Kamis, 07 Agustus 2014
Chapter 11 : LEGALLY REQUIRED BENEFITS
Pemerintah membangun program untuk
melindungi pekerja dari kejadian katastropik seperti ketidakmampuan bekerja dan
pengangguran. Hukum diperlukan untuk melindungi program demi meningkatkan
perlindungan dan kesehatan karyawan, menjaga keberlangsungan pendapatan
pekerja, dan mengurangi krisis keluarga.
Hukum dibutuhkan untuk membentuk
asuransi sosial. Program asuransi didesain untuk mengurangi kemungkinan
seseorang menjadi pengangguran atau luka parah saat bekerja yang menjadikan mereka
miskin. Program asuransi sosial ini juga bertujuan menstabilisasi
keberlangsungan anggota keluarga yang bergantung pada seseorang yang
pengangguran atau luka parah.
Komponen
Legally Required Benefits
Latar
Belakang Sejarah
Sebagai hasil dari penyakit sosial, program dalam
hukum ini bertujuan meringankan berbagai konsekuensi dari problem sosial :
Ø Asuransi
Pengangguran
Pemerintah menginvestasi pembayaran
ini dan menyalurkan dana sesuai kebutuhan. Asuransi pengangguran sebenarnya
digunakan untuk semua pekerja dengan pengecualian bagi pekerja pertanian dan
domestik.
Pengangguran sebenarnya juga tidak
membutuhkan kriteria khusussm walaupun kadang klasifikasinya berbeda tiap
likasi. Mengaplikasikan asuransi pengangguran harus pernah bekerja dlam periode
waktu tertentu. Base Period tergantung pada empat kriterai pertama dari lima
kriteria yang dipenuhi baru dapat dikategorikan sebagai pengangguran.
Syarat Asuransi Pengangguran :
1. Tidak meninggalkan pekerjaan secara sukarela
2. Mampu dan bersedia untuk bekerja
3. Aktif dalam mencari pekerjaan
4. Tidak menolak tawaran kerja yang layak
5. Tidak dipekerjakan karena perselisihan tenaga
kerja
6. Tidak diberhentikan pekerjaannya karena
pelanggaran berat di tempat kerja
Experience rating systems atau Pengalaman
sistem rating menyiratkan bahwa perusahaan dapat mengelola beban kerja pajak.
Ø Old Age,
Survivor, and Disability Insurance
Ada tiga kelas :
1. Pegawai negri sipil dengan 10 tahun pengabdian
yang bebas dari program pensiun, tapi kriteria ini tidak bebas program
perawatan kesehatan.
2. Pegawai negri yang telah dicover dibawah asuransi
pensiun lain dari kontribusi sekuritas sosial kecuali bila pemerintah memilih
untuk berpartisipasi dalam program ini.
3. Anak dibawah usia 21 tahun yang bekerja bagi orang
tua yang dibebaskan kecuali anak usia 18 tahun atau lebih yang bekerja di
bisnis orang tuanya.
Ø Tunjangan
Lansia
Seseorang mungkin menerima berbagai
tunjangan setelah pesiun, atau veteran dan program kurang mampu berbasis
seberapa banyaaak kredit yang mereka hasilkan untuk memenuhi syarat kontribusi
tunjangan. Merekan menghasilkan kredit berbasis quarter coverage dimana setara
dengan tiga bulan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun.
Seseorang yang menjadi lebih
‘terasuransi’harus memenuhi tambahan kebutuhan sebelum menerima tunjangan di beberapa
program.
Ø Tunjangan
Veteran,
Tergantung pada anak-anak dari hasil
hubungan tanpa pernikahan yang telah meninggal, dan istri dari mendiang yang
merawat anak atau anak-anak yang menerima tunjangan veteran apabila pekerja
tersebut sepenuhnya tercover oleh asuransi.
Program pensiun mengandung insentif
yang mengupayakan seseorang untuk menunda pensiun setelah mendapai masa usia
jatuh tempo.
Ø Tunjangan
Kecacatan
SSA membayar tunjangan secara serius
untuk pekerja cacat dan kelurganya. Cacat di bawah lembaga sosial berbasis
ketidakmampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum menjadi cacat dan tidak mampu untuk
menyesuaikan kondisi kerjanya karena alasan medis.
Ø Kelayakan
Tunjangan ketidakmampuan tersedia
untuk pekerja yang tidak mampu bekerja selama hasil analisa medis secara serius
menyatakan bahwa mereka tidak dapat bekerja setidaknya selama 12 bulan.
Ketidakmampuan kerja secara serius
layak menerima tunjangan selama mereka menemui dua kriteria:
Ø Kesehatan
dan medis
Medicare program terdiri dari lima
fitur terpisah :
1. Medicare Part A
Mengenai asuransi
rumah sakit, Misalnya :
Ë Perawatan kesehatan yang ramah dalam ruangan
semiprivat, makanan, perawatan umum, dan layanan rumah sakit lain.
Ë Layanan Perawatan terbatas di rumah pada paruh
waktu yang wajar dan penting, atau perawatan intermiten terampil dan rumah
pelayanan kesehatan karyawan.
Ë Fasilitas perawatan tenaga ahli, termasuk ruangan
semiprivat, makan, perawat ahli, layanan rehabilitasi, dan suplai 100 hari
pertahun.
2. Medicare Part B
Mengenai asuransi medis. Medicare Part B dibayar untuk perawatan medis
seperti pemeriksaan dokter, rawat jalan, dan pemeriksaan laboratorium, bahkan
perawatan pencegahan. Prt B juga menyediakan ambulans yang menuju rumah sakit
atau fasilitas perawatan tenaga ahli ketika faktor transportasi bisa
membahayakan kesehatan pasien terkait.
Part A mengcover
secara otomatis seseorang yang terdaftar di part B mengcovernya dalam jangka
premium bulanan.
3. Medicare Part C
Pilihan dalam penyedia perawatan
kesehatan, seperti HMO dan PPO. Medicare advantage programme, secara informal
diartikan sebagai Part C ynag menyediakan para penerima tunjangan kesempatan
utuk menerima perawatan kesehatan dari berbagai pilihan termasuk rencana
layanan fee-for-service privat, mengelola rencana perawatan, atau medical
saving account.
Fee-for-service plans menyediakan
proteksi melawan beban biaya perawatan kesehatan dalam bentuk pembayaran
tunjangan tunai pada asuransi atau secara langsung pada penyedia layanan jasa
setelah menerima layanan kesehatan.
4. Medicare Part D
Penanganan resep
obat-obatan.
5. Medigap
Tambahan asuransi sukarela untuk
membayar jasa yang tidak tercakup dalam bagian A dan B. Tersedia pula perawatan
di hampir seluruh perusahaan asuransi privat dengan tambahan biaya.
Medicare select plans adalah kebijakan
medigap yang menawarkan lower premium untuk membatasi pilihan penyedia layanan
kesehatan.
Ø Medicare
Prescription Drug Benefit
Coverage gap ini sering disebut
‘lubang donat’ karena kontribusi perawatan ini pada approval pembayaran resep
medis untuk jumlah tertentu, dengan range kurang dari satu tahun.
Ø Financing OASDI dan Program Perawatan Medis
Pendanaan OASDI dan program Medicare
membutuhkan kontribusi yang seimbang antara perusahaan dan karyawan di bawah Federal Insurance Contributions Act (FICA). Sedangkan
Self – Employment Contributions Act
(SECA) membutuhkan kontribusi self-employed individual pada OASDI dan
program medicare, tetapi dengan rerata pajak yang berbeda. Sampai tahun 2010,
FICA memerlukan perusahaan dan karyawan berkontribusi masing-masing 7,65%.
Self-employed individual biasanya dua kali lipat jumlahnya, yaitu 15,3%.
Ø OASDI Programs
Pembagian terbesar pajak FICA mendanai
program OASDI. Pajak OASDI bergantung atas taxable
wage base, yang membatasi jumlah gaji tahunan atau daftar gaji setiap
pegawai bergantung pada perpajakan.
Ø Medicare Programs
Pajak Medicare tidak bergantung pada taxable wage base. Semua daftar gaji dan
pendapatan dipajakkan. Berdasarkan SSA, banyak orang percaya bahwa pajak social
security yang mereka bayar digunaka untuk membayar benefit untuk pensiun dan
keuntungan lainnya.
Kompensasi
Bagi Pekerja dalam HukumWajib bagi Penyandang Cacat
Latar Belakang Sejarah
Ketika
terjadi kecelakaan industrial dimana umumnya pekerja menderita penyakit atau
luka dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Program asuransi kompensasi pegawai
yang dijalankan oleh pemerintah Amerika, didesain untuk menutup biaya yang
terjadi pada kecelakaan terkait pekerjaan pegawai.
ð Tujuan Kompensasi Pekerja dan Kewajiban pada
Publik
Enam basis tujuan yang melandasi hukum
kompensasi pekerja, yaitu :
1. Menyediakan kepastian, dorongan dan alasan
pendapatan dan tunjangan medis untuk korban kecelakaan kerja atau tunjangan
pendapatan untuk tanggungan, terlepas dari kesalahan pekerja terkait.
2. Menyediakan pengobatan tunggal dan mengurangi
penundaan proses pengadilan, biaya dan beban kerja yang meningkat di luar
personal injury litigation.
3. Meringankan amal dari saluran keuangan publik dan
swasta.
4. mengeliminasi pembayaran ngkos pengacara dan saksi
selama waktu penggunaan ujiboba dan banding
5. Mendorong ketertarikan maksimal manajer dalam
keamanan dan rehabilitasi melalui mekanisme pendekatan tingkat pengalaman.
6. Meningkatkan studi kecelakaan frank daripada menyembunyikan
kesalahan, mengurangi tingkat kecelakaan dapat mencegah penderitaan seseorang
Karyawan harus menemukan program
kompensasi berdasarkan panduan pemerintah. Partisipasi dari program kompensasi
pekerja merupakan kewajiban.
Banyak perusahaan memilih asuransi
pribadi karena hal itu memberikan karyawan lebih banyak kebijaksanaan dalam
adminisrasi resiko pribadi mereka. Namun, perusahaan asuransi pribadi harus
membayar pekerja merek tunjangan yang sama yang dibayarkan oleh dana pemerinta
dar karir asuransi privat.
ð Bagaimana kompensasi Pekerja dibandingkan dengan
Tunjangan Kemananan Sosial
Kompensasi pekerja dibayarkan untuk
perawatan kesehatan yang terkait luka atau kecelakaan yang terjadi akibat
pekerjaan dimulai segera sejak kejadian. Dan diayarkan secara temporer dalam
periode tunggu tertentu.
ð Tren baru dalam kompensasi Pekerja
Klaim kompensasi karyawan telah
meningkat secara dramatis dalam jumlah klaim dan nilainya.
ð Hak Karyawan dalam program kompensasi pekerja
Patisipasi karyawan dalam merancang
kompensasi dalam regulasi sangat diperlukan, dari torts yang diinisiasi dari
pekerja yang terluka berbasis prinsip tidak bersalah dari program ini, ada
empat kemungkinan dari aksi kekebalan hukum :
1) Employer Intentional Act
2) Perkara hukum gugatan balik karyawan dalam tuduhan
pada manajer
3) Perkara hukum melawan ketidakpatuhan pada manajer
4) Perkara hukum terkait hubungan Dual Capacity
ð Hukum Internasional Pekerja
Ada dua jenis perkara hukum yang
menyatakan employer’s intentional act yang membahayakan karyawan :
1) Disengaja dan Mengetahui Gugatan
Memerlukan kesengajaan maajer dan niat
mengetahui merugikan setidaknya satu karyawan
2) Pelanggaran suatu kewajiban afirmatif
Affirmative action (tindakan
afirmatif) adalah kebijakan yang diambil yang bertujuan agar kelompok/golongan
tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan
kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama. Bisa juga diartikan sebagai
kebijakan yang memberi keistimewaan pada kelompok tertentu.
