Sabtu, 21 Juni 2014

Resume Jurnal : The Impact of Organizational Climate on Safety Climate and Individual Behavior

A. Neal, M.A Griffin, P.M. Hart,
Safety Science, 2000


Topik Diskusi

A. Neal, M.A Griffin, P.M. Hart, menulis jurnal hasil dari penelitian yang berjudul “The Impact of Organizational Climate on Safety Climate and Individual Behavior, yang diterbitkan dalam jurnal Safety Science, Volume 34, Tahun 2000. Dalam jurnal tersebut terdapat tiga kata kunci, yaitu :
·      Organizational Climate
Diartikan oleh James & James (1989) sebagai konstruk multidimensional yang mencakup evaluasi individual yang luas dalam lingkungan kerja, dengan dimensinya seperti leadership, roles, dan komunikasi (James & McIntyre, 1996).
Organizational Climate, dipercaya berpengaruh pada motivasi individual dalam mencapai tujuan organisasi.
·      Safety Climate
Safety Climate adalah bentuk spesifik dalam iklim organisasi, yang menjelaskan persepsi individual dari nilai keamanan dalam lingkungan kerja. Faktor-faktornya adalah :
§  Management Values – Perhatian manajemen terhadap kesejahteraan karyawan
§  Management and Organizational Practices – Training yang efektif, ketentuan peralatan keamana, sistem manajemen keamanan yang berkualitas.
§  Communications
§  Employee Involvement in workplace health and safety
Berbagai penelitian telah dilakukan dimana faktor-faktor ini kemudian dianggap mamp untuk memprediksi hubungan keamanan kerja seperti kecelakaan dan insiden (Zohar, 1980; Brown and Holmes, 1986; Dedobbeleer & Beland, 1991; DeJoy, 1994; Hofmann and Stetzer, 1996).
Belum ada penelitian yang meneliti hubungan iklim organisasi dan iklim keamanan secara spesifik. Masih diusulkan adanya iklim organisasi yang umum, yang menyediakan konteks evaluasi spesifik mengenai pembuatan pentingnya keamanan, yang berarti organisasi secara umum memprediksi iklim keamanan yang spesifik. Organiasi mendukung kesejahteraan bersama dan akan cenderung memperhatikan nilai-nilai dalam organisasi dan keamanan bagi karyawan.
·      Safety Performance
Komponen performa menunjukkan sebagian besar dimensi dari safety performance :
Ø  Safety Compliance
Melibatkan kepatuhan terhadap safety procedures dan melaksanakan pekerjaan dengan cara yang aman.
Ø  Safety Participation
Melibatkan kesediaan dalam membantu coworkers, pelaksanaan program keamanan di tempat kerja, mendemonstrasikan inisiatif, dan memposisikan tempat usaha selalu dalam lingkup keselamatan.
            Determinan safety performance menunjukkan faktor yang secara langsung berpengaruh pada perbedaan individual dalam compliance dan participation. Hanya ada tiga determinan yang dikemukakan Campbell et al., (1993) dalam individual difference in performance ; knowledge, skill, dan motivasi. Dimana kemudian dalam hipotesis 2 dan 3, safety knowledge dan skill memiliki hubungan yang lebih kuat dibanding dengan partisipasi. Dan selanjutnya di hipotesis 4 dan 5 safety motivation memiliki hubungan yang lebih kuat dengan partisipasi dibandingkan compliance.
Dalam istilah tacit knowledge oleh Wagner dan Sternberg (1985), safety knowledge dan skill cenderung kurang penting dalam aktivitas partisipatory, sejak aktivitas ini membutuhkan bentuk generik yang lebih dari knowledge dan skill. Motivasi cenderung lebih penting untuk partisipasi dibandingkan compliance, karena partisipasi dilakukan secara sukarela, sedangkan compliance dilakukan secara mandat.
Anteseden performa termasuk faktor individual-level seperti ability, experience, dan personality, seperti grup dan faktor organisasional seperti norma kelompk, kepemimpinan dan iklim. Iklim organisasi yang umum dan keamanan kerja diklasifikasikan sebagai anteseden safety performance. Asumsi kuncunya berdasarkan Campell et al., (1993) dimana model menyatakan knowledge, skill, and motivation yang termasuk dalam performa harus memediasi hubungan antara anteseden dan komponen performa.

