai hak untuk melakukan pemogokan. Pemogokan  ekonomis adalah salah satu dimana para pihak telah melakukan negosiasi dengan itikad baik tetapi tidak ditetapkan dalam sebuah kontrak atau perundingan kolektif. Pelaku pemogokan tidak dapat diberhentikan begitu saja hanya karena melakukan aksi pemogokan. Pada akhir aksi pemogokannya, mereka dapat dipulihkan jika memenuhi dua kondisi yaitu jika pekerjaan individu mereka masih ada dan jika pengganti permanen belum dipekerjakan. Pelaku aksi pemogokan menanggung resiko dikeluarkan oleh perusahaan dari pekerjaannya sekarang, tetapi aktivitas tersebut terlindung dalam NLRA.
Pemogokan liar (wildcat strike) merupakan salah satu dimana pegawai memutuskan untuk tidak menghiraukan keputusan perundingan kerja sama dan memilih berjalan melanggar perjanjian tersebut. Pemogokan ini dapat disebabkan oleh persepsi perlakuan yang tidak adil pegawai oleh manajemen atau tempat kerja dirasakan penuh resiko dan berbahaya, seperti pada area pertambangan dan industri konstruksi.
Organisasi dapat mencegah aktivitas pemogokan dengan dua cara yaitu penggunaan prosedur keluhan formal atau melalui proses penyelesian sengketa alternatif (Alternate Dispute Resolution /ADR) atau melalui mediasi dan arbitrase.

Unions Today
Salah satu cara serikat yang mencoba untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari penurunan keanggotaan yaitu dengan merekrut anggota di organisasi dan industri yang belum mempunyai afiliasi. Perkembangan baru serikat dalam cara kerjanya yaitu reliansi terhadap teknologi. Serikat menggunakan internet secara efektif untuk merekrut anggota baru, terutama pada industri yang berbasis teknologi, dan untuk memperoleh dukungan dari lainnya untuk usaha pengorganisasian yang dilakukan.
NLRB juga menyadari peran teknologi terkait dengan hak pegawai yang diatur dalam NLRA, dimana pegawai dapat berkomunikasi secara bebas antara satu dan yang lainnya tentang gaji dan segala macam kondisi serta aturan kerja lainnya.

Employee Separation and Retention Management
Organisasi dapat berharap melanjutkan tekanan terhadap perubahan dan adaptasi. Perubahan bermasyarakat mempengaruhi gaya hidup, teknologi, dan terciptanya pertukaran ekonomi dan kesempatan terhadap hampir pada setiap organisasi. Organisasi mungkin saat ini dapat melayani customer yang sama dalam pasar yang sama, menggunakan teknologi produksi yang sama, dan beroperasi dalam kondisi ekonomi domestik yang stabil. Pasar yang menggairahkan ini mengundang banyak kompetitor baru; perubahan teknologi dalam produksi berakibat kepada efisiensi; perubahan gaya hidup merubah kesenangan terhadap beberapa produk dan pelayanan; dan kebijakan ekonomi harus berdasarkan konteks global.

Reduction in Force
Pengurangan dalam pekerja atau pemberhentian karyawan adalah usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengatur kembali angkatan kerja mereka. Pengurangan terhadap pekerja mengalami peningkatan pada akhir-akhir ini pada seluruh industri dan sering terjadi dikarenakan menyusun kembali struktur organisasi yang melakukan merger atai akuisisi. Sebuah pengurangan pada pekerja biasanya digunakan untuk membuat sebuah organisasi lebih kompetitif dengan mengurangi biaya. Banyak organisasi, tenaga kerja dan upah merupakan salah satu biaya terbesar. Efisiensi yang dicari adalah dengan mencoba usaha mengurangi biaya tenaga kerja dan memenuhi pekerjaan dengan hanya beberapa orang saja dengan cara mendesign ulang proses pekerjaan.
Ada dua solusi kebijakan yang berorientasi untuk memperbaiki kemungkinan terjadi kelebihan pegawai/staf:
  1. Meghubungkan sebagian besar atas kompensasi kepada divisi atau kinerja organisasi dan
  2. Secara teratur melihat staf yang lebih rendah dari 100% dan membuat perbedaan dengan karyawan tidak tetap atau menawarkan overtime
Strategi sebelumnya membuat menjadi fleksibel atau variabel perencanaan tentang pembayaran untuk mengkontrol biaya karena biaya upah secara langsung berhubungan dengan keuntungan organisasi.

Worker Adjustment Retraining and Notification Act (WARN) of 1989:
      Pengusaha membutuhkan dengan lebih dari 100 karyawan untuk memberikan karyawan yang terkena dampaknya dengan minimal enam puluh hari pemberitahuan dari setiap penutupan fasilitas atau PHK besar-besaran dari 50 atau lebih karyawan tertulis.
      WARN tidak berlaku bagi instansi pemerintah
      Pengecualian terhadap WARN:
ü  “faltering company”
ü  “unforeseeable circumstance”
ü  natural disaster
ü  “temporary facility” 
Turnover
Ë Involuntary turnover
Karyawan yang ketika ditanya meninggalkan perusahaan dikarenakan (e.g., poor performance) atau keadaan yang menyebabkan penurunan maka dilakukan pengurangan.
Ë Voluntary turnover
Karyawan yang meninggalkan sebuah organisasi atas inisiatif diri sendiri.
Ë “Beneficial” turnover
Ketika karyawan berperforma rendah meninggal dan / atau ketika baru karyawan berkinerja tinggi yang dipromosikan atau dipekerjakan sebagai pengganti.












Outcomes of Managed Turnover and Retention

Dalam kasus involuntary turnover atau pemberhentian, employers harus memiliki strategi dan standar kebijakan sehingga memungkinkan mereka terhindar dari metode pemberhentian yang salah.
Meskipun bisa saja ada tanggung jawab untuk melanjutkan mempekerjakan seseorang, banyak ditemukan perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk memberhentikan karyawan hanya karena satu sebab. Konsekuensinya, employers yang memberhentikan karyawannya harus memiliki upaya atau satu sebab yang didokumentasikan dan dikomunikasikan pada karyawan sebelumnya. Employer dapat menekan biaya untuk mempertahankan diri terhadap perubahan atau publisitas negative dan disensi diantara tingkat karyawannya.
Saat berupaya mempertahankan karyawan berbakat dan berkinerja tinggi, employers menghadapi kompetisi tidak hanya dari organisasi lain, tapi juga dari karyawan yang mereka ingin pertahankan. Akses informasi seperti daftar klien, marketing, dan strategic plans yang dimiliki karyawan di lapangan saat menjalankan pekerjaannya dapat mendukung kerja keras mereka.
Kesepakatan yang tidak kompetitif yang terulang tidak dipandang sebagai legalitas valid dan mengikat. Saat seorang karyawan memutuskan untuk terikat pada sebuah usaha, seorang employer memiliki dua cara inti atau dapat merespon :
1.      Bisa mengancam usaha baru sebagai lawan kompetisi, atau
2.      Bisa sebagai upaya percobaan untuk memasuki bisnis partnership dengan perusahaan baru
Keputusan yang paling tinggi bagi seorang karyawan untuk meninggalkan organisasi dalam sebuah fungsi :
1.      Bujukan untuk tetap tinggal sangatlah atraktif
2.      Mudahnya karyawan untuk menyusun kembali jaringan sosial dan personal yang telah dibangun sebelumnya

Organisasi yang lebih kecil menghadapi tantangan spesial yang relatif untuk mempertahankan karyawan. Seseorang yang memilih untuk bekerja dalamn organisasi kecil biasanya menggunakan keunggulan dan tantangan unik diasosiasikan dengan perusahaan kecil lainya.
Perusahaan kecil memberikan langkah cepat dalam lingkungan kerja dengan minimnya birokrasi, perubahan mudah, kurangnya struktur, keterhubungan konstan antar pekerja termasuk senior management, kesempatan untuk bertumbuh kembang dan kesempatan untuk membentuk masa depan baru organisasi. Memberikan kesempatan untuk membagi kesuksesan finansial, yang kadang dalam tandem dimulai dengan gaji awal lebih rendah.
Bagaimanapun, perusahaan kecil berkembang menjadi lebih sukses akan berubah. Pertumbuhan memungkinkan mandat dan birokrasi lebih besar dibandingkan lingkungan kerja karyawan yang dapat dinikmati. Banyak organisasi kecil tidak dapat mempertahankan karyawan yang mereka miliki di awal pendirian, mereka pindah ke perusahaan kecil lain yang sedang memulai bisnis barunya. Beberapa perusahaan kecil mencoba untuk mencadi lebih kreatif dalam mengelola dan berkembang, dengan unit kecil atau divisinya untuk mempetahankan pola mereka saat masih memulai bisnis. Perusahaan kecil menghadapu beberapa tantangan unik untuk mempertahankan karyawan dan mencadi lebih kreatif dalam mengembangkan kebutuhan untuk mengikat dan mempertahankan karyawan terbaiknya.
Karyawan yang keluar memperikan kesempatan bagi employers untuk memberikan feedback tersembunyi dari departing employees yang caranya mungkin saja tidak memungkinkan dalam konteks hubungan ketenagakerjaan.
Departing employees cenderung lebih jujur dalam penilaian pada employernya tanpa ketakutan akan reperkusi, dan diasumsikan bahwa departing employees telah diwawancarai oleh organisasi lain, mereka mampu memberikan employers informasi bagaimana organisasi dibandingkan pesaingnya yang merekrut mereka di posisi yang sama.
Exit interviews bisa memiliki tiga tujuan :
1.      Menyediakan feedback bagi organisasi untuk memungkinkan mereka merekrut lebih baik dalam pasar tenaga kerja
2.      Menjamin karyawan yang akan datang untuk menyuarakan perhatian dan respinnya untuk mempertahankan kekuatan reputasi employers
3.      Menyediakan kesempatan untuk mempertahankan employee dengan memperhatikan cara-cara kerja yang puas

Retirements
Employers memiliki tantangan uang berbeda dalam menemukan motivasi dan produktivitas pekerja yang sudah berusia lanjut, dan menjamin mereka tidak melawan hak legal karyawan.
Pensiunan mungkin telah bekerja pada perusahaan selama bertahun-tahun dan biasanya mereka memiliki pengetahuan mengenai industri dan situasi pasar, dari pengalaman organisasi berikut proses, politik dan kulturnya. Saat pekerja tua pensiun, organisasi dapat merekrut karyawan baru untuk menggantikan mereka yang secara fisik dan mental energi dan keahliannya sudah kuno atau ketinggalan zaman.
Karyawan yang sudah berusia lanjut akan menjadi lebih ulung di pasar. Employers biasanya tidak dapat menyusun mandat usia pensiun, memaksa mereka untuk pernsiun dan memperlakukan mereka dengan diskriminasi dalam keputusan ketenagakerjaan tertentu. Sebagian dengan layoff, employer harus memastikan bahwa tidak ada perlakuan merugikan dari karyawan tua, dimana bisa saja berbenturan dengan diskriminasi usia dalam hukum ketenagakerjaan.
Banyak senior yang tetap bekerja karena adanya kekurangan asuransi kesehatan setelah pensiun. Beberapa merasa membutuhkan untuk melanjutkan pekerjaan karena pemikiran ketidakcocokan program pensium perusahaan tidak lagi tepat karena situasi ekonomi yang lesu. Karyawan yang memilih untuk menyatakan pensiun menunjukkan kemungkinan pensiun lebih rendah dibanding koleganya yang pindah dari full-time employment ke full retirement.
Saat karyawan berusia lanjut pensiun, organisasi dapat menggantikan mereka dengan karyawan yang lebih muda, namun tidak mampu menggantikan pengalaman dan expeertise karyawan yang sudah tua. Untuk mengatasi hal ini, banyak employers merekrut ulang para pensiunan sebagai konsultan paruh waktu, yang memungkinkan organisasi untuk mempertahankan keunggulan karyawan yang berusia lanjut untuk memberikan perusahaan kesempatan dan transisis mereka menjadi lebih pendek dalam seminggu atau semi-pensiun. Pensiunan juga bisa menikmati waktu senggang dan bekerja dengan lebih ringan namun tetap memberikan kontribusi oenting bagi perusahaan, dan mengelola karirnya.
Manajemen strategis dari proses pensiun merupakan kemenangan semua pihak, karena :
1.      Pensiunan mendapat yang terbaik dari kedua belah posisi
2.      Organisasi mempertahankan pengalaman dan pengetahuannya
3.      Karyawan yang masih eksis dapat kesempatan untuk promosi
4.      Karyawan baru yang direkrut bisa belajar dari pengetahuan dan pengalamannya dari para pensiunan yang benar-benar berpengalaman.