Terjadi saat seorang manajer gagal membuktikan satu atau lebih pekerja
telah melakukan tindakan membahayakan atau menajer tidak menyingkap kondisi
medis yang disebabkan pembuktian.
ð Balas dendam melawan pekerja yang mengajukan klaim
kompensasi
Balas dendam biasanya memerlukan efek
merugikan terkait status pekerja atau penghentian hubungan kerja. Karyawan
mungkin saja memulai perkara hukum dengan mengklaim aksi balas dendam kemudian
memiliki beban pembuktian untuk menetapkan tindakan sanksi legal mereka sebagai
kebutuhan bisnis.
ð Employer NonCompliance
Komepnsasi pekerja mewajibkan manajer
untuk memenuhi hukum yang ditetapkan. Manajer memulai untuk melengkapu
kewajiban mereka dengan mebeli asuransi dari dana pemerintah, asuransi karir
swasta, atau melalui asuransi pribadi. Kegagalan kompensasi pekerja mungkin
saja mengarah pada lebih banyak konsekuensi seperti penyelewengan dana atau
tindakan kriminal.
ð Dual Capacity
Doktrin legal yang ditetapkan dalam
hubungan antara karyawan dan manajer. Sebuah perusahaan mungkin secara spesifik
memenuhi peran untuk karyawan dimana secara komplit berbeda dari perannya
sebagai manajer. Terluka saat mennggunakan produk yang dimiliki manajer saat
bekerja adalah contoh dari dual capacity.
Aturan hukum di mana seorang terdakwa
yang memiliki dua atau lebih hubungan dengan penggugat mungkin bertanggung
jawab di bawah salah satu hubungan. Misalnya, seorang majikan mungkin akan
bertanggung jawab dalam dua cara untuk karyawan yang menimbulkan luka-luka pada
pekerjaan sebagai hasil dari menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
majikan bahwa: pertama, sebagai majikan dari karyawan terluka, dan kedua,
sebagai produsen dari produk atau jasa yang menyebabkan cedera pada karyawan.
Karyawan terluka maka mungkin baik mengumpulkan keuntungan untuk
pekerjaan-terkait cedera di bawah kompensasi pekerja atau menuntut majikan
sebagai penghasil produk yang cacat atau jasa.
Financing Workers’
Compensation programs
Aturan kompensasi pegawai mengkhususkan
metode pembiayaan yang diperbolehkan. Perusahaan umumnya mengasuransikan
kompensasi pegawai melalui karir privat atau melalui dana pemerintah. Pendanaan
pihak ketiga, asuransi diri, membutuhkan perusahaan mendepositkan ikatan pasti,
memungkinkan mereka membayar klaim pegawai secara langsung. Banyak perusahaan
memilih self-insurance karena memberikan diskresi yang lebih besar dalam
memberikan resiko mereka.
Employer dan employee tax
obligation
Pada umumnya pegawai tidak membayar
pajak pada benefit kompensasi. Akan tetapi ada tiga persoalan yang membutuhkan
pembayaran pajak, antara lain :
·
Ketika
mereka kembali bekerja untuk tugas ringan
·
Ketika
mereka menurunkan benefit social security
·
Ketika
sakit atau luka mereka tidak secara langsung terkait dengan pekerjaan
Family and Medical Leave
Act of 1993
Ketetapan ini bertujuan untuk
menyediakan perlindungan kerja bagi pegawai dalam hal keadaan darurat keluarga
atau medis. Dalam ketetapan ini pegawai dijamin boleh pergi dan berhak kembali
pada posisi yang telah ditinggalkan atau posisi lain yang ekuivalen dengan
kesamaan benefit, kompensasi dan kondisi lainnya.
Judul I FMLA menyatakan :
Pegawai yang layak berhak untuk bekerja
tidak dibayar selama 12 minggu pergi selama periode 12 bulan dengan tiga
alasan, yaitu : kelahiran atau penempatan adopsi anak, kondisi kesehatan yang
cukup serius baik pada pegawai, anak atau orang tua pegawai. Pergi boleh
diambil untuk kelahiran atau penempatan anak hanya dalam 12 bulan kelahiran
atau penempatan.