Tujuan Penelitian
Model menjadi sangatlah penting menghubungkan antara organizational environtment dan specific individual behavior yang terkait safety.

Hipotesis 

1.      Hipotesis 1 : Iklim organisasi berpengaruh pada Safety Climate
2.      Hipotesis 2 :  Knowledge berpengaruh pada Compliance dan Participation
3.      Hipotesis 3 : Hubungan antara Knowledge dan Compliance lebih kuat daripada hubungan antara Motivasi dan Compliance
4.      Hipotesis 4 : Motivation berpengaruh pada Compliance dan Participation
5.      Hipotesis 5 : Hubungan antara Motivasi dan Participation lebih kuat daripada hubungan antara Motivasi dan Compliance
6.      Hipotesis 6 : Safety Climate berpengaruh pada Knowledge and Motivation
7.      Hipotesis 7 : Knowledge and Motivation  memediaso hubungan antara Safety Climate dan Safety Performance
8.      Hipotesis 8 : Safety Climate, Knowledge and Motivation memediasi hubungan anatara Organizational dan Safety Performance

Model Penelitian :
Metode Penelitian
      Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei kuesioner yang didistribusikan kepada  525 responden yang merupakan karyawan dalam 32 grup besar karyawan rumah sakit di Australia. Didapat respon sebanyak 56 % dari kuesioner yang tersebar dan memenuhi kriteria. Dimana rata-rata responden berumur 40,1 tahun dan hanya 11% berjenis kelamin pria, dan seluruh sisanya adalah wanita.
      Hipotesis 1-7 diuji dengan SEM, dan digunakan skala 1-5 dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
      Pengukuran :
No.
Variabel
Pengukuran
Literatur
Coefficient Alpha
1
Organizational Climate
7 item :
1.      Appraisal and recognition,
2.      Goal congruency,
3.      Role clarity,
4.      Supportive leadership
5.      Participation decision making,
6.      Professional growth,
7.      Professional interaction
Organizational Climate Scale by Hart et al., (1996b)
α = 0,94
2
Safety Climate
16 item, diantaranya :
1.      Management values
2.      Communication
3.      Training
4.      Safety Systems

α = 0,93
3
Safety Practices dan procedures
4 item

α = 0,90
4
Safety (Indovidual) Motivation
4 item

α = 0,93
5
Safety Compliance
4 item

α = 0,94
6
Safety Participation (Related Activities)
4 item

α = 0,89





Hasil

Hasil
Hipotesis

Koefisien β
Keterangan
Hipotesis 1
Organizational Climate dapat memprediksi Safety Climate
0,54
Terbukti
Hipotesis 2
Knowledge dapat memprediksi Compliance dan Participation
0,35 dan 0.28
Terbukti
Hipotesis 3
Hubungan antara Knowledge dan Compliance lebih kuat daripada hubungan antara Motivasi dan Compliance
0,35 > 0,28
Terbukti
Hipotesis 4
Motivation dapat memprediksi Compliance dan Participation
0,29 dan 0,57
Terbukti
Hipotesis 5
Hubungan antara Motivasi dan Participation lebih kuat daripada hubungan antara Motivasi dan Compliance
0,29 < 0,57
Tidak Terbukti
Hipotesis 6
Safety Climate dapat memprediksi Knowledge and Motivation
0,58 dan 0,43
Terbukti
Hipotesis 7
Knowledge and Motivation  memediasi hubungan antara Safety Climate dan Safety Performance
Memediasi
Terbukti Parsial
Hipotesis 8
Safety Climate, Knowledge and Motivation memediasi hubungan antara Organizational dan Safety Performance
Memediasi
Terbukti

Iklim tertentu yang terjadi dalam organisasi untuk keamanan berhubungan dengan safety performance dibanding general organizational climate. General organizational climate tidak berkontribusi pada performa, meski hanya sebagian berefek pada safety performance.

