Senin, 16 Juni 2014
Case Study 6-4 : Minimizing Biases in Performance Evaluation at Expert Engineering, Inc.
Seorang
insinyur veteran yang bernama Demetri telah bekerja untuk Expert Engineering,
Inc. selama hampir 15 tahun. Sejarah evaluasi kinerja di perusahaan itu
merupakan suatu proses yang unik dan lama. Dia baru saja dipromosikan pada
posisi kepala di perusahaannya. Semua kepala terlibat dalam proses evaluasi
kinerja insinyur karena pemilik perusahaan percaya pada evaluasi dan feedback
yang berasal dari banyak sumber untuk mencegah sikap pilih kasih dan mendorong
budaya berbasis merit-pay. Pada saat yang sama, perusahaan mempunyai sejarah
yang panjang dalam menggunakan form penilaian kualitas kinerja dan pertemuan tinjauan
untuk memastikan penilaian kinerja yang lebih akurat.
Beberapa
bulan yang lalu, perusahaan memulai inisiatif perekrutan besar-besaran sebanyak
selusin insinyur baru, sembilan di antaranya ternyata lulusan dari Universitas
Purdue, yang merupakan Universitas dimana Demetri dulu berkuliah. Benar saja,
Demetri yang aktif dalam memajukan inisiatif perekrutan. Ada ketegangan dan
ketidakpuasan di antara kepala bagian yang lain, yang khawatir adanya sikap
pilih kasih, peringkat kinerja yang bias dan keputusan promosi yang tidak adil
semakin meningkat.
1. Berikan
diskusi secara detail tentang faktor-faktor distorsi peringkat yang disengaja
maupun tidak yang mungkin muncul dalam situasi ini.
Faktor-faktor distorsi yang
disengaja, yaitu menaikkan atau menurunkan skor/ nilai kinerja. Hal ini dapat
dilakukan oleh penilai karena ada motif tertentu, misalnya ingin menjaga
hubungan yang baik dengan kolega, seorang supervisor ingin menghindari adanya
konfrontasi dengan bawahannya, atau mungkin ada keterlibatan perasaan subyektif
suka dan tidak suka dari penilai. Hal ini sudah merupakan bentuk ketidakadilan
yang akan berdampak negatif dan berpotensi menjadi masalah besar bila dilakukan
terus-menerus. Manajer hendaknya mampu memberikan nilai dengan obyektif, karena
manajer adalah orang-orang yang dianggap mampu untuk melakukan sistem tersebut.
Selain karena jabatan tersebut adalah kepercayaan yang tidak seharusnya
sia-sia, karyawan tidak terenggut kesetaraannya karena penilaian yang
subyektif.
Sedangkan faktor distorsi yang tidak sengaja
dikarenakan informasi penilaian kinerja diperoleh dengan hasil pengamatan yang
disimpan dalam ingatan tanpa dicatat kemudian mengingat kembali saat mengisi
lembar penilaian kinerja, hal ini merupakan tugas yang cukup kompleks, sehingga
faktor lupa bisa saja terjadi. Sebuah pencatatan yang tidak sistematis sangat
diragukan aktualisasi dan kepercayaannya. Hal ini berpotensi menimbulkan
subyektivitas penilaian karena tata cara penilaian hanya dilakukan berdasarkan
daya ingat. Memang manusia memiliki tingkat daya ingat selektif, yang akan
mengingat kejadian-kejadian tertentu yang memiliki kesan dan ‘tidak biasa’.
Namun ingatan manusia kadang hanya bisa memunculkan hal-hal yang baik-baik
saja, atau bahkan hal-hal yang buruk saja. Sehingga kemungkinan melakukan
hal-hal yang subyektif dalam penilaian makin besar. Bila hal ini tidak
diperbaiki, maka ketidakadilan akan berlanjut. Perlunya kesadaran manajer untuk
melakukan pencatatan yang disiplin untuk memastikan bahwa subyektivitas bisa
ditekan.
2. Evaluasi
jenis program training yang dapat meminimalkan faktor-faktor yang Anda
utarakan. Apa yang Anda rekomendasikan dan mengapa?
Faktor-faktor distorsi penilaian kinerja baik yang
disengaja maupun tidak dapat diminimalkan dengan beberapa program training, di
antaranya program training yang terkait dengan informasi, motivasi dan
keahlian/skill. Misalnya terkait dengan informasi, program training menujukan
gambaran ikhtisar pada keseluruhan sistem manajemen kinerja. Terkait dengan
motivasi, program training yang diberikan pada penilai yaitu diberikan
pengertian bahwa informasi yang diberikan oleh penilai secara akurat akan
memberikan mereka keuntungan secara langsung dan nyata. Tidak ada sistem
manajemen kinerja yang sangat mudah, dan rating kinerja pada dasarnya
subyektif, walau bagaimanapun, implementasi seperti program training, bersama
dengan akuntabilitas dan reward yang dikaitkan dengan rating akurat, akan
memberikan penilai motivasi dan keahlian/skill yang dibutuhkan untuk
meminimalkan kesalahan penilaian/rating.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar