Senin, 21 April 2014

EMPLOYEE RELATIONS Chapter 3 : Globalisasi Perusahaan Multinasional dan Hubungan Employee

Chapter 3
Globalisasi , Perusahaan Multinasional dan Hubungan Employee



Kultur nasional adalah konteks yang sangat penting yang berpengaruh dan mengindentifikasi beberapa keuntungan yang diklaim dan dikritisi oleh MNC dan internasionalisasi bisnis.

Banyak istilah yang dgunakan untuk organisasi mutinasional, misalnya global, transnasional, internasional dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, multinasional.

Hofstede (1997) mengidentifikasi lima arti ekspansi international :
  1. Greenfield start
  2. Foreign takeover
  3. International Merger
  4. Foreign Joint Venture
  5. Partial cooperation with foreign partner

Saat outcomes setidaknya berbagi kepemilikan dan kontribusi, kita dapat katakan bahwa hasil organisasi merupakan MNC. Namun bila tidak ada sharing, maka perusahaan itu aktive secara internasional, dan bukan termasuk MNC.

Alasan Mengapa Berinvestasi ke Luar Negri dan Penentuan Lokasi
Barrel dan Pain (1997) menyatakan alasan mengapa aktivitas produksi dilakuakn melintas batas negara :
  1. Market Size
  2. Cost Differentials
  3. Peran yang dimainkan oleh pengetahuan berbasis ases spesifik perusahaan
  4. Mengembangkan akses pasar dan melancarkan kendala perdagangan


MNC : Pendekatan Manajemen dalam Hubungan dengan Karyawan
Etnosentris
Nilai, kultur, dan keputusan strategi ditentukan oleh induk perusahaan dimana hal itu memberikan sedikit kekuatan atau otonomi pada cabang di luar negri. Cabang perusahaan mayoritas dikelola dan dikontrol oleh ekspatriat atau staf yang berasal dari perusahaan induk, dan karyawan lokal hanya memberikan sedikit input ke dalamnya.

Polisentris
Cabang perusahaan biasanya dikelola oleh negara asal perusahaan dan disegani sebagai otonomi unit bisnis. Investasi keuangan dan strategi keseluruhan masih ditentukan oleh petingginya namun pendekatan ini mendemonstrasikan kesadaran bahwa negara yang mempertimbangkan keragaman dan karena itu manajer lokal biasanya memahimi kebutuhan pemenuhan regulasi lokal.

Regiocentric and Geocentric
Cabang dan fungsi perusahaan dikelola secara regional atau geografikal seperti worldwide atau global. Kontrol staf dan keputusan ditentukan secara regional atau geografikal dan terdapat  kecenderungan manajer untuk condong ke salah satu regional atau geografikal, sehingga orang terbaik akan diangkat darimanapun dia berasal.

Ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan dan riset mengidikasikan diantara faktor  yang menganjurkan pendekatan etnosentrisme ;
Ø      Performa rendah berujung pada masalah hubungan dengan pekerja
Ø      Ukuran relatif dari pasar home dan asing,
Saat pasar home country relatif besar, maka ada kecenderungan untuk memperlakukan cabang sebagai tambahan operasi domestik dan tetasp mengontrolnya secara subyektif dengan etnosentis.
Ø      Apabila investasi merupakan lahan hijau yang luas.
Investasi jenis ini menyediakan kesempatan yang lebih besar untuk MNC untuk mengespor praktik dan pendekatan home-country.
Ø      Anggapan suksesnya praktik home-country
Anjuran banyak memperhatikan kultur orang Jepang untuk mengadopsi etnosentrisme pada berbagai operasional mereka di luar negri, dan penekanan itu banyak ditiru oleh perusahaan non-Jepang.
Ø      Derajat jarak kultural.
Semakin dekat negara yang dimaksud, maka semakin mirip kultur dan tradisinya, maka semakin memungkinkan untuk melakukan etnosentrisme.

Edwards et al., (1999) berargumen bahwa difusi dalam MNC adalah kombinasi produk dari faktor struktural dan proses politik internal. Terdapat empat faktor struktural dimana mengidentifikasi yang signifikan ;
1.      Country of Origin
2.      Derajat integrasi produksi
3.      Perluasan dimana perusahaan terstruktur diantara lini global
4.      Produk pasar alamiah

Produk pasar alamiah apakah selera konsumen lintas negara homogen atau kompetisi pasar secara internasional, mempengaruhi perluasan bagaimana realisasinya atau keinginan mengintergrasi aktivitas produksi dan struktur manajemen internasional.

Apabila selera konsumen lintas negara berbeda dan kompetisi nasional, maka biasanya produksi dan struktur manajemen akan menjadi spesifik nasional dan itu akan memungkinkan kurang relevan dan lebih sulit untuk organisai untuk mendifusikan praktiknya.

Manajer lokal mungkin mampu menentang difusi pasar dimana lokal dan sentral manajer mampu untuk melakukan difusi tersebut selama kompetisi internal antara pabrik dan investasi dimana difusi adalah salah satu dari faktor yang digunakan dalam akun untuk menentukan dimana investasi harus ditanamkan.

MNC dan Trade Unions
Satu dari kelemahan menentang trade union adalah mereka merupakan organisasi nasional dan kita mendiskusikan ssesi berikut ini dari kelemahan trade unions di level internasional. Kennedy (1980) dan Dowling et al., (1999) menyatakan bahwa MNC bisa :
Ø      Memiliki sumber finansial yang kuat yang memungkinkan mereka untuk menyerapkerugian dari beberapa cabang luarg negri yang memiliki perselisihan dengan trade unions namun tetap menunjukkan profit pada operasi global.
Ø      Memiliki alternatif sumber suplai dan ini yang mungkin membentuk dual sourcing eksplisit untuk meengurangi kerentanan perusahaan untuk mudah diserang oleh trade unions.
Ø      Mampu untuk memindahkan produksinya secara temporer ke negara lain yang slah satunya adanya ancaman penutupan fasilitas di sebuah negara yang disebut ‘exit option’
Ø      Mampu bersembunyi dari serikat yang memusatkan pengambilan keputusan dari kontrol HQ yang secara fisik tidak mudah ditemukan bagi trade unions untuk melakukan deal dengan pembuat keputusan perusahaan sesungguhnya.
Ø      Memiliki kapasitas untuk ‘investment strike’ menolak menginvestasikan dana tambahan untuk pabrik.

Tentu saja banyak alasan rasional mengapa employers memilih untuk menghindari trade unions sebisa mereka, dua atau lebih disebabkan karena eksistensi dan pengenalan trade unions pasti mengimplikasikan beberapa limit diatas kemampuan yang tidak bisa dijangkau prerogatif manajer. Tentunya ini adalah tujuan trade unions termasuk meningkatkan standar hidup pekerja dan banyak amajaer melihat ini murni peningkatan yang dilakukan trade unions dan bisa mengancam kompetisi.

Pengaruh Trade Unions pada MNC
Dowling dan Schuler (1990) menyatakan kemampuan batas pilihan MNC dari tiga hal :
  1. Dengan mempengaruhi level upah
  2. Dengan membatasi variasi level pekerjaan
  3. Dengan menghalangi integrasi global
Biasanya berdampak adanya peningkayan dalam operasi rendah teknologi dimana labor cost sebagai proporsi terbesar dari total cost. Banyak negara memiliki legislasi yang mengutamakan upah minimum atau melarang praktik kerja berlebihan kecuali bila perusahaan mampu menunjukkan kondisi struktural yang membuat kerugian labor ini tidak dapat dihindari.

Kemampuan trade unions untuk mempengaruhi kebijakan dan aktivitas MNC juga tergantung struktur MNC dan perpanjangan dari cara mengintegrasikan rantai produksi.sebagai contoh saat perusahaan bergantung pada sebuah grup employee tunggal untuk komponen dasar tanpa mengikuti langkah produksi tanpa bisa menggantikan dengan grup employee lain, maka trade unions memiliki bargaining power.

Union mempengaruhi tidak hanya penundaan rasionalsasi dan integrasi jaringan manufaktur MNC dan meningkatkan biaya dari beberapa penyesuaian, tetapi juga bisa mengurangi efisiensi di beberapa industri seperti automobile secara permanen.

Respon Trande Unions
Study dari pergerakan trade unions di negara-negara yang berbeda menunjukkan keragaman dari trade unions ; basis keanggotaannya, struktur mereka, obyek dan orientasinya, dan afiliasi politik diantara negara-negara tersebut. Saat satu negara menderita karena penurunan perekonomian, trade union secara resmi dapat mengambil perhatian nasional untuk konstituen mereka sendiri.

International Trade Unions Organization
Global Unions
ICFTU – International Confederation of Free Trade Unions, yang menekankan perhatiannya pada ;
Ø      Respek pada perlindungan serikat pekerja dan hak pekerja
Ø      Pemberantasan paksaan pekerja anak
Ø      Mempromosikan kesetaraan untuk pekerja perempuan
Ø      Lingkungan
Ø      Program pendidikan untuk serikat pekerja di seluruh dunia
Ø      Mendukung organisasi dengan pekerja muda
Lima Prioritas ICFTU di abad 21 :
1.      Standar internasional pekerja
2.      Menangani multinasional
3.      Hak serikat pekerja
4.      Kesetaraan wanita, ras dan imigran
5.      Organisasi serikat pekerja dan rekrutmen

International Regulation and Control od MNCs Activities
 ILO – International Labor Organization
Kegiatan ILO meliputi ;
Ø      Ketenagakerjaan termasuk kesempatan dan perlakuan serta promosi dan keamanan bagi pekerja
Ø      Training
Ø      Kondisi kerja termasuk wages and benefits, usia minimun pekerja serta kesehatan dan keamanan

Ø      Hubungan industrial termasuk kebebasan berasosiasi, collective bargaining, konsultasi dan deal dengan keluhan maupun perselisihan.

0 komentar:

Posting Komentar