CASE




INTRODUCTION
3 Sept 1999, Tata Steel mengalami high personal turn over pada tingkat manager. Sebagai wakil presiden HR di Tata Steel, Pandey mengetahui bahwa permasalahan ini merupakan permasalahan yang serius dan tidak gampang untuk diselesaikan. Beberapa isu menyebabkan permasalahan ini terjadi tetapi pandey telah mendiskusikannya dengan Dr Irani sebagai CEO Tata Steel. Keberhasilan Pandey tidak lepas dari peran bawahannya, Niroop Mahanty, sehingga ketika Pandey keluar dari perusahaan, Dr Irani menginginkannya untuk tetap bekerja di Tata Stell sebagai penasehat internal perusahaan. Dr Irani menginnginkan Pandey membantunya untuk membangun performance organization yang difokuskan pada people and proses sehingga dapat membuat Tata Steel menjadi organisasi yang kuat dan tumbuh.
LOOKING BACK
Tahun 1992, Dr Irani mengambil alih Tata Steel dimana pada masa itu India sedang mengalami masa ekonomi bebas yang menempatkan India sejajar dengan negara lain sehingga banyak barang dari luar negeri masuk ke India. Hal ini mendorong terjadinya persaingan yang sengit antar perusahaan dalam meraih pasar. Kondisi ini membuat banyak perusahaan di dalam negeri tutup karena kalah bersaing dalam berbagai hal antara lain teknologi dan proses perusahaan yang masih menggunakan cara tradisional. Selain itu kelebihan dalam skill dan ketidak mampuan untuk menyamakan dengan standart internasional mendukung pula kebangkrutan beberapa perusahaan dalam negeri. Untuk menyesuaikan dengan itu maka dilakukanlah langkah downsize yaitu pengurangan yang disengaja dalam ukuran atau kompleksitas aktivitas perusahaan dengan maksud improvisasi profit, produksi dan competitive perusahaan yang memiliki keberlanjutan. Caranya adalah dengan melakukan langkah – langkah pengurangan biaya secara terus menerus, kapasitas proses bisnis, dan fleksibilitas.
Tahun 1994 HR melakukan pada setiap karyawan di setiap departemen dengan syarat – syarat yang telah ditentukan. hasilnya dari 78.000 karyawan Tata Steel yang masih layak untuk tetap bekerja adalah 35.000. Task Force mengajukan strategi untuk menghadapi tantangan ini yaitu dengan melanjutkan modernisasi, pengurangan biaya, peningkatan produktifitas karyawan dengan cara menghentikan karyawan yang tidak produktif, merasionalkan tenaga kerja, outsourcing, mengimprovisasi komunikasi dengan karyawan, melauncing voluntary retirement dan memisahkan skema lebih awal.
Beberapa cara tersebut dianggap sebagai cara yang tepat dan benar oleh sebagian perusahaan di India karena mampu memperkecil dampak social dan ekonomi serta mampu merubah dari era patronage ke era performance. Dari apa yang dilakukan oleh Tata Steel tersebut membuatnya diakui sebagai perusahaan yang peduli terhadap kepentingan semua stake holder dan patuh terhadap nilai intriksik, integritas dan excellence. Perusahaan masih menganut traditional paternalism yaitu manajemen yang fair dan jujur. Etika bisnis dan filantropi diakui sebagai etos dalam Tata Steel.
Persoalan jumlah karyawan 78.000 dan harus diakurangi karena tidak layak mendapatkan perlawanan dari serikat buruh. Mereka mempertanyakan mengapa pengurangan tersebut hanya pada level bawah padahal pengurang tersebut juga dibutuhkan pada level atas. Untuk menjamin netralitas dan kredibilitas dalam proses perubahan perusahaan menyewa konsultan dari luar yaitu Mc Kinsey.
Briefing the Consultant
Dalam briefing ini CEO menyampaikan beberapa permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan yaitu struktur perusahaan yang berlapis – lapis dan birokratis, over staff, respon pengambilan keputusan yang lambat, susah dalam merekrut karyawan baru yang memiliki talent yang bagus, karyawan executive yang kompeten tidak bartahan lama di perusahaan. CEO bermaksud meredesain organisasi tetapi tidak memangkas hirarki dan mengurangi karyawan tetapi dimaksudkan untuk meredesain job content menjadi lebih berguna. Tujuannya adalah meremajakan organisasi dengan mendefinisiakn pekerjaan yang lebih luas dengan level hirarki yang lebih kecil.
Kumar, selaku pimpinan project Mc Kinsey, menyatakan bahwa strategi redesain organisasi mencangkup pengurangan terhadap lapisan – lapisan hirarki, mengurangi area kerja dan job desain sehingga sejumlah pekerjaan akan dikurangi.
CEO menambahkan semuanya harus akuntabel dan otonomy dalam struktur, yang mencangkup perubahan dalam struktur dan kultur. Dibutuhkan pula system performance management yang baru yang dihubungkan dengan perencanaan pengembangan karir untuk masing – masing karyawan.
Kumar memberikan tanggapan bahwa tentu akan dilakukan seperti yang diharapkan oleh CEO. Akan tetapi downsizing and de-layering mungkin akan menggangu kesempatan untuk kemajuan karir. Oleh karena itu kita akan membutuhkan pertimbangan kompetensi bahwa kita membutuhkan dan mendesain program manajemen karir untuk mengembangkan ini. Dan methodology komunikasi yang sekarang tidak lagi akan kita gunakan.
Banyaknya lapisan dalam organisasi akan menghalangi pertumbuhan dan kebebasan karyawan dalam mengambil keputusan dan pengoperasian secara independent serta mampu mengarah pada rendahnya kepusanan kerja. Ada 13 lapisan dalam struktur yang terdiri dari sekitar 5100 executive. Perusahaan ingin membuat pekerjan lebih menantang dan meningkatkan jangka waktu control antara 5 dan 8. Struktur executive sekarang ada managing director yang diikuti oleh 7 wakil presiden dan 25 general manager. Senior deputy manager, asisten general manager, deputy general manager, divisional manager, senior manager, manager, assisten manager, deputy manager, senior officer dan officer. Executive ada pada level E1 sampei E7 dan diikuti oleh office dari O1 sampai O6. Kepangkatan tersebut sangat penting bagi seseorang sebagai status social maka tetap akan dilanjutkan tetapi dalam struktur yang flat. 
McKinsey akan menyiapkan project laporan yang comprehensive dalam redesain organisasi. Akan tetapi Tata Steel tidak memiliki orang yang ahli dalam human resource. Oleh karena itu, harus direncanakan untuk seleksi dan staffing untuk struktur organisasi yang terpisah.
Launcing PEP (Performance Ethic Program)
1 April 2000, Tata Stell meluncurkan PEP (performance Ethic Program) yaitu kode etik perusahaan yang mengarah kepada performance. Tujuan dari dibuatnya PEP adalah
1.      Mencapai tujuan untuk attracting, developing, retaining terhadap karyawan. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan karyawan untuk berkembang lebih cepat, memberikan target – target yang susai bidangnya, evaluasi yang transparan, performance feedback yang spesifik dan base on action, dan program pengembangan individu.
2.      Mengimprove langkah – langkah dan kualitas pengambilan keputusan dengan meningkatkan kebebasan karyawan dalam pengambilan keputusan serta akuntabilitas.
Mishra ditunjuk sebagai Asisten general Manager yang bertugas memimpin PE team dan memberikan leporan kepada CEO. Tantangan dalam PEP adalah bagaimana mengembangkan pikiran yang positive terhadap keberadaan PEP, karena keberhasilan PEP tergantung dari keyakinan setiap karyawan akan PEP itu.
PE program memiliki 2 inti elemen yaitu pertama, menyediakan struktur baru yang mampu menujang dalam pertumbuhan bisnisnya, pengambilan keputusan yang fleksibel, akuntabilitas, dan mendorong kerjasama team antar manager dan unit. Struktur awal 13 akan disederhanakan menjadi lima struktur. Kedua, PEP memperkenalkan performance manajemen system yang baru dan kebijakan Human Resource yang baru. Tata steel bermaksud untuk memperkenalkan penilaian karyawan yang fair yang berbasis pada kinerja sehingga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkarir. Performance feedback didasarkan pada pencapaian target yang akan dihubungkan pada setiap perkembangan dan kompensasi karyawan.
Communication During PEP
Bersamaan dengan redesain organisasi maka akan dikembangkan pula perencanaan komunikasi. Tujuannya tak lain adalah agar tujuan dari dibuatnya PEP dapat terwujud secara optimal. Dalam pelaksanaan PEP ini dibentuklah model komunikasi untuk PEP itu sendiri yaitu CEO akan menuntun komunikasi secara inisiative sedangkan departemen komunikasi perusahaan bertindak sebagai organizer yang akan mengambil setiap pesan untuk disampaikan kepada lingkungan internal dan external. Setiap bulan akan menyurati executive dan depertemen head setiap bulan dan memberikan mereka informasi secara langsung dalam proses dan progress PEP.
Disamping dialog regular dengan executive, sesi dialog dengan istri executive juga akan diadakan dengan tujuan pembagian informasi kepada elemen – elemen yang berpengaruh. Istri dianggap memiliki pengaruh yang tinggi kepada executive. Executive juga akan dilatih untuk menanggulangi berita buruk agar tidak memberikan pengaruh pada program PEP.