Diskusi
1.      Dari penelitian ditemukan bahwa motivasi memberikan efek pelemah pada partisipasi dibandingkan compliance, dan safety climate mendapatkan efek pada partisipasi yang tidak diperkirakan sebelumnya.
2.      Skala motivasi ternyata tidak menangkap semua aspek motivasi yang terkait dengan safety performance Apabila skala motovasi tidak menangkap semua aspek dalam participation, dapat dijelaska mengapa hubungan anatara motivasi dan partisipasi lebih lemah dari yang diharapkan.


Implikasi
1.      Penelitian membuktikan bahwa safety climate terkait pada organizational climate secara umum. Evaluasi mengenai safety climate tampak telah dibuat dalam organizational climate yang umum.
ü  Intervensi didesain untuk meningkatkan organizational climate secara umum yang juga berpengaruh positif terhadap organizational climate.
ü  Disarankan pula intervensi tertentu yang bertujuan untuk meningkaykan safety climate seperti penyediaan training, dan penekanan terhadap pentingnya faktor keamanan dalam kerja lebih efektif saat mereka ada dalam konteks iklim organisasi umum yang positif.
2.      Penelitian juga mengembangkan bukti yang sangat penting mengenai dampak relatif secara umum dan secara spesifik dalam bentuk iklim dalam organisasi.
ü  Disarankan mengidentifikasi bentuk iklim yang secara konseptual kongruen dengan tujuan organisasi,
3.      Penelitian ini menggambarkan pengaruh safety climate pada knowledge, motivation, compliance, dan participation.
4.      Menggabungkan topik knowledge, motivation, compliance, dan participation ke dalam safety monitoring systems akan memudahkan penilaian secara komplit, tidak hanya pada efektivitas praktik keamana, tapi juga pada operasional.

Kelemahan
      Analisa SEM, tidak mampu menunjukkan kausalitas. Penggunaan analisa struktural, memungkinkan peneliti untuk menunjukkan validitas diskriminan diantara pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini.
      Analisa struktural juga memungkinkan untuk menguji hipotesis yang konsisten dengan teori kausal.
      Belum adanya  pengukuran mengenai safety skill

Hubungan antara Primary Jorrnal dengan Supporting Journals
1.      Perceptions of Safety at Work: A Framework for Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge, and Motivation, (2000), by Griffin & Neal, Journal of Occupational Health Psychology, Vol. 5, No. 3, 347-358
Penelitian bertujuan untuk membedakan persepsi mengenai work environment dari perception of performance terkait safety. Safety compliance dan safety participation dipisahkan dan dibedakan dari komponen safety-related performance. Perception of knowledge tentang safety dan motivasi untuk melaksanakansafety dipengaruhi oleh individual reports dari safety performance yang juga memediasi hubungan antara safet climate dan safety performance. Hasilnya mendukung konsep safety climate sebagai anteseden safety performance dalam organisasi.
Adanya kesamaan variable-variabel beserta hubungannya dalam penelitian primary journal dan secondary journal, diantaranya safety climate, safety knowledge, safety compliance dan safety participation. Namun dalam jurnal kedua, safety climate memiliki hubungan lain pula dengan management value, safety inspections, personnel training, dan safety communication. Kedua jurnal ini salng berhubungan dan saling mendukung, namun memiliki focus masing-masing.
2.      Integrating Work Environment Perceptions: Explorations into the Measurement of Meaning, (1989), by Lois A. James and Lawrence R. James, Journal of Applied Psychology, Vol. 74, No. 5,739-751
Membahas mengenai konstruk organizational climate yang ada dalam lingkungan organisasi yang sangat multidimensional, dimana terdapat model hierarkis mengenai kognisi emosi dalam lingkungan kerja. Penggunaan confirmatory analysis pada sample yang sangat banyak mendukung model. Hasilnya yaitu menjelaskan dampak substantive dari persepsi work environment pada individual outcomes.
Jurnal pendukung, menjadi dasar jurnal utama untuk membahas mengenai work environtment yang sedikit menyinggung mengenai organizational climate dalam ranah psikologis.

0 komentar:

Posting Komentar