Kriteria minimum untuk kelayakan
ketetapan ini antara lain: pegawai yang layak harus dipekerjakan oleh
perusahaan privat atau oleh unit pemerintah. Pekerja yang layak juga harus
dipekerjakan selama paling sedikit 12 bulan oleh perusahaan. Yang terakhir,
pekerja yang layak telah memberikan paling sedikit 1250 jam pelayanan selama
periode 12 bulan sebelumnya untuk membuat permintaan meninggalkan kerja.
The Benefits and Costs of Legally Required Benefits
Benefit yang diperoleh pegawai tidak
sama seperti kompensasi yang lain (merit, pay-for knowledge, dan insentif),
yang mana dalam program ini, jumlah kompensasi yang diterima pegawai
bervariasi, sesuai dengan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. Benefit
cenderung menekankan pada kecukupan sosial yang berprinsip bahwa benefit
didesain untuk menyediakan pendapatan tambahan kepada semua penerima benefit
tanpa melihat performa di tempat kerja.
Legally
required benefit
menjadi hambatan bagi perusahaan dalam jangka pendek karena menyebabkan
pengeluaran tambahan bagi perusahaan (kontribusi yang dimandati oleh Social
Security Act dan berbagai aturan kompensasi pekerja lainnya). Tanpa ini,
seharusnya perusahaan dapat mengalokasikan pengeluaran pada kompensasi langsung
yang dapat meningkatkan produktivitas, dan kualitas produk maupun jasa.
Manajemen SDM dapat meminimalkan biaya
benefit dengan dua cara, yaitu menurunkan klaim kompensasi pegawai, dengan
strategi program keselamatan di tempat kerja. Cara kedua yaitu dengan
mengintegrasikan biaya kompensasi benefit pegawai dengan program benefit
lainnya. Karena dengan menurunkan biaya administratif melalui integrasi yang
mencakup semuanya, semakin baik akses catatan medis semua pegawai dan penurunan
ligitasi.
Designing and Planning the Benefits
Program
Dalam mendesain dan merencanakan
program benefit untuk pegawai, perusahaan dapat melibatkan pegawai dalam
program pengembangan tersebut, karena mereka mungkin akan menerima dan
menghargai benefit yang mereka terima. Cara melibatkan pegawai dalam proses
menentukan benefit antara lain dengan survei, interview, dan grup fokus.
Dalam rangka mendesain program
benefits, beberapa hal fundamental yang harus diperhatikan, antara lain :
·
Determining
who receives coverage
Perusahaan
menentukan apakah memberikan benefit kepada pegawai full-time atau part-time ,
atau hanya kepada pegawai full-time saja.
·
Deciding
whether to include retirees in the plan
Keputusan
ini berpusat pada apakah memberikan asuransi kesehatan untuk pegawai pensiunan,
yang dapat memberikan perlindungan kesehatan yang memadai.
·
Probationary
Period
Probationary
period, atau masa
percobaan yaitu periode dimana pegawai yang masih baru masuk kerja dan masih
dalam masa percobaan, sehingga status kepegawaiannya masih belum dipastikan.
Banyak perusahaan yang memilih untuk tidak memberikan benefit kepada pegawai
dalam masa percobaan.
·
Financing
Manajer
SDM juga harus memikirkan tentang bagaimana membiayai benefit. Manajer
menentukan apakah menggunakan pembiayaan non-contributory, dimana perusahaan
berasumsi total biaya untuk setiap benefit diskresioner; dengan pembiayaan
contributory, perusahaan dan pegawainya saling berbagi untuk pembiayaan; atau
employee-financed benefits, dimana perusahaan tidak berkontribusi dalam
pembiayaan untuk benefit diskresioner. Mayoritas perencanaan benefit saat ini
adalah contributory, karena biaya benefit saat ini sedang melonjak.
·
Employee
Choice
Keputusan
tentang tingkat pilihan yang dimiliki pegawai untuk menentukan benefit yang
mereka terima. Flexible benefits plan atau cafetaria plan, yaitu pegawai dapat
memilih jenis benefit yang ingin didapat dari perusahaan, sebagai kebalikan
dari pegawai menerima jenis benefit yang sama.
·
Cost
Containment
Manajer
SDM saat ini mencoba untuk menahan biaya, karena kenaikan biaya perawatan
kesehatan begitu fenomenal, sehingga benefit pegawai sekarang diperhitungkan
berdasarkan persentase substansial dari total kompensasi.
·
Communication
Benefit
bagi pegawai sering dianggap sebagai sebuah hak pegawai, sehingga dapat diduga
bahwa pegawai tidak menyadari nilai
benefit tersebut. Pemberian benefit yang membutuhkan biaya yang cukup besar,
perusahaan seharusnya menyampaikan kepada pegawai tentang nilai-nilai dan
keuntungan yang diperolehnya. Komunikasi yang efektif mempunyai tiga tujuan
utama, antara lain:
·
Menciptakan
kesadaran dan apresiasi terhadap benefit yang dapat meningkatkan kondisi
finansial, fisik dan mental pegawai.
·
Memberikan
pengertian yang lebih dalam tentang benefit yang tersedia
·
Mendorong
kebijaksanaan dalam menggunakan benefit
Kasus : Benefits for Part-Time Workers
Jackson, Smith and Henderson CPA (JSH) dengan
pegawai yang hanya di bawah 100 orang, merupakan salah satu perusahaan
certified public accounting (CPA) yang berkembang pesat di area ini. Alan Jones
baru saja direkruit sebagai direktur SDM dan mempunyai banyak tantangan yang
harus dihadapi.
Periode pembukaan benefit yang semakin
mendekat, pekerjaan pertama Alan adalah mereview penawaran benefit perusahaan
yang dapat menjadikan JSH mencapai keunggulan kompetitifnya di area tersebut.
Berdasarkan legally required benefit, perusahaan saat ini menawarkan paket
dasar benefit mencakup asuransi perawatan kesehatan, rencana 401 (k), hari
liburan, dan cuti sakit. Saat ini, semua pegawai full time, dan layak menerima benefit. Tetapi dua
pegawai akhir-akhir ini meminta jadwal part-time. Karena lebih jauh perusahaan
juga membutuhkan pegawai part-time, Alan membuat sebuah rekomendasi, apakah
perusahaan harus memberi benefit pada pegawai part-time.
Survei nasional perusahaan CPA menunjukkan
kebijakan benefit untuk pegawai part time, antara lain : 95% time off, 75%
asuransi kesehatan, 67% benefit pensiunan. Alan menawarkan pemberian benefit
pada semua pegawai, baik pegawai full-time maupun pegawai part-time agar bisa
kompetitif dengan perusahaan CPA lainnya. Akan tetapi, menimbang banyaknya
biaya yang harus dikeluarkan, membat Alan harus mempertimbangkan dengan baik
keputusan yang akan diambil.
Diskusi :
·
Pertimbangan
Alan untuk memberikan benefit pada pegawai part-time yang sama dengan pegawai
full-time yaitu demi mencapai keunggulan kompetitif perusahaan, akan tetapi
jika Alan memberikan benefit berupa asuransi kesehatan, paid time off dan
rencana 401 (k), budget untuk kompensasi sangat perlu diperhitungkan. Sehingga
dalam hal ini Alan harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain :
·
Siapa
yang akan menerima benefit
·
Pendanaan
benefit
·
Lingkungan
Kerja yang kompetitif
·
Cost
containment
Menurut kami, perusahaan perlu memberikan
benefit pada pegawai part-time, meskipun tidak semua benefit, terkait dengan
ketatnya anggaran kompensasi. Kami merekomendasikan paid time off dan rencana
401 (k). Asuransi kesehatan bagi pegawai akan dapat meningkatkan kinerjanya dan
menurunkan jumlah pegawai absen. Tetapi, biaya untuk perawatan kesehatan yang
sangat tinggi dapat membebani perusahaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih ringkasan materinya, sangat berguna buat kuliah
Posting Komentar