The First Circle

The Communication Dilemma
Setelah selesai pemilihan pada 100 manager staff maka muncul dilema dimana informasi mengenai hal ini perlu disampaikan secara langsung atau disampaikan secara rahasia dan langsung diimplementasikan. Akan sangat sulit jika informasi ini dirahasiakan dalam industry kecil. Keputusannya informasi dibaut dengan rahasia untuk IL 1 dan IL2 meskipun beberapa mengamgap bahwa manajemen tidak jujur.
Leadership Succession
Pada sesi ini terjadi pergantian CEO yang awalnya di pegang oleh Dr Irani kemudian dijabat oleh Mr Muthuraman. Keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda tetapi sangat sesuai dengan yang dibutuhkan saat itu oleh perusahaan. Dr Irani lebih bersifat mendominasi dalam segala hal sehingga sangat tepat dibutuhkan sebagai CEO dalam mengubah perusahaan. Sedangkan Mr Muthuraman merupakan sosok yang sabar dan terbuka yang menggunakan pendekatan demokratis untuk memimpin perusahaan. Sifat ini juga dibutuhkan ketika kondisi perusahaan telah berubah yang tujuannya adalah memelihara perubahan yang sudah terjadi.
Feedback Session on PEP
Proses perubahan yang terjadi di perusahaan menimbulakan ketegangan dan konflik dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan banyaknya kepentingan yang terakomodasi maupun yang tidak terakomodasi. Tanggapan yang emosional membuat situasi ini menjadi semakian menegang. Yang dibutuhkan perusahaan sekarang adalah menenangkan segala bentuk ketegangan tersebut. Perusahaan harus membarikan jaminan kepada setiap karyawan tentang program – program yang dijalankan oleh perusahaan. Karena selama dalam proses PEP banyak muncul persepsi dan tuduhan yang antara lain :
ü  Tidak konsistennya antara panel yang berbeda dalam proses yang berbeda yang dapat mempengaruhi objektivitas dari hasil penilaian
ü  Objektivitas dan kompetensi dari beberapa penilai dipertanyakan
ü  Tidak adanya informasi mengenai instrument penilaian penilaian
ü  Adanya indikasi curang dalam keseimbangan antara marketing dan operasional
ü  Banyak karyawan yang merasa tidak percaya diri karena mereka diperlukan dalam operasional tetapi mereka tidak dapat dirilis dalam prioritas kerja dan dan tidak diidentifikasi melalui seleksi untuk penilaian C1 dan C2.
ü  Ada persepsi yang menyebutkan adanya special chanel atau jaringan khusus yang digunakan untuk membuat representasi yang menguntungkan.

PEP menimbulkan dampak traumatic kepada karyawan karena beban karja meningkat sementara gaji tidak mengalami kenaikan. Akan tetapi permasalahan yang sebenarnya yang dialami karyawan adalah kurangnya transparansi dalam proses PEP tersebut sehingga mereka merasa terhina dan menganggap bahwa pekerjaannya sekarang tidak memberikan mereka rasa aman. 

0 komentar:

Posting Komentar