University of Ghana in Legon dibangun pada 1948
dengan kerjasama afiliasi dengan Universitas London dan disebut Iniversitas
Pantai Gading. Tahun 1961, universitas ini dikelola ulang oleh peraturan
parlemen dan menjadi independen, degree-granting University of Ghana.
Perpustakaan Balme adalah perpustakaan utama dalam
sistem pustaka universitas Ghana, yang diberi nama sesuai rektor pertama
universitas pantai gading, Dabid Mowbrary Balme. Bertempat di kampus utama
Legon, yang mengkoordinasi berbagai perpustakaan di banyak sekolah, fakultas,
departemen, dan aula residen, kebanyakan dari mereka otonomi.
Perpustakaan ini pertama kali beroperasi pada 1948
dan berlokasi di Achimota College yang 8 km jauhnya dari kampus utama Legon.
Kemudian pada 1959, perpustakaan ini pindah ke gedung baru di kampus Legon.
Seperti yang dihadapi kebanyakan perpustakaan
kampus yaitu tantangan sumber daya dan kebutuhan akan pelayanan basis
pengunjung yang beragam, Perpustakaan Balme telah melakukan banyak inisiatif,
yang salah satunya adalah Performance Management System. Walau bagaimanapun,
beberapa komponan proses performance management di perpustakaan ini masih perlu
pembenahan :
- Tidak ada bukti
job analysis sistemik yang mengatur pekerjaan-pekerjaan di perpustakaan.
- jk
- Tidak ada bukti
manajer telah bekerja dengan karyawan dalam pengaturan saling setuju
terhadap target perpustakaan
- Tidak ada hasil
diskusi formal maupun informal dan yang diperlukan untuk tindak lanjut
setelah bawahan atau manajer mengisi formulir secara lengkap
Tidaklah mengagetkan akhirnya 60% karyawan yang
disurvei membuktikan bahwa mereka tidak pernah berdiskusi mengenai performanya
dengan manajer mereka. Akhirnya karyawan lebih banyak dinilai oleh orang lain.
Misalnya kadang kepala perpustakaan menilai karyawan, meski tidak pernah
melakukan kontak langsung dengan mereka.
Pertanyaan
:
- Identifikasi satu komponen dalam proses
performance management process di Perpustakaan Balme yang tidak
diimplementasikan secara efektif (ada beberapa, pilih salah satu).
Komunikasi antara manajer dan petugas
perpustakaan tidak berjalan dengan baik. Mereka seakan bekerja sendiri-sendiri
dan tidak melakukan sinergi kerjasama untuk mencapai tujuan perpustakaan.
- Jelaskan mengapa implementasi komponen
spesifik yang Anda pilih mengakibatkan dampak negatif dalam arus
performance management process secara keseluruhan.
Karena komunikasi antara atasan dan
bawahan tidak bekerja dengan baik, akhirnya tidak ada kesepakatan arah dalam
kinerja. Akhirnya muncul ketidakjelasan saat melaksanakan pekerjaan : manajer
hanya melakukan apa yang menjadi tugasnya, sedangkan karyawan melakukan
tugasnya sendiri. Perpustakaan tentunya melayani berbagai pengunjung dengan
latar belakang yang beragam, dan bisa saja muncul kasus khusus yang tidak mampu
petugas perpustakaan tangani namun tidak
mendapat tanggapan dan bahkan tidak dikonsultasikan pada manajer. Hal ini bisa
menimbulkan tingkat pelayanan yang buruk, karena tidak adanya kesepakatan
antara antasan dan bawahan mengenai apa saja yang harus dilakukan dan apa saja
yang tidak boleh dilakukan, negitu pula dengan apa saja yang harus dikerjakan
bila muncul masalah tertentu ataupun kebutuhan khusus yang dialami oleh
sebagian pengunjung yang datang.
Dengan tingkat pelayanan yang buruk,
hal ini bisa menimbulkan image negatif bagi perpustakaan di benak pengnjung,
maupun perpustakaan-perpustakaan lain yang terhubung dengan perpustakaan Balme.
Selain itu, tingkat pelayanan yang buruk juga mengindikasi adanya rendahnya
performa perpustakaan. Sayangnya, rendahnya performa ini juga diperparah dengan
tidak adanya tinjau ulang dan komunikasi antara kedua belah pihak.
- Diskusikan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan implementasi komponen yang telah Anda sebutkan sebelumnya di pertanyaan
nomor 1.
Walau bagaimanapun, setiap elemen
disini harus melakukan pembenahan. Namun masalah utama adalah komunikasi antara
kedua belah pihak, dan inisiatif leader sangat diperlukan dalam kasus ini.
Dengan komunikasi yang baik, manajer
dapat menjelaskan job analysis yang deskriptif pada karyawan, mereka kemudian
mampu mengimplementasikannya dalam performa mereka mengoperasikan perpustakaan.
Pembagian kerja lebih adil karena dikomunikasikan, aspirasi karyawan pun lebih
tersampaikan sehingga bila ada komponen dalam job analysis yang kurang jelas
dapat disesuaikan.
Selain itu, dengan adanya komunikasi
yang baik antara kedua belah pihak, proses penilaian kinerja bisa
ditindaklanjuti dengan lebih kontinu. Misalnya terjadinya kerjasama yang baik
antara karyawan dan manajer, akhirnya saat manajer lupa atau lalai memberikan feedback dari form kinerja yang telah
dilengkapi bisa diingatkan kembali oleh karyawan. Akhirnya dari tindak lanjut
tersebut, bisa dilakukan diskusi untuk melakukan perbaikan dan pembenahan.
Sehingga tidak ada pengisian form yang sia-sia, karena adanya timbal balik yang
dilakukan karena komunikasi telah berjalan dengan baik.
Seandainya manajer lebih intens
melakukan komunikasi dengan bawahan, mereka akan memiliki kesamaan tujuan untuk
memberikan performa terbaiknya bagi kelangsungan perpustakaan. Sehingga tiap
orang tidak bekerja sendiri-sendiri, dan tujuan perpustakaan menjadi lebih
jelas kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar